Video: Iran Pamerkan Jet Tempur Siluman Qaher F-313
Di hari ketiga Sepuluh Hari Kemenangan Fajar, jet tempur Qaher-313 produksi Departemen Pertahanan Republik Islam Iran dipamerkan dengan dihadiri Presiden Mahmoud Ahmadinejad.
Menurut laporan Mehr News, Menteri Pertahanan Iran, Ahmad Vahidi seraya mengucapkan selamat atas keberhasilan besar bangsa ini dalam merealisasikan instruksi Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, seluruh tahap pembuatan Qaher-313 mulai dari rencana hingga produksi ditangani oleh teknisi dan ilmuwan Badan Industri Udara Departemen Pertahanan.
Vahidi saat menjelaskan keunggulan jet temput Qaher-313 menambahkan, pesawat temput ini dalam bentuknya memiliki keistimewaan tersendiri. Pesawat ini juga memiliki kemampuan terbang rendah.
Sementara itu, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, yang berbicara dalam upacara pembukaan, menegaskan bahwa pertahanan Iran tidak ditujukan untuk "ekspansi dan agresi terhadap negara lain.
Ahmadinejad juga menyatakan bahwa jet tempur telah benar-benar dirancang dan diproduksi oleh para ahli Iran.
Qaher-313 dikatakan mirip dengan F/A-18 AS-built, meskipun penampilan mirip dengan F-5E / F Tiger II.
Pembom satu kursi baru telah dibuat berdasarkan state-of-the-art teknologi dan prestasi pertahanan modern.
Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah membuat prestasi besar di sektor pertahanan dan memperoleh swasembada peralatan militer penting dan sistem pertahanan.
Azarakhsh adalah pesawat jet tempur pertama Iran dalam negeri diproduksi.
Saeqeh jet tempur adalah pesawat tindak lanjut, berasal dari Azarakhsh. Iran meluncurkan skuadron pertama dari pembom tempur Saeqeh dalam pertunjukan udara pada bulan September 2010.
Theran telah berulang kali meyakinkan negara-negara lain, khususnya negara tetangga, bahwa kekuatan militernya tidak menimbulkan ancaman bagi negara-negara lain, yang menyatakan bahwa doktrin pertahanan semata-mata didasarkan pada pencegahan. (IRIB Indonesia/MF/RM)
Riyadh Boyong Lockheed Martin AS ke Saudi
Perusahaan pertahanan AS, Lockheed Martin telah membuka sebuah cabang di Arab Saudi. King Abdulaziz City for Science and Technology (KACST) pada Ahad (3/2) menandatangani perjanjian kemitraan dengan Lockheed Martin yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan negara.
Menurut perjanjian tersebut, Lockheed Martin tidak hanya akan memberikan pelatihan keahlian militer dan pertahanan untuk Arab Saudi, tetapi juga akan membantu negara meningkatkan pengembangan teknologi melalui cabangnya.
Lockheed Martin menegaskan komitmennya untuk meningkatkan penciptaan lapangan kerja, transfer teknologi, dan pembangunan kapasitas di sektor kedirgantaraan dan komersial untuk mendukung Visi Arab Saudi 2020 dan kemampuan pertahanan nasional yang kuat.
Presiden dan CEO Lockheed Martin, Marillyn Hewson mengatakan, "Arab Saudi merupakan pasar strategis yang penting bagi perusahaan kami dan hari ini menandai langkah penting dalam memperkuat kemitraan kami dengan Riyadh. Kami telah mendukung Saudi selama hampir lima dekade, dan berkomitmen untuk bekerja sama dengan mitra lokal kami untuk mengembangkan peluang bisnis yang saling menguntungkan untuk masa depan."
"AS memiliki kemitraan strategis yang kuat dengan Saudi dan kami merasa terhormat untuk menjadi bagian dari tim itu. Jadi, kami berharap dapat bekerja erat dengan mitra kami Saudi untuk mendukung upaya Riyadh menciptakan ekonomi yang lebih terfokus pada teknologi sebagai bagian dari Visi Arab Saudi 2020," tambahnya.
Hewson mengatakan, "Kami fokus pada pengembangan kemitraan yang mempertahankan pekerjaan jangka panjang bagi orang-orang Saudi di sektor keamanan, kedirgantaraan, dan komersial."
Sementara itu, Kepala Eksekutif Lockheed Martin Arab Saudi, Alan Chinoda mengatakan, "Dengan dibukanya kantor baru kami di Riyadh, Lockheed Martin Saudi jelas memperkuat komitmen jangka panjang untuk Arab Saudi."
"Kami sekarang lebih baik diposisikan untuk mengembangkan usaha bisnis, inisiatif strategis, kemitraan lokal dan, yang paling penting, bakat lokal," katanya.
Kerjasama itu difokuskan untuk membantu Saudi menjawab tantangan keterampilan dekade berikutnya. Melalui kemitraan ini, Lockheed Martin bekerja untuk memberdayakan kaum muda Saudi melalui transfer pendidikan, pengetahuan dan keterlibatan, membawa manfaat nyata jangka panjang kepada Arab Saudi.
Mengomentari kemitraan itu, Duta Besar AS untuk Riyadh James B. Smith mengatakan, "Kemitraan merupakan elemen penting dari hubungan strategis yang kuat antara AS dan Arab Saudi dan bagian penting dari mempertahankan aliansi pemerintah kami untuk masa depan."
Lockheed Martin, yang berkantor pusat di Bethesda, Maryland, AS, adalah perusahaan keamanan global dan kedirgantaraan yang mempekerjakan sekitar 120.000 orang di seluruh dunia.
Perusahaan ini bergerak dalam penelitian, desain, pengembangan, manufaktur, integrasi, dan mempertahankan sistem teknologi canggih, produk, dan jasa. Penjualan bersih pada tahun 2012 mencapai 47,2 miliar dolar. (IRIB Indonesia/RM/NA)
'Warga Cyber' Pertanyakan Kesuksesan Iran Kirim Kera ke Antariksa
BANJARMASINPOST.CO.ID, TEHERAN - Pada 28 Januari lalu, pemerintah Iran menyatakan telah berhasil meluncurkan seekor kera ke orbit Bumi menggunakan wahana angkasa Pishgam dan kembali dengan selamat.
Klaim ini diperkuat dengan kabar di sejumlah media pemerintah Iran yang memperlihatkan para ilmuwan Iran tengah mengeluarkan kera itu dari wahana angkasa yang kembali mendarat di Bumi.
Namun, klaim pemerintah Iran ini kemudian mengundang pertanyaan warga cyber atau para pengguna dunia maya. Mereka mempertanyakan foto-foto yang dirilis pemerintah Iran diduga menampilkan kera yang berbeda saat akan diluncurkan dan saat kembali di Bumi.
Saat akan diluncurkan kera itu berbulu abu-abu muda dengan semacam tahi lalat berwarna merah di atas mata kanannya. Namun, dalam foto yang diambil saat kera itu dikeluarkan dari kapsul Pishgam, berwarna lebih gelap dan di atas mata kanannya tidak ada tahi lalat merah.
Perbedaan dalam kedua foto itu ditunjukkan sejumlah media Barat, yang memang sejak awal mempertanyakan klaim pemerintah Iran itu. Apalagi upaya Iran sebelumnya mengirim kera ke angkasa luar pada 2011 berakhir dengan kegagalan.
Di situs jejaring sosial beberapa komentar miring muncul menanggapi foto kera itu.
"Si kera pergi ke angkasa luar dan bertemu dokter yang menghilangkan tahi lalatnya," ujar seorang pengguna internet.
Hingga Sabtu (2/2/2013) malam, pemerintah Iran sejauh ini belum menanggapi semua pertanyaan ini.
Dua situs berita yang dekat dengan pemerintah Iran, Rajanews dan Nasimonline, tanpa mengutip sumber tertentu mengatakan foto-foto kera yang dirilis sebelum peluncuran roket adalah arsip peluncuran kera pada 2011 yang gagal.
Namun, foto-foto yang dirilis usai peluncuran adalah kera yang berhasil kembali dengan selamat dari orbit Bumi.
Sumber : Sky News/AFP
Klaim ini diperkuat dengan kabar di sejumlah media pemerintah Iran yang memperlihatkan para ilmuwan Iran tengah mengeluarkan kera itu dari wahana angkasa yang kembali mendarat di Bumi.
Namun, klaim pemerintah Iran ini kemudian mengundang pertanyaan warga cyber atau para pengguna dunia maya. Mereka mempertanyakan foto-foto yang dirilis pemerintah Iran diduga menampilkan kera yang berbeda saat akan diluncurkan dan saat kembali di Bumi.
Saat akan diluncurkan kera itu berbulu abu-abu muda dengan semacam tahi lalat berwarna merah di atas mata kanannya. Namun, dalam foto yang diambil saat kera itu dikeluarkan dari kapsul Pishgam, berwarna lebih gelap dan di atas mata kanannya tidak ada tahi lalat merah.
Perbedaan dalam kedua foto itu ditunjukkan sejumlah media Barat, yang memang sejak awal mempertanyakan klaim pemerintah Iran itu. Apalagi upaya Iran sebelumnya mengirim kera ke angkasa luar pada 2011 berakhir dengan kegagalan.
Di situs jejaring sosial beberapa komentar miring muncul menanggapi foto kera itu.
"Si kera pergi ke angkasa luar dan bertemu dokter yang menghilangkan tahi lalatnya," ujar seorang pengguna internet.
Hingga Sabtu (2/2/2013) malam, pemerintah Iran sejauh ini belum menanggapi semua pertanyaan ini.
Dua situs berita yang dekat dengan pemerintah Iran, Rajanews dan Nasimonline, tanpa mengutip sumber tertentu mengatakan foto-foto kera yang dirilis sebelum peluncuran roket adalah arsip peluncuran kera pada 2011 yang gagal.
Namun, foto-foto yang dirilis usai peluncuran adalah kera yang berhasil kembali dengan selamat dari orbit Bumi.
Sumber : Sky News/AFP
Dua Bom Meledak di Dekat Markas Intelijen Suriah
Serangan dua bom mobil di sebuah kompleks militer di kota Palmyra di Provinsi Homs Suriah melukai 20 orang.
Bom-bom tersebut meledak di dekat markas intelijen militer di daerah kota Palmyra. Demikian dilaporkan Xinhua mengutip situs berita Ajel Newspada Rabu (6/2).
Serangan itu terjadi ketika bentrokan antara militer Suriah dan para militan yang mendapat dukungan dari asing masih berkobar di pintu masuk pinggiran Jobar, di sebelah selatan Damaskus, ibukota Suriah.
Pada Ahad, pasukan pemerintah Suriah berjuang melawan sekelompok orang bersenjata yang mencoba memasuki kota Talkalakh yang terletak di 150 kilometer barat laut Damaskus. (IRIB Indonesia/RA)
Bom-bom tersebut meledak di dekat markas intelijen militer di daerah kota Palmyra. Demikian dilaporkan Xinhua mengutip situs berita Ajel Newspada Rabu (6/2).
Serangan itu terjadi ketika bentrokan antara militer Suriah dan para militan yang mendapat dukungan dari asing masih berkobar di pintu masuk pinggiran Jobar, di sebelah selatan Damaskus, ibukota Suriah.
Pada Ahad, pasukan pemerintah Suriah berjuang melawan sekelompok orang bersenjata yang mencoba memasuki kota Talkalakh yang terletak di 150 kilometer barat laut Damaskus. (IRIB Indonesia/RA)
Teroris Gunakan 12 Anak Suriah Sebagai Tameng Hidup
Pemberontak bersenjata Suriah di kota Allepo menyendera sejumlah warga termasuk 12 anak-anak dan menjadikan mereka sebagai tameng hidup.
Televisi Alalam, Rabu (6/2) melaporkan, gerombolan teroris Suriah di wilayah Al Sabil kota Allepo menyandera 30 warga termasuk 12 anak-anak dan menggunakan mereka sebagai tameng hidup. Para teroris di kota Allepo juga membunuh saudara Ahmad Al Hamzah anggota parlemen Suriah.
Pasukan pemerintah Suriah dikabarkan berhasil menewaskan puluhan teroris bersenjata dalam sebuah operasi yang digelar di kota Idlib.
Selain itu, ledakan bom terjadi di sebuah tempat pembuatan bom tangan di kota Deir Al Zour dan seluruh teroris yang berada di tempat itu tewas.
Di tempat yang sama, pasukan pemerintah Suriah berhasil menumpas puluhan teroris. (IRIB Indonesia/HS)
Alasan Israel Serang Pusat Penelitian Ilmiah Suriah
Menteri Pertahanan Suriah, Jend. Fahd Jassem al-Freij menyatakan, kegagalan rencana serangan kelompok teroris ke pusat penelitian ilmiah Jamraya di luar kota Damaskus memaksa Rezim Zionis Israel turun tangan langsung menyerang pusat penelitian ini.
Jend. Fahd Jassem al-Freij saat diwawancarai televisi Suriah menjelaskan alasan Israel turun tangan langsung menyerang pusat riset ilmiah Jamraya. Menurutnya, gagalnya serangan kelompok teroris ke pusat penelitian ini menjadi alasan utama Tel Aviv untuk melaksankan rencana tersebut secara langsung.
Menteri Pertahanan Suriah seraya menekankan kekalahan konspirasi anti negaranya menjelaskan, Rezim Zionis Israel menginstruksikan kepada kelompok teroris menyerang unit-unit pertahanan udara Suriah dan menarik mereka dari tubuh militer. Ia menambahkan, Israel menyadari bahwa Suriah memiliki unit-unit pertahanan udara yang ditempatkan di seluruh wilayah negara ini. Unit anti udara ini tidak akan membiarkan pesawat tempur Israel melanggar zona udara Suriah.
Jend. Fahd Jassem al-Freij juga menjelaskan alasan mengapa Suriah sampai mengalami kondisi rumit seperti saat ini. "Setiap warga Suriah dan Arab mengetahui bahwa Presiden Bashar al-Assad menjadi pemimpin poros muqawama di kawasan," tandas al-Freij.
Suriah memainkan peran signifikan sebagai poros muqawama anti Amerika Serikat dan Israel di kawasan Timur Tengah. Negara ini ibarat benteng kokoh yang melindungi negara kawasan dan Islam. Sebelum meletusnya krisis di Suriah, aliansi Israel-AS dengan berbagai cara berusaha untuk menghapus Damaskus sebagai poros muqawama.
Teror Rafiq Hariri, mantan perdana menteri Lebanon tahun 2005, penarikan militer Suriah dari Lebanon dalam koridor resolusi 1559 Dewan Keamanan PBB serta serangan Israel tahun 2006 ke Lebanon termasuk agenda AS-Israel untuk menghapus Suriah dari poros muqawama, namun konspirasi mereka tersebut gagal.
Setelah gagal menghapus Suriah dari poros muqawama maka dicetuskanlah rencana baru dan kali ini AS-Israel menggulirkan program pelengseran Bashar al-Assad melalui konspirasi internal di Damaskus. Sejak Maret 2011, orang-orang bayaran menjalankan konspirasi tersebut dengan dukungan penuh, Israel, Amerika dan bekerjasama dengan negara kawasan termasuk Turki, Qatar dan Arab Saudi. Kelompok bayaran ini akhirnya dikirim ke dalam Suriah untuk mengobarkan huru hara.
Frot Arab-Barat sekitar 2 tahun mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menggulingkan pemerintahan Suriah, namun hingga kini belum juga berhasil. Pengiriman kelompok teroris ke berbagai wilayah Suriah, pelatihan mereka di negara kawasan khususnya Turki serta dukungan finansial dan logistik terhadap teroris, termasuk upaya yang ditempuh Front Arab-Barat guna menghapus Suriah dari poros muqawama.
Meski mendapat dukungan finansial dan logistik, kelompok bersenjata anti Suriah di mendan pertempuran belum juga mampu mengalahkan militer negara ini. Kondisi ini memaksa Israel mengirim perwira dan agen rahasianya ke Suriah untuk mengarahkan kelompok teroris di setiap operasinya. Pasca kegagalan langkah pertama, karena kemampuan militer dan unit pertahanan udara Suriah, Israel mulai mengincar pusat-pusat strategis di negara ini.
Serangan jet tempur Israel ke pusat penelitian ilmiah di Jamraya menunjukkan bahwa front Arab-Barat dengan berbagai cara berusaha mengeluarkan Damaskus dari poros muqawama. Namun seperti yang dijelaskan oleh Saeed Jalili, sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran, Dunia Islam tidak akan mengijinkan pihak manapun untuk menghancurkan Suriah. (IRIB Indonesia/MF/NA)
Balasan Pertama Suriah Dirasakan Perusahaan Operator Israel
Rezim Zionis Israel, kemarin Senin (4/2) merasakan balasan pertama atas serangannya ke Suriah. Salah satu operator layanan telepon terbesar Israel dilumpuhkan dan terpaksa berhenti beraktifitas.
Sebagaimana dilaporkan TV Alalam, Selasa (5/2), akibat lumpuhnya operator terbesar Israel itu, lebih dari tiga juta pelanggan perusahaan operator Belfon tidak dapat menikmati layanan perusahaan tersebut. Dampak dari kekacauan ini tidak hanya dirasakan warga Zionis, tapi juga berpengaruh pada sejumlah perundingan dan proses pembentukan kabinet rezim Israel.
Kekacauan yang terjadi kurang dari sepekan pasca serangan rezim Israel ke sebuah pusat penelitian di Suriah itu menimbulkan ketakutan di antara petinggi Tel Aviv. Pasalnya mereka khawatir mitra-mitra Suriah akan melakukan pembalasan kepada Israel. Oleh karena itu militer Israel saat ini tengah melakukan pengkajian terkait masalah ini.
Media-media Israel yang mempublikasikan berita lumpuhnya perusahaan operator tebesar rezim itu sejak kemarin, menulis, "Akibat lumpuhnya operator terbesar Israel, ratusan ribu pelanggan perusahaan Belfon bukan saja tidak bisa melakukan pembicaraan telepon, mereka bahkan tidak bisa mengirim pesan singkat dan mengakses internet."
Para teknisi perusahaan Belfon setelah menghabiskan waktu berjam-jam akhirnya berhasil mengatasi masalah ini pada Senin (4/2). Ini tidak berarti bahwa dua perusahaan operator Israel lain, Cellcom dan Orange dapat mengatasi masalah yang sama.
Perusahaan-perusahaan operator lokal kecil, tidak terlalu berpengaruh dan tidak memiliki infrastruktur sekuat Belfon dan Cellcom juga ikut lumpuh. Serangan itu menyasar bagian identifikasi pelanggan Belfon dan menimbulkan kekacauan dalam jaringan hubungan. Menurut keterangan para teknisi Israel, ini adalah serangan teroris. Sejak awal pekan ini sejumlah kelompok sibuk mencari pelaku penyerangan tersebut.
Di Israel, beberapa lembaga bertugas untuk menjaga keamanan jaringan dan organisasi vital dari serangan asing. Di antaranya adalah lembaga keamanan nasional Israel, kelompok cyber nasional, Kementerian Pertahanan dan militer.
Putusnya akses perusahaan operator terbesar Israel, Belfon yang berlangsung sehari penuh dan ketidakmampuannya mengatasi masalah ini memunculkan keraguan, mungkin serangan elektronik ini dilakukan oleh negara-negara musuh. Contohnya, pada tahun 2010 perusahaan operator Israel, Cellcom selama sehari penuh, lumpuh.
Sebagian pejabat Israel mengaku bahwa infrastruktur sistem internet rezim itu selalu diserang oleh pasukan cyber Suriah. Oleh karena itu mereka memprediksikan bahwa serangan kali ini juga dilakukan Suriah dengan bantuan negara-negara mitra untuk membalas serangan Israel ke pusat penelitian di sekitar Damaskus.
Pasukan cyber Suriah pekan lalu mengaku selain telah meretas situs surat kabar Haaretz, juga berhasil melumpuhkan situs Kementerian Perhubungan Israel. (IRIB Indonesia/HS)
Balasan Kedua, Dua Kota Israel Disusupi Jet-Jet Tempur Suriah
Sebuah situs pemberitaan Suriah menyebutkan, jet-jet tempur Suriah terbang di atas dua kota Palestina pendudukan dan menebar selebaran.
FNA mengutip situs Dampress (6/2) melaporkan, jet tempur Suriah terbang pada ketinggian rendah di atas kota Haifa dan Tel Aviv serta menyebarkan selebaran.
Berita ini juga disiarkan oleh televisi Saluran 10 Israel dan mengklaim bahwa dalam selaran itu tertulis: "Kami dapat setiap waktu membalas, akan tetapi kami yang akan menentukan tempat dan waktu balasan itu."
Sistem pertahanan udara rezim Zionis tidak mampu menembak jatuh pesawat-pesawat Suriah itu karena mirip dengan jet tempur Israel.
Infiltrasi tersebut merupakan balasan terhadap serangan jet tempur Israel ke sebuah pusat riset militer di Damaskus.(IRIB Indonesia/MZ)
Kasus AMIA dan Jejak Konspirasi Israel
Republik Islam Iran dan Argentina mencapai kesepakatan untuk menentukan kerangka kerja guna menindaklanjuti serangan bom 1994 di Argentina yang menewaskan 85 orang. Kesepakatan itu dicapai pada hari Ahad, 27 Januari 2013 di Addis Ababa, Ethiopia antara Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi dan timpalannya dari Argentina Hector Timerman. Statemen kedua menlu menyatakan bahwa setelah beberapa putaran pertemuan dan perundingan di tingkat pakar kementerian luar negeri, akhirnya para pihak mencapai kesepakatan untuk menentukan kerangka kerja guna menyingkap kasus AMIA.
Dalam pernyataan itu, Salehi dan Timerman menggarisbawahi niat mereka untuk mengakhiri masalah tersebut dan menegaskan tekad kedua negara untuk menjelaskan kasus itu melalui kerjasama bilateral dengan bantuan ahli hukum independen. Sementara itu, Presiden Argentina Cristina Kirchner menyambut kesepakatan yang dicapai antara kedua negara. Dia mengatakan, "Ini bersejarah. Hampir 19 tahun setelah serangan terhadap AMIA, sebuah instrumen hukum untuk pertama kalinya dibentuk antara Argentina dan Iran."
Koran Argentina, Buenos Aires Herald melaporkan bahwa Salehi dan Timerman menyetujui pembentukan sebuah tim pencari fakta untuk memeriksa semua dokumen yang diajukan oleh otoritas peradilan dari Argentina dan Republik Islam. Ditambahkannya, perjanjian tersebut akan diteruskan ke badan yang relevan di masing-masing negara, apakah itu kongres, parlemen atau badan lain, untuk ratifikasi atau persetujuan sesuai dengan undang-undang mereka.
Pada 18 Juli 1994, Pusat Komunitas Asosiasi Yahudi Argentina (AMIA) dan Delegasi Asosiasi Israel-Argentina (DAIA) diguncang ledakan yang menewaskan 85 orang dan melukai sekitar 300 lainnya. Pemerintah Argentina waktu itu dan rezim Zionis Israel secara bersamaan mengklaim bahwa aksi itu dilakukan oleh Hizbullah Lebanon atas perintah Iran, tapi klaim tersebut tidak pernah terbukti. Iran juga secara tegas dan konsisten membantah keterlibatan dalam aksi teror itu.
Menyusul peristiwa tersebut, media-media Barat gencar melakukan propaganda terhadap Iran. Pemerintah Buenos Aires dari satu sisi menghadapi tsunami propaganda media Barat terhadap Tehran, dan dari sisi lain intervensi para pejabat Washington telah mendorong Argentina untuk mengeluarkan perintah penangkapan terhadap beberapa pejabat Iran dan Hizbullah. Hubungan politik, ekonomi, dan budaya antara Tehran-Buenos Aires mengalami penurunan drastis dan bahkan hampir putus setelah Argentina mengeluarkan red notice.
Hakim federal Argentina Juan Jose Galeano diberi tugas untuk memimpin investigasi terhadap ledakan tersebut. Dia berasumsi bahwa pemboman itu dilakukan oleh Hizbullah atas arahan Iran. Dengan bersandar pada laporan palsu, Galeano menuding sejumlah staf dan diplomat Iran di Buenos Aires terlibat dalam pemboman AMIA. Namun, lambat-laun kebohongan tudingan ini semakin terkuak, yang menunjukkan adanya sebuah konspirasi di pengadilan tinggi Argentina.
Puncak kecurangan investigasi itu terjadi ketika Dinas Intelijen Argentina (SIDE) memberikan sogokan 400 ribu dolar kepada Carlos Telleldin, seorang agen mobil di Argentina agar ia mengaku telah menyewakan sebuah truk kepada anasir-anasir Hizbullah Lebanon untuk melakukan operasi teror. Berdasarkan pengakuan Telleldin, tim investigasi Argentina merekonstruksi urutan peristiwa dan membuktikan bahwa mereka telah menemukan truk tersebut di sisa puing-puing ledakan bangunan AMIA. Pada tahun 2003, SIDE menyiapkan sebuah laporan resmi terkait peristiwa AMIA dan menyerahkan kepada hakim Galeano untuk dijadikan sebagai acuan membuat keputusan.
Laporan SIDE mencakup bukti-bukti yang sudah direkayasa dan informasi menyesatkan untuk menyudutkan Iran dan Hizbullah. Akhirnya pada 5 Maret 2003, hakim Galeano mengeluarkan surat perintah penangkapan empat mantan staf dan diplomat di Kedutaan Besar Iran di Buenos Aires. Beberapa bulan kemudian, hakim Galeano juga mengeluarkan surat penangkapan internasional terhadap delapan diplomat Iran, termasuk Hadi Soleimanpour, Dubes Iran untuk Argentina pada tahun 1994. Dia ditangkap di Inggris pada 21 Agustus 2003, atas permintaan pemerintah Argentina. Soleimanpour kemudian dibebaskan karena, menurut pengadilan Inggris, tidak ada bukti yang cukup untuk menangkap dan mengekstradisi pejabat Iran itu.
Selain mengeluarkan surat perintah penangkapan 12 warga Iran, hakim Galeano juga memerintah penangkapan terhadap empat perwira polisi Buenos Aires dan Carlos Telleldin. Mereka semua dipenjara dan disebut sebagai tersangka lokal kasus AMIA. Akibat kesalahan yang dilakukan hakim Galeano, para tersangka lokal itu harus mendekam sekitar delapan tahun di penjara. Akhirnya pada tanggal 2 September 2004, semua tersangka lokal kasus AMIA dinyatakan tidak bersalah, mereka semua dibebaskan karena tidak ada bukti.
Menyusul serangkaian manipulasi yang dilakukan oleh hakim Juan Jose Galeano dan mantan Presiden Carlos Menem, Mahkamah Agung Argentina pada Agustus 2005 memecat Galeano dari jabatannya sebagai hakim federal atas penyimpangan serius dan kesalahan dalam penyelidikannya.
Setelah memecat hakim Galeano, pemerintah Argentina menunjuk Rodolfo Canicoba Corral untuk memimpin tim investigasi kasus AMIA. Sementara Claudio Bonadio yang ditugaskan untuk menyelidiki kelengkapan berkas-berkas peledakan AMIA sejak tahun 2003, dipecat atas tuduhan terlibat kerjasama dengan Galeano dan posisi itu digantikan oleh Ariel Lijo, hakim federal Argentina. Hakim Ariel Lijo pada tanggal 19 September 2006 memerintahkan penuntutan terhadap mantan Presiden Carlos Menem, mantan Sekretaris SIDE, Hugo Anzorreguy, mantan Hakim Juan Jose Galeano, mantan Kepala Kepolisian Jorge Palacios, Munir Menem (saudara Presiden Menem), mantan Deputi Intelijen Juan Carlos Anchezar, mantan kepala Polisi Carlos Castaneda, dan mantan direktur DAIA Ruben Beraja.
Mereka semua dituduh memblokir investigasi yang sedang berlangsung, melindungi tersangka, menangguhkan penyadapan telepon, menghilangkan barang bukti, dan menyembunyikan informasi. Akan tetapi, perintah penuntutan terhadap Ruben Beraja menuai reaksi keras dari komunitas Yahudi Argentina. Zionis berharap pengadilan banding menolak keputusan Ariel Lijo, namun sayangnya, pengadilan banding itu justru memperkuat keputusan pengadilan sebelumnya, yang menyalahkan pemerintah Menem dan Galeano karena melanggar prosedur penyelidikan.
Interpol setelah mempelajari dokumen-dokumen yang diserahkan oleh pemerintah Iran, menangguhkan penangkapan terhadap 12 warga Iran. Keputusan itu diambil dalam sidang tahunan Interpol pada September 2006 di kota Berlin, Jerman. Namun karena mendapat tekanan hebat dari Israel dan AS, pemerintah Argentina terpaksa melanjutkan penyelidikan kasus peledakan AMIA meskipun tidak pernah menemukan bukti-bukti akurat tentang keterlibatan Iran dan Hizbullah. Oleh karena itu, pemerintah Buenos Aires berkomitmen untuk mempercepat proses investigasi kasus AMIA dan mengumumkan hasilnya.
Pada Januari 2011, Kementerian Luar Negeri Iran dalam rilisnya menyatakan bahwa Tehran menyesalkan kegagalan mengungkap pelaku yang sebenarnya di balik kasus AMIA setelah bertahun-tahun dari terjadinya kejahatan tersebut. Kementerian menyatakan kesiapannya untuk terlibat dalam sebuah perundingan konstruktif dan kerjasama dengan pemerintah Argentina untuk menguak fakta dalam kerangka hukum dan sikap saling menghormati. Langkah ini bertujuan untuk mencegah terulangnya kesalahan dalam penyelidikan hukum dan membantu menegakkan keadilan. Akhirnya, pemerintah Argentina menyambut tawaran Iran untuk bekerjasama menyingkap fakta di balik kasus AMIA.
Dalam pernyataan terbaru, pemerintah Argentina menolak permintaan Israel untuk menjelaskan tentang kesepakatan baru-baru ini dengan Iran untuk menyelidiki pemboman 1994 di Buenos Aires. Pada Rabu, 30 Januari 2013, Kementerian Luar Negeri Argentina mengatakan permintaan Israel untuk sebuah penjelasan adalah "tindakan yang tidak layak dan sangat ditolak." Statemen itu menegaskan, "Serangan teroris pada 18 Juli 1994, tidak hanya menewaskan warga Israel. Para korban ledakan sebagian besar adalah warga Argentina dan termasuk enam warga negara Bolivia, dua Polandia dan Chili."
Argentina mengumumkan perjanjian untuk membentuk sebuah komisi kebenaran yang terdiri dari lima ahli hukum dari tiga negara untuk menyelidiki pemboman tersebut. Hal itu memicu kemarahan Israel dan komunitas Yahudi Argentina. Pemerintah Argentina bersikeras bahwa keputusan itu tidak ada hubungannya dengan Israel. (IRIB Indonesia)
Propaganda Media Barat dan Revolusi Islam Iran
Heritage Foundation, sebuah lembaga bergengsi di Amerika Serikat pada Maret 2012 mempublikasikan sebuah laporan dengan judul "Why America Has Trouble Reaching Iran?" dan mengkritik aktivitas saluran-saluran Amerika berbahasa Persia dan ketidakefektifan mereka untuk mempengaruhi masyarakat Iran. Laporan itu menyimpulkan bahwa mempertahankan penyiaran internasional AS sebagai prioritas di era keterbatasan anggaran merupakan sebuah tantangan. Penyiaran-penyiaran tersebut menyajikan tantangan khusus bagi AS.
Menurut keterangan direkturVoice of America (VOA), ada empat negara yang menjadi prioritas untuk memperluas hubungan dan salah satunya adalah Iran. Namun, berbagai kajian menunjukkan bahwa radio dan televisi Amerika gagal meraih sukses dalam menyampaikan misi-misinya di negara tersebut. Kini, pertanyaannya adalah mengapa AS gagal mencapai tujuannya di Iran setelah 34 tahun kerja keras dan menghabiskan dana miliaran dolar? Untuk menjawab itu, ada baiknya kita melihat kembali sejarah aktivitas media-media Barat di Iran.
Saluran Voice of America Persia News Network (PNN) di bawah kendali pemerintah AS mulai beroperasi di Iran pada awal dekade 1940. Program-program radio itu terus berlanjut hingga tahun 1979 untuk mempromosikan kebijakan-kebijakan rezim Syah Iran. Akan tetapi, selang beberapa saat pasca kemenangan Revolusi Islam Iran pada Februari 1979 dan kemudian pendudukan Kedutaan Besar AS di Tehran, hubungan kedua pihak mulai memburuk dan tugas media-media Barat, termasuk AS mengalami pergeseran.
Voice of America Persia News Network (PNN)milik pemerintah AS mengemban tugas baru untuk melawan Revolusi Islam, Iran, dan Islam dan melancarkan propaganda besar-besaran untuk mengisolasi Republik Islam. Sejumlah analisa menyebutkan bahwa alasan utama permusuhan AS terhadap Iran adalah karena esensi Islam dan kebijakan anti-penindasan dalam revolusi pimpinan Imam Khomeini itu.
Seorang pemikir kontemporer Amerika, Noam Chomsky menyebut revolusi itu sebagai gerakan pertama melangkahi garis merah AS. Sementara pemikir Amerika lainnya, Samuel Huntington mengatakan, "Kemenangan Revolusi Islam pada tahun 1979 di Iran, dapat dianggap sebagai titik dimulainya perang terselubung antara peradaban Barat dan Islam." Kata-kata "perang" pada dasarnya menjadi kunci konfrontasi media Barat terhadap Iran sepanjang tiga dekade lalu.
Sepanjang masa itu, Barat dan media-media mainstream senantiasa menyebut Islam dan Muslim sebagai musuh Barat dan gencar menabuh genderang perang terhadap ideologi Islam. Berbagai program berita, film, dan karya-karya seni kerap menyerang Islam dan Iran dengan berbagai alasan dan mengampanyekan perang untuk memusnahkan keduanya. Propaganda tersebut sebenarnya lebih erat hubungannya dengan teori-teori yang dikembangkan oleh pemikir Barat sendiri ketimbang fakta.
Penyebaran teori-teori seperti perang dunia dan benturan peradaban pada akhir abad ke-20 serta penekanan pada pemikiran-pemikiran hari kiamat dan berakhirnya usia planet bumi, termasuk faktor utama yang mendorong masyarakat dunia untuk melawan gerakan-gerakan revolusi di seantero jagad ini. Salah satu tujuan besar para penggagas teori tersebut juga untuk menyerang Revolusi Islam.
Propaganda media-media Barat terhadap Republik Islam Iran pada dasarnya merupakan contoh nyata dari kekerasan dengan segala bentuk dan metodenya. Beberapa fokus utama dari aksi kejam itu adalah memberikan gambaran tendensius dan keliru tentang agama dan ajaran Islam, mengesankan terjadinya penindasan terhadap perempuan di tengah masyarakat Iran, menyodorkan deskripsi mengerikan tentang kemiskinan di tengah masyarakat, distorsi sejarah, peradaban, dan budaya etnis-etnis di Iran, serta mengesankan keterbelakangan masyarakat Iran, dan membesar-besarkan kasus pelanggaran HAM di Iran.
Para pakar media percaya bahwa tujuan-tujuan tersebut dikejar oleh hampir semua media Barat dengan porsi yang beragam. Semua media massa itu terlibat dalam propaganda besar terhadap Republik Islam. Metode lain yang digunakan Barat dalam beberapa dekade terakhir adalah memproduksi puluhan film yang secara langsung atau tidak menyerang Iran. Film-film tersebut mengangkat berbagai cerita seputar Iran mulai sejarah Iran kuno hingga sejarah kontemporer dan bahkan imigran Iran atau kehidupan komunitas non-Muslim di Iran. Film-film itu antara lain, Not Without My Daughter, The Stoning of Soraya M, 300, House of Sand and Fog, Persepolis, dan film terbaru dengan judul Argo.
Semua karya seni itu menyerang Iran dan bangsa Iran sebagai sebuah peradaban, budaya, dan revolusi. Para sejarawan Barat sendiri mengakui kemegahan peradaban dan budaya Iran, namun menyusul kemenangan Revolusi Islam, media-media Barat mulai mencoba mengucilkan Iran dan bangsanya. Iran baru yang menentang kebijakan arogan Barat dan sistem hegemonik Amerika telah menjadi sasaran konfrontasi panjang Barat.
Voice of America Persia News Network (PNN) menyajikan potret yang kompleks tentang Iran. Kontribusinya memiliki kepentingan tak terbantahkan dalam mendukung kebijakan luar negeri dan kepentingan nasional AS. Helle Dale, penulis laporan di Heritage Foundation, merekomendasikan beberapa hal kepada pemerintah AS agar bisa lebih efektif untuk mempengaruhi masyarakat Iran. Di antara rekomendasi itu adalah manajemen pelatihan profesional untuk supervisor PNN, meningkatkan komunikasi vertikal dalam jaringan, dan Dewan Penyiaran Gubernur dan pimpinan Voice of America perlu menerapkan serangkaian reformasi untuk meningkatkan kinerja dan semangat personil di PNN.
Selain memperkuat lini internal untuk menyerang Iran, pemerintah AS juga memblokir jaringan-jaringan internasional televisi dan radio Iran di era kebebasan berbicara dan berekspresi. Barat selalu mengkultuskan kebebasan berekspresi untuk menyampaikan pesan-pesannya kepada dunia dan bahkan cenderung melecehkan nilai-nilai sakral agama dengan alasan demokrasi dan kebebasan. Namun sayangnya, mereka tidak sanggup mendengar suara pihak lain dan memblokir opini kelompok lain dengan alasan yang sama.
Sepanjang tahun lalu, Barat menyetop penyiaran sejumlah chanel berbasis satelit milik Iran. Di antara chanel-chanel Iran yang disetop siarannya adalah Press TV, Al Alam, Jam-e Jam 1 dan 2, Sahar 1 dan 2, Islamic Republic of Iran News Network, Quran TV, dan Al Kawthar. Sejumlah kalangan dan analis menilai, kebijakan Barat ini mencerminkan standar ganda terhadap kebebasan berpendapat. Langkah itu juga dianggap sebagai upaya untuk membungkam suara dari media-media alternatif.
Perusahaan jasa satelit internasional, Intelsat menblokir sejumlah saluran televisi Iran untuk wilayah Eropa. Pemblokiran tersebut dilakukan atas perintah AS dan rezim Zionis Israel. Press TV mendapat info yang menyatakan lobi Zionis telah meningkatkan tekanan mereka pada perusahaan Intelsat untuk melarang saluran TV Iran. Sungguh mengejutkan karena peristiwa itu tidak terjadi di era 1950-an, tapi itu semua terjadi pada tahun 2012. Ini sudah cukup untuk mengatakan bahwa skala dan intensitas perang terhadap kanal informasi semakin populer dan tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah televisi internasional.
Media-media Iran yang aktif menguak fakta di negara-negara Barat telah membuat Barat tidak senang dengan apa yang disaksikannya. Alih-alih mengakui fakta dan bertekad untuk berubah, tapi mereka malah membungkam media Iran dan mencabut hak siar di benua yang mendewakan kebebasan berekspresi itu. Menurut Direktur Islamic Republic of Iran Broadcasting (IRIB), Sayid Ezzatollah Zarghami, pelarangan stasiun-stasiun media Iran dimaksudkan untuk membungkam media alternatif meskipun fakta bahwa era penyensoran pers telah berakhir.
Para analis berkeyakinan bahwa Barat tidak menghormati kebebasan berpendapat, dan terus menerus berupaya memberangus suara media yang menentangnya. Dari sudut pandang hukum, langkah tersebut juga bertentangan dengan Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia (ECHR). Pasal sepuluh ECHR menyatakan, "Setiap orang berhak atas kebebasan berekspresi. Hak ini termasuk kebebasan mengeluarkan pendapat serta menerima dan memberi informasi dan gagasan tanpa campur tangan oleh otoritas publik dan tanpa batas."
Saluran alternatif berperan dalam meningkatkan kesadaran intelektual dan wawasan politik dan ini merupakan realitas yang tak terbantahkan. Media alternatif ibarat cermin bagi warga Eropa, di mana fakta akan tampil sebagaimana mestinya. Apa yang menimpa media Iran tidak hanya terbatas pada Iran atau masyarakat di negara ini. Namun, embargo terhadap media-media Iran adalah pelanggaran hak asasi warga dunia yang berhak memiliki saluran alternatif.
Dengan seluruh upaya dan propaganda Barat terhadap Iran, kini kita menyaksikan bahwa mereka selain tidak mencapai tujuannya, dalam beberapa kasus bahkan memiliki dampak yang merugikan mereka sendiri. Pada tanggal 10 Februari 2013, bangsa Iran akan merayakan kemenangan Revolusi Islam ke-34 dan perang melawan hegemoni Barat akan terus berlanjut tanpa bisa dihentikan, karena ini tuntutan nurani umat manusia. (IRIB Indonesia)
Konferensi Internasional Persatuan Islam XXVI Diselenggarakan di Teheran
|
Menurut Kantor Berita ABNA, Konferensi Internasional Persatuan Islam ke 26 sedang terselanggara di Teheran, ibu kota Republik Islam Iran. Konferensi yang direncanakan berlangsung selama tiga hari dari 27-29 Januari tersebut mengusung tema, "Nabi Muhammad Saw Simbol Identitas Umat Islam Yang Bersatu". Disebutkan Konferensi tersebut dihadiri oleh sejumlah pemikir serta ulama Sunni dan Syiah dari 102 negara, antara lain Indonesia, Malaysia, Rusia, Irak, Libanon, Saudi Arabia, Tailand, Aljazair, Inggris, Amerika, Australia, Denmark, Tunisia, Qatar, Cina, Yaman, Mesir dan lain-lain.
Presiden Republik Islam Iran, DR. Ahmadi Nejad dalam sambutannya membuka Konferensi tersebut menekankan pentingnya persatuan umat Islam. "Jika Nabi Muhammad Saw hadir saat ini dimasa kita, maka agenda pertama yang beliau kerjakan adalah mempersatukan umat Islam yang satu sama lain saling berselisih dan berpecah." Ungkapnya.
Turut hadir dalam Konferensi Internasional Persatuan Islam yang setiap tahun diadakan dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw tersebut, Ketua Majelis Tinggi Islami Irak, pejabat tinggi Pakistan, Mufti Besar Suriah, Perdana Menteri Irak, Mufti Besar Tunisia dan ulama-ulama besar dari berbagai mazhab Islam yang berbeda dari total 102 negara.
Dalam konferensi internasional persatuan Islam ke-26 ini akan dipaparkan beberapa artikel mengenai Nabi Muhammad Saw dan kesatuan identitas Islam, persatuan Islam dan cakrawala di depan, kesadaran Islam dan penyebarannya.
Selain itu, di dalam konferensi ini juga akan dilakukan pembahasan tentang cara penyebaran budaya persatuan dan pendekatan di antara umat Islam, peningkatan peran tujuan-tujuan mulia Islam dalam persatuan umat, peran undang-undang dasar negara-negara Islam dalam mengukuhkan kesatuan identitas Islam, peran cinta dan kerinduan kepada Rasulullah Saw beserta keluarga suci (Ahli Bait) beliau as dalam membentuk identitas Islam, peran wanita dalam menyebarkan budaya persatuan dan pendekatan umat Islam, dan menifestasi persatuan dalam peradaban Islam.
Begitu pula tentang peran media Barat dan gerak upaya arogansi global melawan kesadaran Islam, peran mental muqawama (perjuangan) dalam membentuk kesatuan identitas Islam, peran media dalam membudayakan persatuan, peran pemuda dalam menyebarkan kesadaran Islam, unsur-unsur identitas Islam menurut Al-Qur'an dan Sunnah, penilaian atas sikap Barat dan lembaga-lembaga internasional terhadap Nabi Muhammad Saw.
Lebih Dari 3000 Ulama Islam Mendukung Persatuan Islam
|
Menurut Kantor Berita ABNA, Hujjatul Islam wa Muslimin Syaikh Hasan Akhtari, Sekretaris Jenderal Majma Jahani Ahlul Bait as pada hari kedua Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-26 Senin (28/1) di Teheran Republik Islam Iran dalam orasinya menyebut persatuan umat Islam adalah agenda utama dan pokok ajaran Islam. "Sebagaimana yang ditegaskan oleh ayat suci Al-Qur'an, berpegang teguhlah kamu pada tali Allah dan janganlah bercerai berai, menunjukkan persatuan dan menjauhkan diri dari perpecahan adalah kewajiban agama."
Ulama yang diamanahi menjabat sebagai Sekjen Majma tersebut lebih lanjut mengatakan, "Al-Quranul Karim dalam banyak ayatnya menegaskan pentingnya persaudaraan islam. Hal tersebut menunjukkan, kehendak agama bukan sekedar mewujudkan persatuan namun lebih dari itu, yaitu terwujudnya persaudaraan Islam."
"Allah SWT menyebut umat Islam itu sebuah keluarga besar, yang menetapkan adanya orangtua, dan anggota keluarganya semuanya bersaudara." Lanjutnya.
Hujjatul Islam wa Muslimin Syaikh Akhtari melanjutkan, "Penguasa-penguasa zalim sepanjang sejarah tidak menghendaki keluarga dan keturunan Nabi Muhammad Saw dikenali masyarakat luas, peran mereka ditutupi dan melalui rekayasa politik mereka dikucilkan. Namun keluarga yang suci ini demi keutuhan dan persatuan umat Islam meminta kepada para pengikutnya untuk bersabar, menghindari perpecahan dan mengedepankan persatuan umat."
Berkenaan dengan aktivitas Majma Jahani Ahlul Bait yang beranggotakan pemikir dan cendekiawan Islam di seluruh dunia dalam kaitannya dalam mewujudkan persatuan umat Islam, Sekjen Majma tersebut menyampaikan, "Sampai saat ini, lebih dari 3000 ribu orang dari kalangan ulama dan cendekiawan yang berpengaruh di dunia Islam telah menandatangani piagam persatuan umat Islam. Prof. Muhammad Ismail Utsman bahkan telah mengeluarkan fatwa bersejarah berkenaan dengan pendekatan Sunni dan Syiah dan termasuk membubuhkan kesepakatannya dengan piagam persatuan umat Islam."
Dipenutup pesannya, Syaikh Akhtari mengatakan, "Di dunia terdapat lebih dari 50 negara muslim, karenanya sangat mengherankan, hanya karena segelintir orang umat Islam yang besar ini hendak dipecah belah. Hanya karena berbeda mazhab jutaan kaum muslimin dikafirkan, dan karena diklaim kafir halal darah mereka untuk ditumpahkan. Mazhab Islam mana yang mengizinkan orang yang dinilai bukan muslim untuk dibunuh dan dibom secara membabibuta sehingga diantara mereka perempuan dan anak-anak menjadi korban?. Saya yakin melalui konferensi internasional persatuan Islam ini, harapan kita terwujud dan mampu menghadapi segala upaya dan tipudaya musuh-musuh Islam."
Sambut Hari Kemenangan Revolusi, Rahbar Ziarahi Makam Imam Khomeini
|
Menurut Kantor Berita ABNA, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam menyambut peringatan kemenangan Revolusi Islam Iran, hari ini Rabu (30/1) hadir di makam Imam Khomeini untuk berziarah sekaligus mengenang sang pencetus Revolusi Islam Iran itu.
Sebagaimana dilaporkan Fars News (30/1), Ayatullah Khamenei tiba di makam Imam Khomeini pagi ini untuk mengenang perjuangan Imam di detik-detik menjelang peringatan kemenangan Revolusi Islam dan kedatangan Imam Khomeini dari pengasingan.
Rahbar membaca doa di samping pusara Imam Khomeini dan kemudian shalat.
Setelah itu Ayatullah Khemenei beranjak ke pemakaman para syahid di Beheshte Zahra, kuburan Syuhada Tujuh Tir dan kuburan syuhada Islam lain untuk menghormati dan mengenang jasa serta pengorbanan mereka.
Persatuan adalah Syiar yang Suci dan Pesan Terpenting Risalah Nabi SAW
|
Menurut Kantor Berita ABNA, Peringatan kelahiran Nabi Muhammad Saw dan Imam Ja'far Shadiq (as), Selasa (29/1), diwarnai pertemuan sejumlah petinggi negara Republik Islam Iran, para tamu undangan peserta Konferensi Persatuan Islam ke-26, Duta Besar negara-negara Islam dan berbagai lapisan masyarakat dengan Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei. Dalam pertemuan itu selain menyampaikan ucapan selamat atas tibanya 17 Rabiul Awwal yang merupakan hari kelahiran Rasulullah Muhammad Saw dan Imam Ja'far Shadiq (as), Rahbar juga menekankan persatuan Islam serta menyebutnya sebagai syiar yang suci dan pesan terpenting dari risalah kenabian Rasulullah Saw.
Rahbar menyinggung gelombang kebangkitan Islam yang terjadi saat ini di berbagai belahan dunia khususnya di kawasan utara Afrika seraya menyebutnya sebagai bagian dari terlaksananya janji Ilahi. "Kebijakan utama kubu arogansi dunia saat ini adalah melawan kebangkitan Islam dengan cara menciptakan pertikaian dan mengadu domba umat Islam di negara-negara Muslim. Karena itu, para tokoh agama, elit politik dan kalangan akademisi di Dunia Islam mengemban tugas yang berat untuk memberikan pencerahan akan program musuh dalam melawan umat Islam sekaligus bekerja keras untuk mewujudkan syiar persatuan Islam," kata beliau.
Bulan Rabiul Awwal, menurut Ayatollah al-Udzma Khamenei, ibarat musim semi kehidupan dengan kelahiran Rasulullah Saw dan Imam Shadiq (as) di bulan ini. Beliau menambahkan, "Merayakan milad yang agung ini tidak cukup dilakukan dengan cara menggelar pesta atau acara suka cita saja tetapi lebih dari itu, Dunia Islam harus semakin memperkuat hubungan maknawiyah, hati dan emosi dengan Nabi Muhammad Saw."
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyatakan bahwa salah satu keharusan dalam hal penghormatan kepada milad Rasulullah adalah dengan mengikuti ajaran Sang Nabi Saw. "Umat Islam harus melaksanakan apa-apa yang diajarkan Nabi Saw dalam kehidupan mereka dan mengikuti ajaran beliau untuk pendidikan individu dan sosial serta perbaikan perilaku politik di tengah masyarakat," imbuh beliau.
Rahbar menjelaskan bahwa lahirnya gerakan kebangkitan Islam saat ini telah menciptakan kondisi yang sangat baik bagi Dunia Islam untuk melaksanakan perintah dan ajaran Nabi Muhammad Saw. "Setelah berpuluh tahun Dunia Islam berada dalam himpitan dan hegemoni Barat, kini umat Islam merasakan adanya harapan untuk meraih kehormatan, kemuliaan dan kebebasan. Berkat Islam, kaum muslimin bisa mewujudkan semua impian dan cita-citanya," kata beliau.
Lebih lanjut Ayatollah al-Udzma Khamenei menyinggung bahwa saat ini umat Islam sudah merasa kuat dan mampu melawan arogansi dan hegemoni negara-negara Barat sekaligus memaksa Barat mundur dari posisinya. Menurut beliau semua itu tercapai berkat kebangkitan Islam. Beliau menambahkan, "Kebangkitan Islam yang sudah dimulai sejak 34 tahun lalu di Iran kini meluas ke berbagai wilayah di Dunia Islam, dan ini merupakan bukti terlaksananya janji Ilahi dan menunjukkan adanya gerakan menuju kemenangan."
Pemimpin Besar Revolusi Islam menandaskan, "Sejak awal terbentuknya kebangkitan Islam, kubu arogansi berupaya keras untuk membendungnya. Akan tetapi umat Islam dengan bertawakkal kepada Allah telah membulatkan tekad untuk terus melangkah maju. Rintangan yang dibuat musuh sudah pasti tak akan mampu membendung umat Islam yang langkah demi langkah terus bergerak maju menuju kemenangan."
Seraya menjelaskan bahwa salah satu langkah musuh untuk melawan gerakan kebangkitan Islam adalah dengan menebar perselisihan dan mengadu domba umat Islam, beliau mengungkapkan, "Sejak awal kemenangan revolusi Islam, musuh sudah menjalankan skenario perselisihan. Namun Republik Islam melawannya dengan tegas dan terus mengibarkan panji persatuan Islam."
Rahbar mengatakan, "Sepanjang hidupnya, Imam Khomeini (ra) berkali-kali menekankan bahwa kita menjunjung tinggi persatuan Islam. Sepeninggal beliau, langkah itu terus berlanjut hingga hari ini."
Beliau menambahkan, "Satu-satunya cara melawan konspirasi adu domba ini adalah dengan memperkuat rasa persatuan di antara umat Islam dan solidaritas di tengah kubu-kubu, madzhab dan kelompok-kelompok yang ada di masing-masing negara Muslim."
Pemimpin Besar Revolusi Islam mengingatkan bahwa perselisihan di tengah umat Islam hanya akan membuat isu Palestina terpinggirkan. Untuk itu beliau menekankan supaya melawan ambisi Amerika Serikat (AS) dan Barat. "Apa yang saat ini mulai dilakukan Barat di Afrika untuk menguasai bangsa-bangsa Afrika adalah akibat dari perselisihan di tengah umat Islam," kata beliau.
Ayatollah al-Udzma Khamenei lebih lanjut menyebutkan beberapa kasus yang disebabkan oleh perselisihan di tengah umat Islam seperti tragedi pembunuhan massal yang terjadi di Pakistan, perang dan pembantaian di Suriah, aksi meredam suara rakyat di Bahrain, dan bentrokan internal di Mesir. Beliau menegaskan, "Dengan yakin saya katakan bahwa perselisihan apapun yang terjadi di tengah umat Islam atau konflik di tengah bangsa Muslim adalah bermain di lapangan yang sudah dipersiapkan oleh musuh."
Di bagian lain pembicaraannya, beliau mengimbau pata tokoh agama, politik, kampus dan lingkungan santri di negara-negara Islam untuk memandang persatuan sebagai masalah yang urgen dan penting. Beliau mengatakan, "Kalangan elit di Dunia Islam selain bertanggung jawab memberikan pencerahan akan skenario musuh yang sangat berbahaya dalam menebar perselisihan juga harus menghindari segala bentuk pertikaian atau tindakan provokasi. Sebab, mengobarkan api pertikaian hanya akan menjerumuskan bangsa-bangsa Muslim ke dalam lembah kesengsaraan."
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut slogan ‘Persatuan Islam' sebagai syiar yang suci, seraya menandaskan, "Jika Nabi Muhammad Saw hari ini hidup di tengah-tengah kita, beliau akan menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk bersatu dan menghindari perselisihan."
Di awal pertemuan, Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad dalam kata sambutannya menyampaikan ucapan selamat atas peringatan hari lahir Nabi Muhammad Saw dan Imam Ja'far Shadiq (as) seraya menyebut Rasulullah Saw sebagai penerus dan penyempurna risalah para Nabi untuk kebahagiaan umat manusia. "Satu-satunya jalan kebahagiaan untuk umat Islam adalah dengan mengikuti jejak Nabi Muhammad Saw," katanya.
Menyinggung seruan para Nabi khususnya Nabi Muhammad Saw kepada tauhid, Ahmadinejad menandaskan, "Tujuan utama kubu arogansi dunia dan kaum zionis yang tak berbudaya adalah menjarah kekayaan dunia dan menguasainya dengan cara menebar perselisihan. Karena itu, persatuan menjadi masalah paling urgen bagi Dunia Islam bahkan bagi semua bangsa di dunia."
Kesampingkan Perbedaan, Rajut Persatuan Islam
|
Menurut Kantor Berita ABNA, Hujatul Islam Kazem Sedighi dalam khutbah Jumatnya hari ini (1/2) menilai Pekan Persatuan sebagai warisan berharga pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomeini ra. Ia mengatakan, "Dengan persatuan, umat Islam akan mampu menggagalkan seluruh konspirasi musuh di kawasan."
Menyinggung masalah konspirasi yang dirancang imperialis dan rezim penjajah Israel untuk menciptakan perpecahan serta perang antarmazhab di antara umat Islam di kawasan, Sadeghi menegaskan, "Dengan mengesampingkan perbedaan dan dengan kesadaran, umat Islam dapat menggagalkan tipu daya musuh."
Sadeghi juga menjelaskan tentang pengaruh Revolusi Islam di kawasan. Revolusi Islam, katanya, telah mengubah perimbangan kekuatan di kawasan, dan ia mampu menampilkan gagasan baru untuk mengelola tatanan dunia.
"Kekalahan beruntun kaum imperialisme dan Barat atas Revolusi Islam Iran memaksa mereka terus memproduksi konspirasi-konspirasi baru. Namun dengan kesadaran bangsa dan pemerintah Iran, konspirasi-konspirasi itu dapat digagalkan," tandasnya.
Hujatul Islam Sadeghi meyakini bahwa masalah Palestina adalah masalah utama dunia Islam. Sebagian penguasa negara-negara di kawasan bukannya membela bangsa Palestina dalam menghadapi Israel, sebaliknya langkah-langkah yang mereka ambil justru membantu rezim itu untuk mencapai tujuan-tujuannya.
Ia menganggap kebangkitan Islam di sejumlah negara kawasan bersumber dari Revolusi Islam Iran dan kebangkitan Islam ini semakin meluas.
Memisahkan Politik dari Agama adalah Strategi Musuh Islam
|
Menurut Kantor Berita ABNA, Ayatullah al uzhma Nuri Hamadani Ahad (3/1) di hadapan para petinggi militer Republik Islam Iran dan staffnya menyatakan, "Sebelum datangnya Islam umat manusia berada dalam kezaliman dan kejahiliyaan, sampai akhirnya Nabi Muhammad Saw datang membawa agama Ilahi yang memancarkan cahaya yang menyinari kegelapan di zamannya. Kemudian secara bertahap Islam tersebar keseantero dunia yang membuat penguasa-penguasa dunia terpaksa bertekuk lutut dan mengakui kedigdayaan Islam. Sampai saat ini, musuh-musuh Islam terus berusaha keras untuk meruntuhkan dan merusak agama langit ini."
"Rasulullah saw mengirim lebih dari 30 surat kepada para penguasa besar dan mengajak mereka untuk hanya menyembah kepada Allah SWT. Ini diantara metode Rasulullah dalam upayanya mendakwahkan Islam keseantero dunia. Beliau mengajak diantaranya penguasa Persia dan Romawi untuk mengenal kebenaran, namun keduanya secara angkuh menolak dakwah Rasulullah tersebut." Lanjutnya.
Ulama yang juga merupakan guru besar Hauzah Ilmiyah Qom tersebut kemudian menyebutkan upaya gigih musuh Islam sepanjang sejarah untuk menghancurkan Islam dengan menggunakan berbagai cara. "Memisahkan antara agama dan politik adalah diantara strategi musuh agar umat Islam lebih sibuk mengurusi kesalehan pribadinya." Jelasnya.
"Dikekinian kita turut menyaksikan persaingan dua kubu, komunisme di timur dan kapitalisme di Barat. Keduanya bersaing hendak menguasai dunia khususnya antas kaum muslimin. Untuk tujuannya itu mereka melakukan banyak kezaliman dan penjarahan." Lanjutnya.
Ayatullah Nuri Hamadani selanjutnya menyinggung gerakan besar perlawanan rakyat Iran yang dipimpin oleh Imam Khomeini, "Setelah imam Khomeini dikeluarkan dari pelariannya di Irak, tidak satupun Negara Islam yang bersedia menerima Imam Khomeini. Karena semua Negara Islam saat itu dibawah kendali Barat ataupun Timur."
"Imam Khomeini pun kemudian memutuskan untuk menetap di Paris Perancis. Dan ditempat itu Imam Khomeini secara leluasa memimpin jalannya arah revolusi. Keberadaan Imam di Paris pun dimanfaatkan untuk memperkenalkan kepada dunia khususnya Barat mengenai perjuangan dan cita-cita Islam." Ungkap ulama marja taklid tersebut.
"Kewajiban paling utama kita saat ini adalah menjaga nilai-nilai Islam dan revolusi. Musuh Islam tidak sesaatpun berhenti dan menyerah untuk menaklukkan Islam. Apa yang terjadi saat ini di Suriah adalah bukti kegigihan mereka. Barat dan beberapa Negara Islam berupaya menjatuhkan kedaulatan Negara yang tidak mau didikte oleh mereka. Kegigihan mereka sampai Negara dan rakyat yang menolak mereka dihapus dari peta dunia." Tutupnya.
Iran Pamerkan Jet Tempur Baru Qaher-313
|
Menurut Kantor Berita ABNA, di hari ketiga Sepuluh Hari Kemenangan Fajar, jet tempur Qaher-313 produksi Departemen Pertahanan Republik Islam Iran dipamerkan dengan dihadiri Presiden Mahmoud Ahmadinejad.
Menurut laporan Mehr News, Menteri Pertahanan Iran, Ahmad Vahidi seraya mengucapkan selamat atas keberhasilan besar bangsa ini dalam merealisasikan instruksi Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, seluruh tahap pembuatan Qaher-313 mulai dari rencana hingga produksi ditangani oleh teknisi dan ilmuwan Badan Industri Udara Departemen Pertahanan.
Vahidi saat menjelaskan keunggulan jet temput Qaher-313 menambahkan, pesawat temput ini dalam bentuknya memiliki keistimewaan tersendiri. Pesawat ini juga memiliki kemampuan terbang rendah.
Sementara itu, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, yang berbicara dalam upacara pembukaan, menegaskan bahwa pertahanan Iran tidak ditujukan untuk "ekspansi dan agresi terhadap negara lain.
Ahmadinejad juga menyatakan bahwa jet tempur telah benar-benar dirancang dan diproduksi oleh para ahli Iran. Qaher-313 dikatakan mirip dengan F/A-18 AS-built, meskipun penampilan mirip dengan F-5E / F Tiger II. Pembom satu kursi baru telah dibuat berdasarkan state-of-the-art teknologi dan prestasi pertahanan modern.
Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah membuat prestasi besar di sektor pertahanan dan memperoleh swasembada peralatan militer penting dan sistem pertahanan. Azarakhsh adalah pesawat jet tempur pertama Iran dalam negeri diproduksi.
Saeqeh jet tempur adalah pesawat tindak lanjut, berasal dari Azarakhsh. Iran meluncurkan skuadron pertama dari pembom tempur Saeqeh dalam pertunjukan udara pada bulan September 2010.
Teheran telah berulang kali meyakinkan negara-negara lain, khususnya negara tetangga, bahwa kekuatan militernya tidak menimbulkan ancaman bagi negara-negara lain, yang menyatakan bahwa doktrin pertahanan semata-mata didasarkan pada pencegahan.
(abna indonesia)
Ulama dan Cendikiawan Islam Sunni-Syiah Bertekad Ciptakan Persatuan
|
Menurut Kantor Berita ABNA, dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw dan keturunan suci beliau Imam Ja'far Shadiq as, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Sayyid Ali Khamanei menyampaikan ceramahnya didepan para pejabat Negara Iran, panitia penyelanggara Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-26 dan para tamu besar Negara yang menjadi peserta Konferensi. Rahbar dalam ceramahnya menekankan pentingnya persatuan umat Islam dan menghindari segala bentuk perselisihan dan perpecahan dikalangan umat. Setelah menyampaikan ceramah, Rahbar Iran tersebut melakukan ramah tamah dan saling bersalaman dengan ulama-ulama besar dan cendekiawan Islam Sunni-Syiah dari berbagai Negara.
Sunni-Syiah Bertekad Jalin Persatuan Gagalkan Rencana Musuh
|
Menurut Kantor Berita ABNA, Presiden Republik Islam Iran DR. Mahmud Ahmadi Nejad, selasa sore (5/2) waktu setempat pada hari pertama keberadaannya di Mesir mengadakan pertemuan khusus dengan Rektor Universitas al Azhar Syaikh Ahmad al Tayyib. Dalam pertemuan tersebut, Ahmadi Nejad menyebut Universitas Al Azhar sebagai salah satu universitas Islam tertua yang telah melakukan pengkhidmatan terhadap Islam lebih dari seribu tahun. Presiden Republik Islam Iran tersebut berkata, "Saya merasa dan begitu juga para ulama besar, bahwa universitas selama ini berjalan dijalur keilmuan Rasulullah Saw, yang bertujuan untuk menghantarkan umat manusia sedunia dalam perdamaian dan kebenaran."
Selanjutnya Ahmadi Nejad menyinggung sebagian dari pernyataan presiden Mesir maupun sebagian besar ulama al Azhar mengenai perbedaan dalam mazhab, "Sesuatu yang sangat penting hari ini dan harus didefinisikan secara jelas adalah persatuan, kebersamaan dan kesepahaman antara kita. Hal ini sangat penting dan mendesak untuk terus diwujudkan. Dan kita tak punya waktu lagi untuk membicarakan perbedaan far'i yang ada."
"Tidak bisa dipungkiri perbedaan yang ada bisa saja menyebabkan perselisihan dan melemahkan umat, namun kita berharap semoga para ulama dan pemikir Islam yang memiliki pengaruh bisa segera mencari jalan keluar untuk menghindarkan bentuk perpecahan dan kericuhan sosial." Tambahnya lagi.
Presiden Republik Islam Iran selanjutnya mengemukakan sarannya, "Untuk mewujudkan persatuan Islam dan persaudaraan muslim antar mazhab-mazhab Islam yang ada, kita harus memfokuskan diri pada persamaan yang ada. Hal apa yang saja yang antara kita sama dan sejalan maka kita menguatkan persatuan pada hal tersebut."
"Saya berkeyakinan bahwa persatuan harus dilakukan dalam rangka menjalankan kewajiban agama, perdamaian dan untuk kepentingan besar umat hari ini, dan untuk masa depan yang lebih baik. Jika kita fokus pada apa yang akan kita capai ke depan, insya Allah kita bisa lebih cepat mewujudkan persatuan ummat." Tambahnya.
Presiden Iran tersebut menambahkan, "Tidak seorangpun hari ini yang bisa mengklaim diri bahwa ia telah menghidupkan kehidupan Rasulullah dalam kehidupannya. Sebab jika kita benar-benar telah memahami dan menjalankan agama ini dengan sebenar-benarnya, kondisi kaum muslimin tidak akan seperti apa yang dialaminya sekarang. Karenanya, yang harus kita lakukan adalah bergandeng tangan dan saling bekerjasama untuk berusaha sebisa mungkin menemukan pemahaman yang benar mengenai ajaran Rasulullah Saw dan kitab Allah."
"Nabi Muhammad Saw sebagai nabi terakhir membawa agama yang sempurna dan telah menyodorkannya kepada umat manusia, dan kita meyakini bahwa agama tersebut bukan hanya untuk kaum muslimin melainkan untuk seluruh umat manusia. Karena itulah nabi disebut sebagai rahmatalil'alamin, yang membawa rahmat bagi seluruh alam." Ungkapnya lagi.
"Namun sangat disayangkan, diantara umat ada saja yang memiliki pemikiran yang salah dan jahil, sehingga kesibukkannya justru untuk menyulut perselisihan dan perpecahan dikalangan umat Islam." Tambah Ahmadi Nejad.
Rektor Universitas al Azhar, Syaikh Ahmad al Tayyib dalam pertemuan tersbut turut mengungkapkan rasa bahagianya atas hubungan Mesir-Iran yang terjalin dan beliau berharap agar hubungan diplomatik antara kedua Negara kedepannya dalam berbagai bidang khususnya ilmu dan kebudayaan bisa terjalin lebih erat. Ulama Mesir tersebut juga membenarkan pernyataan-pernyataan Ahmadi Nejad. Beliau berkata, "Universitas al Azhar dalam upaya pendekatan antar mazhab telah melakukan banyak event internasional dan para ulama Al Azhar sampai hari ini konsisten untuk memperjuangkan terwujudnya persatuan Islam itu dan meminimalisir perbedaan yang ada."
"Saya optimis, lawatan presiden Republik Islam Iran ke Mesir merupakan kesempatan yang sangat baik untuk mempercepat proses persatuan dan persaudaraan antara Sunni dan Syiah." Lanjutnya.
Syaikh Ahmad al-Tayyib turut menegaskan Tehran dan Kairo dapat bergandengan tangan untuk menggagalkan plot Barat yang menabur perselisihan di kalangan umat Islam.
Ulama besar Mesir tersebut menambahkan, al-Azhar menerapkan segala upaya untuk memberantas perselisihan di kalangan umat Islam dan untuk melawan Islamphobia serta permusuhan terhadap Muslim Syiah.
Lebih lanjut Syaikh al-Azhar menandaskan, perbedaan tidak harus menciptakan ketegangan antara Muslim Sunni danSyiah.
Di bagian lain pernyataannya, Syaikh al-Tayyib memuji fatwa yang dikeluarkan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei pada tahun 2010 yang melarang menghina dan melecehkan tokoh-tokoh yang dihormati dan dimuliakan kalangan Sunni.
Presiden Iran pada Selasa memulai kunjungan bersejarah ke Mesir untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerjasama Islam (OKI) ke-12.
Ahmadinejad disambut oleh Presiden Mesir Muhammad Mursi setibanya di Bandara Internasional Kairo. Dia adalah kepala negara pertama Iran yang mengunjungi Mesir sejak 34 tahun lalu.
Iran memutuskan hubungan diplomatik dengan Mesir pada tahun 1980 setelah Revolusi Islam tahun 1979, karena Mesir menandatangani kesepakatan perdamaian (Camp David) dengan rezim Ziois Israel dan menawarkan suaka kepada mantan diktator Iran Mohammad Reza Pahlevi.
Mursi juga mengunjungi Iran pada bulan Agustus 2012 untuk menghadiri pertemuan KTT Gerakan Non-Blok (GNB) dan itu adalah kunjungan pertama seorang presiden Mesir ke Iran dalam lebih dari tiga decade lamanya.
0 comments to "Bikin Pesawat Tempur Baru...Republik ISLAM IRAN kembali bikin ISLAM BANGGA, tapi warga CYBER / Dunia Maya Pro Zionis "TIDAK RELA"...Maju terus Tekhnologi berbasis Islam..ALLAHU AKBAR...iyakah jar...^_^...."