Home , , , , , � Kepribadian Rasulullah Saw menurut Ruhullah al- Imam Khomeini qs

Kepribadian Rasulullah Saw menurut Ruhullah al- Imam Khomeini qs















Imam Khomeini: Kepribadian Rasulullah Saw (Bagian Pertama)


Periode Kelahiran

Revolusi Ilahi, Islam dan Iran kita merupakan manifestasi keagungan Nabi Muhammad Saw. Kelahiran penuh berkah dan hijrah beliau yang memotivasi terjadi di masa ketika seluruh dunia dipenuhi dengan kebodohan. Sementara para penguasa seperti hewan buas yang memangsa orang-orang lemah. (Sahifah Imam, jilid 12, hal 136)

* * *

Ketika Nabi Muhammad Saw lahir ke dunia terjadi sejumlah peristiwa yang jarang terjadi dan diriwayatkan oleh Syiah dan Ahli Sunnah. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa kelahiran Nabi Muhammad Saw itu harus dikaji serius. Peristiwa itu seperti retaknya pintu gerbang istana Kisra dan runtuhnya 14 pilar penyangga setiap pintu gerbang itu. Begitu juga dengan matinya api di kuil api Persia dan tumbangnya arca-arca.

Peristiwa retaknya pintu gerbang Kisra mungkin mengisyaratkan bahwa di masa Nabi Muhammad Saw, setiap pintu gerbang kezaliman akan hancur, khususnya pintu gerbang istana Kisra. Karena di masa itu pintu gerbang istana Kisra merupakan pusat kezaliman Raja Anushirvan. (Sahifah Imam, jilid 19, hal 432) (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)

Sumber: Sire-ye Nabavi; Gozideh-i az Kalam va Andisheh Imam Khomeini ra, Tehran, 1383, Moasseseh Tanzim va Nashr Asar Emam Khomeini.

Imam Khomeini: Kepribadian Rasulullah Saw (Bagian Kedua)


Posisi Sosial

Dalam Islam, Nabi Muhammad Saw bangkit dari orang-orang tertindas dan dengan bantuan mereka, beliau menyadarkan kelompok arogan di masanya atau mengalahkannya. (Sahifah Imam, jilid 7, hal 327)

* * *

Ketika kita menyaksikan sejarah Islam dan mengkaji Islam dan orang-orang yang mengikutinya dapat kita saksikan betapa di awal kemunculan Islam Rasulullah Saw berasal dari kaum papa; "Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri ..." (QS. 3: 16) Maksud ayat ini beliau berasal dari golongan miskin, bukan berasal dari manusia.

Kalangan yang tidak punya ini adalah Mukminin. Allah Swt memberikan kepada mereka seseorang dari mereka yang duduk dan makan bersama mereka. Sebagaimana Rasulullah Saw hidup di masjid, begitu juga beliau hidup dan berinteraksi dengan mereka. Dari masjid itu juga beliau mempersenjatai mereka dan membawa pasukannya yang dipilih dari orang-orang ini untuk menghancurkan kekuatan-kekuatan besar. Pasukan yang siap menghadapi segala ancaman musuh. (Sahifah Imam, jilid 9, hal171) (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)

Sumber: Sire-ye Nabavi; Gozideh-i az Kalam va Andisheh Imam Khomeini ra, Tehran, 1383, Moasseseh Tanzim va Nashr Asar Emam Khomeini.

Imam Khomeini: Kepribadian Rasulullah Saw (Bagian Ketiga)


Ibadah

Imam Baqir as berkata, "Suatu malam Rasulullah Saw bersama Aisyah. Ia berkata, ‘Wahai Rasulullah! Mengapa engkau begitu bersusah payah beribadah? Bukankah Allah Swt telah mengampuni dosa-dosa sebelum dan sesudahmu?" Nabi Saw menjawab, ‘Wahai Aisyah! Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur?"

Imam Baqir as kembali berkata, "Rasulullah Saw berdiri di atas jari-jari kedua kakinya, sampai Allah Swt menurunkan ayat "Thaha. Kami tidak menurunkan al-Quran ini kepadamu untuk menyusahkanmu."(Ushul al-Kafi, jilid 2, hal 95, Kitab Iman wa Kufr, Bab as-Syukr, hadis 6)

(Chehel Hadis, hal 337)

* * *

Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Rasulullah Saw hanya akan keluar dari sebuah acara setelah mengucapkan istighfar sebanyak 25 kali.(Makarim al-Akhlak, hal 313, al-Bab al-‘Asyir, al-Fashl al-Tsalits, fi al-Istighfar, al-Buka)

(Chehel Hadis, hal 487)

* * *

Sunnah kedua Rasulullah Saw adalah berpuasa tiga hari dalam sebulan. Ada sekitar 40 hadis yang menyebutkan tentang kebiasaan Rasulullah Saw ini.(Wasail al-Syiah, jilid7, hal 303-321, Bab 7-12 dari Abwab Shaum Mandub) Ulama hanya berbeda pendapat terkait pelaksanaannya. Mayoritas ulama menyebut sunnah Nabi Saw ini dilakukan di akhir umurnya dan para Imam as pun melakukannya adalah puasa tiga hari dengan perincian; 
hari Kamis pertama tiap bulan yang dikenal dengan hari diantarnya perbuatan manusia, 
hari Rabu pertama dari sepuluh hari pertama tiap bulan yang dikenal dengan hari naas dan diturunkannya azab dan 
hari Kamis terakhir dari sepuluh terakhir tiap bulan yang juga menjadi hari diantarnya perbuatan manusia.(Wasail al-Syiah, jilid 7, hal 304-306, Bab 7 dari Abwab Shoum Mandub, hadis 2, 5, 6, 8) Dalam riwayat lain disebutkan setiap kali azab diturunkan kepada umat-umat terdahulu di hari-hari ini diturunkan. Itulah mengapa Rasulullah Saw berpuasa di hari-hari ini.(Wasail al-Syiah, jilid 7, hal 303, Bab 7 dari Abwab Shaum Mandub, hadis 1)

(Chehel Hadis, hal 487)

* * *

Rasulullah Saw meletakkan air untuk wudhu dan miswak (sikat gigi) di bawah tempat tidurnya tepat di bagian kepalanya. Ketika malam tiba, beliau menutupi wadah air wudhu itu dengan sesuatu. Saat terbangun, beliau menyikat giginya dan setelah itu berwudhu dan mengerjakan shalat empat rakaat. Setelah itu beliau kembali tidur. Setelah itu beliau terbangun, menyikat gigi, berwudhu dan kemudian mengerjakan shalat.

(Chehel Hadis, hal 509)

* * *

Dinukil dari sebagian istri Rasulullah Saw bahwa beliau berbicara dengan kami dan sebaliknya, kami juga berbicara dengan beliau. Ketika waktu shalat tiba, seakan-akan beliau tidak mengenal kami dan sebaliknya kami juga tidak mengenal mereka untuk menyibukkan diri dengan Allah Swt.(Mustadrak al-Wasail, Kitab as-Shalah, Bab Af'al as-Shalah, Bab 2, hadis 17)

(Adab as-Shalah, hal 111) (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)

Sumber: Sire-ye Nabavi; Gozideh-i az Kalam va Andisheh Imam Khomeini ra, Tehran, 1383, Moasseseh Tanzim va Nashr Asar Emam Khomeini.

Imam Khomeini: Kepribadian Rasulullah Saw (Bagian Keempat, Habis)


Sifat

Terkait dengan sifat pengasih Nabi Muhammad Saw kepada semua manusia cukup dengan ayat ketiga surat as-Syu'ara, "Boleh jadi kamu (Muhammad) akan membinasakan dirimu, karena mereka tidak beriman." Begitu juga dalam surat al-Kahf ayat enam, Allah Swt berfirman, "Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Quran)."

Subhanallah! Nabi Saw sangat menyesalkan kondisi orang-orang Kafir yang memusuhi kebenaran dan kecenderungan manusia akan kebahagiaan. Betapa mereka berusaha mempersulit Nabi Saw, sehingga Allah Swt menghiburnya dan mempertahankan hatinya yang begitu lembut agar jangan sampai kesedihan mendalam akan keadaan orang-orang bodoh menghancurkan hati beliau.

(Sharh Hadis Junud Aql va Jahl, hal 234)

* * *

Nabi Muhammad Saw begitu sedih melihat orang-orang Kafir yang tidak beriman dan memeluk Islam. Dalam ayat al-Quran disebutkan bahwa seakan-akan engkau ingin membinasakan dirimu karena mereka. (QS. as-Syu'ara: 3) Nabi Saw menginginkan dunia ini dipenuhi dengan cahaya. Beliau diutus untuk mengarahkan seluruh dunia kepada cahaya. Beliau berdakwah untuk mengubah segala yang terjadi di dunia ini bukan untuk diri sendiri atau kekuasaan, tapi memunculkan rasa menginginkan Allah dalam diri manusia.

(Sahifah Imam, jilid 11, hal 380)

* * *

Rasulullah Saw yang ilmunya berasal dari wahyu dan jiwanya begitu besar, sehingga dengan sendirinya mampu menguasai jiwa milyaran manusia. Beliau mampu menghapus semua tradisi Jahiliah dan agama-agama batil, menggantikan semua kitab samawi dan menjadi pamungkas para nabi. Beliau adalah penguasa dunia, akhirat dan berhak mengatur segala alam dengan izin Allah. Sikap tawadunya lebih dari siapapun ketika berhadapan dengan hamba-hamba Allah.

Beliau tidak suka menyaksikan para sahabatnya berdiri hanya untuk menghormatinya. Ketika memasuki sebuah majelis, beliau duduk paling belakang dan berkata, "Saya seorang hamba yang makan seperti seorang hamba sahaya dan duduk seperti seorang hamba sahaya." (Makarim al-Akhlak, hal 12, pasal 2)

Dinukil dari Imam Shadiq as bahwa Nabi Muhammad Saw sangat menyukai keledai tanpa pelana, memberi makan orang-orang miskin dan saat memberi sesuatu kepada orang miskin diberikan dengan dua tangan. Ketika menaiki keledai beliau akan mengajak orang naik duduk bersamanya.

Dalam sejarah Nabi Muhammad Saw disebutkan betapa beliau ikut membantu pekerjaan rumah, dengan kedua tangannya beliau memerah susu kambing, menjahit pakaian dan sepatunya, membuat tepung bersama pembantunya lalu dibuat adonan, membawa sendiri barangnya, dan duduk bersama orang-orang miskin serta makan dengan mereka. (Bihar al-Anwar, jilid 16, hal 226)

Semua perilaku Nabi Saw dan masih banyak yang lebih dari ini ada dalam sejarah perilaku beliau, begitu juga ketawaduannya. Padahal, selain maqam spiritual yang dimilikinya, beliau juga seorang pemimpin umat Islam yang sempurna.

(Chehel Hadis, hal 95)

* * *

Nabi Muhammad Saw adalah pelayan masyarakat, sekalipun posisinya seperti yang diketahui, tapi beliau melihat dirinya sebagai seorang pelayan yang melayani masyarakat.

(Sahifah Imam, jilid 13, hal 384)

* * *

Penguasa berada di atas masyarakat tapi tidak punya perbedaan dengan masyarakat yang lain, bahkan kehidupannya berada pada tingkat paling bawah. Penguasa yang tidak mau menguasai manusia, tapi ingin melayani mereka.

(Sahifah Imam, jilid 8, hal 141)

* * *

Dari hadis Ahli Sunnah diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad Saw ketika marah dan dalam kondisi berdiri, maka beliau memilih duduk dan bila dalam kondisi duduk, beliau memilih tidur terlentang, sehingga amarahnya menjadi reda. (Mirah al-Uqul, jilid 10, hal 146, Bab al-Ghadhab)

(Chehel Hadis, hal 141)

* * *

Dalam masalah akhlak Rasulullah Saw bersabda, "Jangan mencari bantuan untuk melakukan kezaliman, sehingga melecehkan perintah ilahi. Pada waktu itu marahlah karena Allah Swt."

(Sharh Hadis Junud Aql va Jahl, hal 244) (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)

Sumber: Sire-ye Nabavi; Gozideh-i az Kalam va Andisheh Imam Khomeini ra, Tehran, 1383, Moasseseh Tanzim va Nashr Asar Emam Khomeini.



0 comments to "Kepribadian Rasulullah Saw menurut Ruhullah al- Imam Khomeini qs"

Leave a comment