Home , , , , , , , , � MISTERI : Mengenang 1 tahun wafatnya Pak Wid / Wamen ESDM (Dr. Widjajono Partowidagdo), 21 april 2012 – 21 april 2013, Subsidi BBM dan Hizbuztahrir Indonesia serta Bom Boston & Suriah

MISTERI : Mengenang 1 tahun wafatnya Pak Wid / Wamen ESDM (Dr. Widjajono Partowidagdo), 21 april 2012 – 21 april 2013, Subsidi BBM dan Hizbuztahrir Indonesia serta Bom Boston & Suriah






Wakil menteri ESDM, Widjajono Partowidagdo dilantik Presiden SBY baru sekitar enam bulan, sebelum kepulangannya menghadap Tuhan. Pengabdiannya kini harus diakhiri karena peristiwa wafatnya beliau ketika mendaki gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat.

Widjajono Partowidagdo adalah Guru Besar dalam bidang Ekonomi dan Pengelolaan Lapangan Migas pada Fakultas Teknologi Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) ITB. Dia merupakan merupakan dosen Manajemen dan Analisis Ekonomi Proyek Migas dan Pengelolaan Energi, Sumber Daya Mineral, dan Lingkungan pada Program Studi Teknik Perminyakan ITB.

Gelar sarjana teknik diraih pria kelahiran Magelang 16 September 1951 ini dari Program Studi Teknik Perminyakan ITB pada 1975. Selanjutnya, gelar Master of Science (M.Sc) juga diperolehnya dalam bidang Petroleum Engineering (1980), dilanjutkan M.Sc dalam bidang Operation Research (1982), dan MA dalam bidang Economics (1986) dengan judul tesis "An Energy Economy Model for Indonesia" dari University of Southern California (USC). Gelar Ph.D ia dapatkan dari universitas yang sama pada 1987 setelah merampungkan desertasi berjudul "An Oil and Gas Supply and Economic Model for Indonesia".

Menjadi Ketua Program Pasca Sarjana Studi Pembangunan ITB (1993-2004) pernah dijabatnya selama berkarir di ITB. Tak hanya itu, ia pun sempat menjadi Ketua Kelompok Keahlian Pemboran, Produksi dan Manajemen Migas Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral (kini dipecah menjadi FTTM dan FITB) (2005-2007), dan Sekretaris Komisi Permasalahan Bangsa, Majelis Guru Besar Institut Teknologi Bandung.

Penampilan dan profile Widjajono memang yang terlihat paling sederhana diantara deretan wakil menteri lainnya. Rambutnya panjang dan terurai. "Saya dulu ini anak kolong. Kalau soal rambut, saya potong dua bulan sekali. Tapi tumbuh lagi, tumbuh lagi," ucapnya usai dilantik menjadi wakil menteri ESDM,.

Dengan penampilan seperti itu, dia tak pernah merasa canggung. Senyum lebar selalu merekah dari wajahnya. Namun kini senyum itu telah tiada untuk selamanya atas kehendak lain dari Tuhan. Meski demikian, kesederhanaannya, jasa-jasanya, patut diteladani.
DAN REPUBLIK ISLAM IRAN PUN CABUT 
SUBSIDI BBM TRANSPORTASI 
Dina Y. Sulaeman
Pemerintah mulai mewacanakan lagi pengurangan subsidi BBM.  Seperti biasa, tulisan seorang pengamat ekonomi soal ‘kebohongan subsidi BBM’ kembali disebarluaskan di media sosial (FB, blog, dll).  Argumen soal ‘kebohongan subsidi’ memang membuat nyaman masyarakat yang memang umumnya anti pencabutan subsidi. Namun, menurut sebagian orang, hitung-hitungan yang dilakukan sang pengamat ekonomi ini sangat banyak menyederhanakan, terlalu banyak berasumsi, dan banyak variabel yang  tidak dilibatkan, terutama yang dari segi keteknikan. Saya tidak akan membahas detil soal hitungan ini karena bukan bidang saya. Yang jelas, di internet kita bisa menemukan cukup banyak tulisan yang dengan detil menjelaskan dimana letak kesalahan kalkulasi sang pengamat ekonomi.
Ada argumen yang banyak diulang-ulang oleh pihak-pihak yang antipencabutan subsidi, yang saya tahu pasti kesalahannya, yaitu argumen yang melibatkan Iran. Iran disebut-sebut sebagai negara yang menjual minyak dengan harga sangat rendah kepada rakyatnya, yaitu Rp 1287/liter. Ini tidak benar. Harga bensin di Iran saat ini minimalnya 4000 IRR/liter dan ada pembatasan pembelian; akan saya jelaskan nanti. (IRR= Iranian Riyal; per 21 April 2013, 4000 IRR= Rp3160)[1]
Yang mungkin akan mengejutkan banyak orang, Iran pun MENCABUT subsidi BBM-nya. Pernah di suatu masa, harga bensin di Iran memang sangat murah, sekitar Rp1500/liter. Tapi, itu bukan harga asli, melainkan disubsidi 80%.
Sejak akhir tahun 2006, pembelian bensin bersubsidi dibatasi (setiap mobil cuma boleh beli bensin 120 liter/bulan/mobil), dan akhirnya mulai akhir 2010 subsidi pun dikurangi. Menariknya, semua itu terjadi tanpa gejolak (tentu saja, kalau protes-protes minor, selalu ada dalam masyarakat Iran yang memang karakternya outspoken –blak-blakan-itu). Yang lebih menarik, Wamen ESDM kita dulu, Dr. Widjajono Partowidagdo (alm) pernah berkunjung ke Iran untuk mempelajari apa yang dilakukan Iran dalam efisiensi energi. Tapi, sayang sebelum beliau bisa mengaplikasikan apapun , beliau meninggal dunia (yang menurut pengamatan sebagian orang, agak ‘misterius’).
Ada satu fakta penting yang perlu dicermati:  Iran memberikan subsidi BBM. Ini jelas kontradiktif dengan pernyataan seorang pengamat ekonomi terkenal: ‘tidak ada yang disebut subsidi BBM itu’. Padahal, Iran adalah negara dengan cadangan minyak nomor 3 di dunia dan dengan cadangan gas nomor 2 di dunia. Iran jauh lebih kaya minyak daripada Indonesia, tapi mereka tetap memberikan subsidi.
Artinya apa? Pemakaian BBM di Iran sangat tinggi karena (dulu) harganya murah, bahkan 18 kali lipat tingkat konsumsi orang Jepang dan 9 kali lipat orang AS. Kasus penyelundupan BBM ke luar negeri pun banyak terjadi. Iran pun terpaksa mengirim minyak mentahnya ke negara-negara lain untuk di-refinery, karena hasil refinery di dalam negeri tidak cukup, saking borosnya. Ketika harus di-refinery di luar negeri, jelas memakan biaya besar. Dan ketika dijual di dalam negeri, pemerintah harus memberikan subsidi agar harga tetap murah. Artinya, pemerintah terbebani oleh subsidi ini.
Saya sempat berada di Iran ketika harga bensin di sana sangat murah. Saat itu, saya menyaksikan sendiri, betapa borosnya rakyat Iran. Mereka mengisi tangki mobil sendiri (karena tidak disediakan pelayan di pom bensin) dengan ceroboh, sehingga bensin itu berceceran. Mereka cuek karena harga yang sangat murah.
Apa yang dilakukan Iran untuk mengatasi masalah ini? Pemerintah di sana dengan tepat melihat bahwa Iran memiliki cadangan gas yang sangat besar. Bila rakyat menggunakan bahan bakar gas (dari jenis CNG), Iran akan menghemat sangat banyak uang (yang digunakan untuk subsidi) dan bahkan menghasilkan banyak uang (karena surplus BBM bisa dijual). Inilah yang secara sistematis dilakukan Iran dan dilakukan secara kontinyu, meski presidennya berganti-ganti. Proses sosialisasi pencabutan subsidi itu dilakukan sejak tahun 1993, era Presiden Rafsanjani. Sosialisasi itu bahkan dilakukan lewat film. Di komedi lawak Powarchin, yang membuat kota Teheran lengang (saking semua orang duduk di rumah menonton film serial tersebut), sering diselipkan propaganda (dengan cara yang mengundang tawa) betapa subsidi minyak itu membebani pemerintah. Bayangkan bila uang untuk subsidi itu dialihkan membuat rumah sakit, sekolah, bla…bla..(demikian’iklan’ di film lucu tersebut).
Di saat yang sama, sejak 1999 (era Khatami), dimulailah proyek jangka panjang pembangunan stasiun pengisian CNG; dimulai dengan membangun pipa-pipa gas hingga ke pelosok desa-desa. Tahun 2004, seorang periset senior lembaga riset milik pemerintah berhasil menciptakan tabung CNG untuk mobil dan hasil risetnya itu diproduksi massal oleh pemerintah tahun itu juga. Stasiun pengisian CNG pun dibangun di seantero negeri. Tahun 2004 itu pula, Iran-Khodro (industri mobil terbesar Iran) mulai membuat kit-converter untuk mobil yang mau beralih dari BBM ke CNG. Iran-Khodro juga memulai produksi mobil berbahan bakar CNG yang selesai tahun 2005 (era Ahmadinejad).
Masih tahun 2004 itu pula, kepolisian Iran mulai menertibkan lagi sistem pendataan kepemilikan mobil untuk menunjang program e-smart-card untuk kartu bensin subsidi.
Tahun 2005, Pemerintahan Ahmadinejad memberikan subsidi kepada rakyat yang ingin mengganti sistem mobilnya agar berbahan bakar CNG. Subsidi itu berupa kit-converter, juga subsidi untuk pengadaan tabung CNG-nya, bahkan subsidi untuk orang-orang yang mau membuka usaha pompa CNG. Seseorang hanya perlu punya tanah kosong minimal 1000 m2 dan uang modal 500 juta IRR. Selanjutnya, semua alat, keperluan, dan berbagai biaya tambahan untuk membangun pompa CNG itu disuplai pemerintah.
Selanjutnya, sejak 2010, mulailah pembatasan subsidi dilakukan dengan menggunakan semacam kartu subsidi (e-smart card). Setiap mobil cuma berhak membeli 60 liter/bulan bensin yang disubsidi 50%. Harga bensin super 5.000 IRR dan bensin biasa 4.000 IRR perliter.  Kartu subsidi ini ada PIN-nya dan harus cocok antara nomor mobil, nama pemilik mobil, dan warna mobil. Satu mobil tidak bisa memakai jatah mobil lain saat membeli bensin. Jika pemakaian bensin sebuah mobil lebih dari 60 liter/bulan, pemilik mobil tersebut harus membeli bensin dengan harga pasar Iran (yang sebenarnya masih juga disubsidi 20 %), yaitu 8.000 IRR/liter (bensin super) dan 7.000 IRR/ liter (bensin biasa).
Sementara itu, harga 1 tabung CNG adalah 60.000 IRR yang bisa dipakai untuk jarak sekitar 750 km.Ketika di pasar terjadi perbedaan harga: harga BBM lebih mahal daripada CNG, jelas, rakyat akan memilih dengan sukarela: mengganti sistem mobilnya dengan sistem CNG (apalagi ditunjang dengan berbagai kemudahan yang diberikan pemerintah).
Jadi, inilah yang umumnya kita abaikan di tengah hiruk-pikuk perdebatan tentang pencabutan subsidi BBM. Publik lebih fokus kepada dampak negatif pencabutan subsidi BBM. Padahal, ada masalah lain yang lebih penting diangkat yaitu upaya mencapai kemandirian energi.
Minimalnya ada tiga  fakta yang sepertinya agak diabaikan para pengamat yang berkali-kali muncul di televisi (atau menulis di koran).
Pertama,Indonesia bukan lagi negeri yang kaya minyak. Indonesia saat ini berada di peringkat 22 dalam daftar pemilik cadangan minyak terbanyak dunia. Sejak era Orde Baru, kebijakan energi Indonesia sangat bertumpu kepada minyak, tanpa  melakukan upaya pengembangan sumber-sumber energi terbarukan. Semakin lama, cadangan minyak Indonesia semakin menurun sementara minyak tetap menjadi sumber utama energi di Indonesia.
Kedua,minyak Indonesia pun tidak sepenuhnya diproduksi bangsa ini. Pertamina hanya memproduksi 13,8% dari total produksi minyak Indonesia, sementara sisanya  diproduksi oleh perusahaan asing, antara lain Chevron (41%), Total E&P Indonesie (10%), Chonoco Philips (3,6%), dan CNOOC (4,6%). Perusahaan-perusahaan asing itu tentu saja menjual minyaknya dengan harga pasar internasional karena berdasarkan aturan UU Migas, pemerintah tidak berhak lagi ikut campur dalam kebijakan perusahaan-perusahaan asing tersebut. Sementara, demi memenuhi konsumsi dalam negeri, Indonesia setiap harinya harus mengimpor 600.000 barel minyak dengan harga internasional dan dijual dengan harga Indonesia. Inilah sebabnya pemerintah mensubsidi BBM.
Ketiga,terjadi ketidakefisienan dalam pengelolaan energi kita. Antara lain, mengapa kita hanya mengelola 13% minyak Indonesia dan sisanya diserahkan kepada perusahaan asing dengan bagi hasil yang tidak adil? Selain itu, mengapa kita harus memilih untuk mengimpor minyak, sementara kita mempunyai sumber energi yang jauh lebih murah bila dimanfaatkan, yaitu batu bara dan gas? Anehnya, batu bara dan gas justru dijual murah kepada negara asing.
Jawaban dari pertanyaan ini sudah banyak yang tahu: kalau ada energi alternatif, pastilah itu mafia-mafia minyak Indonesia maupun asing akan rugi besar! Itulah sebabnya mereka menekan pemerintah supaya tidak mengembangkan energi alternatif. Yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi beban anggaran hanya mencabut subsidi, tanpa ada upaya penyiapan infrastruktur untuk penggunaan energi alternatif. Di sinilah letak kesalahan besarnya. Jangan malah dikaburkan pada isu ‘kebohongan subsidi’.
Inti dari tulisan ini hanya satu: marilah kita lebih jernih dalam menyikapi berbagai isu. Tidak semua pencabutan subsidi itu antirakyat. Pencabutan subsidi hanya persoalan di ‘permukaan’, tapi ada hal-hal yang lebih penting dicermati dan disuarakan. Dan yang kunci utamanya memang pada pemerintahan yang jujur, amanah, dan bervisi. Mudah-mudahan kelak kita memiliki pemerintah yang seperti ini. Amin. (IRIB Indonesia)
Dimuat di IRIB Indonesia dan The Global Review
[1] 1 Rupiah = 1,265 IRR; 1 USD = 12, 285 IRR,  per 21 April 2013, menuruthttp://www.xe.com/currencyconverter/
In memoriam, 1 tahun wafatnya Pak Wid (Dr. Widjajono Partowidagdo), 21 april 2012 – 21 april 2013.

ISLAM TERORISME ATAU ISLAM CINTA
Upaya mengaitkan pengeboman di Boston dengan kata ‘jihad’ semakin terlihat. Meski mengakui bahwa penyelidikan masih berlangsung, Foreign Policy 22 April merilis artikel berjudul ‘Boston’s Jihadist Past’ (Masa Lalu Pejuang Jihad Boston). Inilah proses stigmatisasi dan stereotyping media Barat terhadap kata ‘jihad’. Apa yang sebenarnya terjadi? Bukankah esensi Islam adalah cinta? Lalu mengapa kini Islam justru seolah identik dengan kekerasan? Konflik yang paling dominan terjadi di Timur Tengah, yang justru didominasi kaum muslim. Apa yang sebenarnya tengah terjadi?
Dalam diskusi bertajuk Islam: Risalah Cinta Semesta yang digelar Masjid Salman dan Penerbit Mizan, serta didukung oleh Studia Humanika, 19 April 2013, dua pembicara, Yasraf Amir Piliang (YAP) dan Haidar Bagir (HB), berusaha memberikan jawaban atas pertanyaan ini melalui perspektif masing-masing.
YAP menguraikan bahwa ada tiga bagian dalam  masalah ini: akar kekerasan, realitas kekerasan, dan citra kekerasan.
1. Realitas kekerasan, yaitu: berbagai aksi terorisme yang dilakukan muslim (misalnya, Al Qaida), atau kekerasan yang dilakukan kelompok-kelompok Islam terhadap umat agama lain, atau terhadap mazhab/aliran yang dianggap sesat.
2. Citra kekerasan. Citra adalah sesuatu yang artifisial, dikonstruksi, dan bahkan disimulasi dengan tujuan untuk menciptakan citra tertentu. Hal ini terkait dengan politik media global. Mereka melakukan ideologisasi Islam; mereka menyebarkan opini bahwa Islam adalah agama yang berideologi kekerasan. Media global adalah ruang perang ‘simbol’ antarkepentingan untuk menguasai opini publik. Artinya, opini publik dibangun melalui perang informasi di ruang publik. Media memiliki dua pilihan: de-re (menyampaikan sesuai realitas) atau de-dicto (menyampaikan sesuai kepentingan sekelompok tertentu). Media Barat telah melakukan de-dicto, membangun opini publik tentang Islam sebagai agama kekerasan.
Proses yang dilakukan media Barat untuk membangun opini publik tentang Islam:
  1. Simulasi:  menciptakan model-model realitas yang seakan tampak nyata, seakan-akan realitas, padahal rekayasa. Tragedi Boston misalnya, di jejaring sosial telah banyak tersebar berbagai foto kejanggalan dalam peristiwa itu, antara lain kehadiran tentara bayaran (private military forces) di lokasi. Para tentara itu berasal perusahaan bernama Craft yang di logonya tertera ‘Violence does solve problem’ [kekerasan pasti menyelesaikan masalah]. Meskipun memang ada kemungkinan segelintir ‘jihadist’ yang terlibat tapi ada indikasi kuat keterlibatan orang ‘dalam’ AS sendiri.
  2. Stigmatisasi: mendiskreditkan (setiap ada kekerasan, dimunculkan foto-foto orang Arab secara sistematik sehingga Arab identik dengan kekerasan). Dalam tragedi Boston, stigmatisasi menimpa muslim Chechnya.
  3. Naturalisasi: proses pewajaran, melalui kartun atau film, sehingga terasa ‘wajar’ jika pelaku terorisme adalah muslim/Arab.
  4. Stereotyping: ketika disebut ‘Islam’, yang terbayang adalah teroris, Saddam Husein, irrasionalitas, atau fanatisme.
Dan akhirnya, muncullah: Islamophobia.
 3. Akar kekerasan
Ada banyak analisis soal mengapa ada kelompok-kelompok muslim yang melakukan terorisme. YAP membahas tentang pergeseran pemaknaan Islam di tengah masyarakat. Islam kini telah menjadi gaya hidup. Apa itu gaya hidup? Yaitu, sikap memperhatikan atau menunjukkan tampak luar; merayakan penampilan luar, tapi melupakan nilai-nilai dan spiritualitas. Dalam gaya hidup, eksistensi manusia diperlihatkan oleh benda-benda yang dimiliki. Ketika Islam menjadi gaya hidup, maka kesalehan akan muncul dari cara berjilbab, baju koko merek apa, atau ‘ngaji dimana’. Tak heran, kini ada ustadz atau ustadzah yang menjadi trendsetter model baju.
Gaya hidup ditegakkan atas dasar ketidakpuasan abadi. Misalnya, jilbab terbaru (mahal dan bermerek) sudah dibeli, ada kepuasan. Namun sekejap kemudian, kepuasan itu akan hilang karena akan muncul lagi jilbab model lain yang terlihat lebih cantik. Substitusilah jilbab dengan tas, mobil, gadget, atau hal-hal lain yang dikejar oleh gaya hidup. Intinya, tidak ada kepuasan akhir, selalu dikejar oleh keinginan membeli yang baru. Menurut YAP, ‘azan’-nya gaya hidup adalah iklan TV. Iklan TV mendorong manusia untuk ke mall, bagaikan azan yang (seharusnya) mendorong manusia untuk ke masjid.
Gaya hidup adalah antitesis cinta. Cinta adalah kebahagiaan dan keabadian; sedang gaya hidup menyeret pada ketidakpuasan abadi. Gaya hidup menimbulkan krisis makna. Ketika Islam sudah terlepas dari maknanya, maka tidak ada lagi yang disebut ‘dunia Islam’ ; karena dunia ada ketika ada makna. Krisis makna, atau krisis spiritualitas, telah melahirkan culture of zombie, manusia yang bergerak ke segala penjuru tetapi tidak memiliki kesadaran. Dalam situasi seperti ini, manusia akan kehilangan orientasi. Misalnya, kekerasan dianggap sebagai sesuatu yang benar dan harus dilakukan untuk menegakkan ‘kebenaran’ yang dipersepsinya sendiri.
Penjelasan lain diberikan oleh Haidar Bagir. Menurutnya, di era posmodernisme, terjadi paradoks. Di satu, sisi dunia menjadi desa global, dimana arus informasi beredar dengan sangat cepat dan nyaris tak terbendung. Namun di sisi lain, derasnya arus informasi ini membuat banyak orang menjadi galau danketakutan, sehingga mencari ‘tempat aman’. Agama adalah salah satu tempat aman itu. Manusia-manusia posmo mencari perlindungan kepada agama, namun karena mereka mendapati bahwa di dalam agama pun sangat banyak paham/aliran. Padahal, di tengah berbagai kegaduhan informasi itu,mereka menginginkan ketenangan dan kepastian. Itulah sebabnya mereka bersikap eksklusif, mengecilkan ‘Tuhan’ (Tuhan menjadi milik mereka saja), dan ‘memastikan’ kebenaran (kebenaran satu-satunya hanya milik mereka; di luar mereka semua adalah sesat, bahkan kafir).
Pilar yang membangun sikap seperti ini adalah kebencian kepada pihak lain yang mereka anggap sesat. Awalnya, mereka mengklaim diri melakukan dakwah secara damai. Namun, ketika ide-ide mereka tidak diterima, mereka pun memilih jalan kekerasan. Akibatnya, dari luar (hegemoni media Barat) citra Islam dirusak, sementara dari dalam pun memang ada orang-orang yang memberi ‘makanan’ kepada upaya perusakan citra Islam itu.
Lalu, apa argumennya bahwa Islam memang agama cinta?
HB mengutip tulisan Syekh Yusuf Makassari, yang merupakan rangkuman beberapa hadis Nabi, “Agama adalah ma’rifah (mengenali) Allah. Ma’rifah Allah adalah akhlak yang baik. Akhlak yang baik adalah silaturahim (membina hubungan berdasarkan kasih sayang). Dan silaturahim adalah memunculkan rasa bahagia ke dalam hati sesama.”
HB juga mengutip hadis Qudsi, bahwa satu-satunya ibadah untuk Allah adalah ‘memasukkan rasa bahagia ke dalam diri orang yang hancur hatinya’. Ibadah-ibadah lain, seperti sholat, zakat, puasa, pada hakikatnya adalah untuk diri manusia sendiri (manfaatnya). Allah pun dalam Quran surah Thaha:43-44 menyuruh Nabi Musa untuk mendatangi Firaun yang thagha (thoghut, zalim), dan memberi peringatan dengan lemah lembut (qaulan layyinan).
Tetapi apa yang dilakukan sebagian umat Islam hari ini?  Dalam melawan Assad (beberapa media Islam menyebut Assad thoghut dan menyamakannya dengan Firaun)  sekelompok muslim mengobarkan ‘jihad’ dan melakukan berbagai kekerasan atas nama agama. Korbannya bukan saja lingkaran pendukung Assad, tetapi juga masyarakat sipil (akibat berbagai pertempuran, bom bunuh diri, atau bom jarak jauh). Di Indonesia, kita saksikan kekerasan dilakukan oleh kelompok-kelompok muslim yang merasa ‘benar’, terhadap kelompok muslim yang mereka anggap ‘sesat’, seperti Ahmadiyah atau Syiah. Hingga kini warga Syiah di Sampang sudah 8 bulan hidup mengungsi di GOR Sampang karena rumah-rumah mereka dibakar massa.
Karena itu, tugas besar kaum muslim adalah melakukan counter-hegemony(perlawanan untuk mematahkan penguasaan opini dan kesadaran) melalui berbagai media. Mari kita secara kolektif (beramai-ramai) mengangkat konsep Islam dan cinta karena memang sejatinya, esensi Islam adalah cinta. Hal ini harus dimulai dari diri sendiri. Sekesal apapun kita terhadap kaum takfiri (kelompok yang suka mengafir-kafirkan pihak lain), misalnya, kita tetap bersikap santun dalam membantah argumen mereka. Di tengah keluarga, kita harus membesarkan anak-anak yang mampu menyerap nilai cinta dalam Islam. Misalnya, saat menjauhkan anak dari perbuatan buruk, jangan katakan ‘Nanti masuk neraka!’ atau “Nanti dimarahin Allah!”, karena ini akan menanamkan pemahaman bahwa Allah itu ‘kejam’ dan ‘suka menghukum’. Katakanlah, “Allah cinta pada perbuatan baikmu.” Kenalkanlah pada anak-anak kita bahwa segala sesuatu yang dilakukan Allah adalah keindahan dan cinta. Bahkan bilapun Dia menghukum (neraka), itu adalah bentuk cinta-Nya, agar manusia yang tersesat bisa tersadarkan. Di sekolah, perlu ditanamkan rasa toleransi, bahwa berbeda itu biasa. Bahwa memegang teguh keyakinan pribadi tidak berarti harus memaksa orang lain untuk memiliki keyakinan yang sama.
Esensi dunia Islam adalah cinta. Alam tercipta karena cinta, prinsip penggeraknya adalah cinta, pengikatnya cinta, dan tujuan akhirnya cinta. Dan cinta, hanya bisa disebarluaskan dengan cinta.
*magister Hubungan Internasional Unpad, research associate di Global Future Institute
(Dimuat di IRIB Indonesia dan The Global Review)

FOTO PALSU MHTI..???

Di FP Muslimah For Khilafah (Kantor Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia), diposting foto dan press release berikut ini:
Hizbut Tahrir Menyelenggarakan Seminar Perempuan yang Krusial:
“Bersegera Menegakkan Khilafah Untuk Melindungi Para Perempuan Mulia Syam”
Dengan dukungan ulama Ushul Fiqh terkemuka, politisi ulung, dan pemikir ternama Ata Ibnu Khalil Abu Arrashtah, Amir Hizbut Tahrir, Hizbut Tahrir akan menyelenggarakan seminar perempuan yang sangat penting pada tanggal 27 April 2013di Amman, Yordania untuk membicarakan penderitaan perempuan dan anak-anak Suriah yang menyayat hati serta menyajikan solusi efektif untuk segera mengakhiri pembantaian yang dilakukan oleh rezim tiran Ash-Sham. Acara yang khas dan belum pernah terjadi sebelumnya dengan tema ”Bersegera Menegakkan Khilafah untuk Melindungi Perempuan Mulia Syam” adalah forum pertemuan tokoh perempuan yang pertama kali diadakan dan bertujuan untuk memfokuskan perhatian dunia, khususnya pada penderitaan dan kebrutalan luar biasa yang dialami oleh perempuan dan anak-anak Suriah di tangan pembunuh massal Bashar Al-Assad dan rezim Ba’athistnya yang kufur… [dst]
MHTI
Saya tidak akan mengomentari pemikiran MHTI soal Syria (analisis saya soal Syria sudah banyak saya tulis, silahkan baca di blog ini, menu kategori ‘Syria’, klik ini). Saya hanya ingin memberitahukan bahwa foto-foto yang dipakai MHTI untuk poster itu ternyata foto palsu.
Perhatikan foto ini:
66853_511902208872410_1379661191_n
Ini adalah foto yang diambil dari situs Baghdad Council. Wanita di foto itu adalah wanita Irak yang sedang meratapi kematian anggota keluarganya yang tewas dibunuh teroris. Foto asli bisa lihat di sini.
Dan foto ini:
asli
Ini adalah foto bayi di reruntuhan gempa di Azerbaijan Timur
Apa arti semua ini?
Terlalu sulitkah buat MHTI mencari foto ‘asli’ korban kejahatan Assad? Mengapa MHTI meniru langkah BBC: memakai foto korban terorisme di Irakdan menyebutnya korban pembantaian Assad di Houla?
Apakah menegakkan kebenaran dibolehkan dengan menggunakan kebohongan? [Belum lagi bila kita bicara soal aksi terorisme para pejuang 'jihad': apakah dibolehkan mendirikan khilafah dengan cara meledakkan bom di tempat-tempat publik serta berbagai pembunuhan sadis?]
Kalaupun dijawab ‘tidak tahu’ dan ‘tidak sengaja’, maka artinya,pihak MHTI dan siapapun, perlu lebih jeli lagi dalam membaca berita-berita tentang Syria. Sekali lagi, saya sudah cukup banyak menuliskannya. Silahkan membacanya disini dan menggunakan akal yang jernih, bukan fanatisme buta pada harakah dan golongan.

يَأُيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيْبُوا قَومًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Wahai orang-orang beriman! Jika datang kepadamu orang fasik yang membawa sesuatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kejahilan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.”
(Al Quran Surat Al Hujurat ayat 6)
Sumber awal info soal foto: FB Berita Harian Suriah
http://dinasulaeman.wordpress.com/2013/04/20/foto-palsu-mhti/#more-1251

"Sekarang Saat yang Tepat Naikkan Harga BBM"

Selain sederhana, rambutnya gondrong, dan berani berkata apa adanya.

Senin, 5 Desember 2011, 09:44, Hadi Suprapto, Iwan Kurniawan

VIVAnews - Usianya sudah 60. Pria ini masih sehat. Jalannya tegap. Masih seperti usia 45. Dialah profesor yang telah menaklukkan 40 gunung tertinggi di dunia yang juga Wakil Menteri Energi: Widjajono Partowidagdo.

Rabu pagi, 30 November 2011, pukul 08.00 WIB, profesor perminyakan itu menepati janji mengunjungi redaksiVIVAnews.com di Menera Standard Chartered Bank, Lantai 31, Jakarta.
Penampilannya tak seperti Wakil Menteri, mengenakan kemeja besar tak dimasukkan dan tas kumal bermerek Pekan Energi Nasional 2011: Energi Pro Rakyat. Tak ada tanda, kalau yang datang itu wakil menteri.

Dia merupakan petinggi negeri ini yang unik. Selain sederhana, rambutnya gondrong, dan berani berkata apa adanya. Termasuk mengatakan perlunya pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak.

Laki-laki yang dilahirkan di Magelang, 16 September 1951 ini, lebih suka berkata terus terang dan tidak berpura-pura. "Karena dengan berterus terang, negeri ini akan menjadi lebih baik," katanya.

Berikut petikan perbincangan Widjajono dengan redaksi VIVAnews.com:
Bagaimana pengalaman Anda dalam menaklukkan gunung?Kalau mau naik gunung, naik saja. Tapi kalau ada larangan, lebih baik ikuti saja: jangan naik. Beberapa waktu lalu saya ke Rinjani sama tvOne. Ada larangan dari Dinas Kehutanan.
Tapi kami tetap ingin naik. Mereka akhirnya setuju menemani kami dengan syarat, yang boleh menentukan sampai puncak atau tidak, adalah mereka. Bapak-bapak ini menemani lengkap mengenakan pakaian dinas.  Belakangan kami tahu, di tengah perjalanan cuaca sangat buruk: petir di mana-mana. Kami satu rombongan memutuskan turun.

Sudah berapa gunung yang sudah ditaklukkan?Hampir 50 gunung, 40 lebih. Kalau di Indonesia awalnya naik gunung sama mahasiswa UPN Yogya. Saya kan dulu sering menguji di UPN, bukan dosen tapi penguji. Mereka kalau ingin disamakan, harus diuji oleh ITB.
Nah, saya bukan dosen, tapi penguji. Setiap tahun menguji, dan setiap tahun itu saya naik gunung bersama mereka: anak Mapalanya. Saya senang naik gunung bersama anak UPN itu karena mereka yang bawain barang saya, kalau sama mahasiswa ITB suruh bawa barang sendiri. Gak kuat saya, hehehehe.

Pertama kali naik gunung umur berapa?Pertama kali naik Gunung Gede itu masih SMA. Saya di SMA 5 Bandung. Waktu itu saya masih kuat sekali. Kalau Gunung Gede saya sering naik sama ibu-ibu Equatorial Peaks for Lupus (E4L), mereka kuat-kuat loh. Bahkan ada yang masih single juga sih. Mereka gak terkena lupus, tapi menyiarkan penyakit lupus. Female tracker, seperti Ami Saragih, Diah Bisono, Amalia Yunita, Veronica, mereka terkenal-terkenal kok.

Punya pengalaman spiritual dari mendaki gunung?Pengalaman spriritual saya naik ke Himalaya, di Kala Patthar, sebuah gunung hitam di Himalaya, Nepal, saya dikasih nasihat oleh pendeta Tibet, "Kamu kalau naik Himalaya jangan cepat-cepat, harus pelan. Dengan pelan kamu menghormati gunung ini dan menyesuaikan diri. Kalau kamu penyesuaian diri dengan bagus, kamu diterima gunung ini dan kamu akan sampai. Tapi kalau buru-buru tidak akan sampai."
Akhirnya saya pelan-pelan sambil berdoa, berjanji kalau sampai saya tidak akan berbuat jahat lagi. haha

Itu tahun berapa?2007. Kala Pattar itu basecamp Everest, tapi sekarang dipindahin lebih rendah lagi. Saat itu kami bertemu tim dari Malaysia mau ke Everest. Dalam website mereka ditulis ketemu Profesor Widjajono dan mereka sangat bangga. Dari tujuh pendaki Malaysia, enam sampai dan satu tidak. Yang satu itu bekas menteri.

Pengalaman paling menantang?

Ya tentunya Aconcagua. Yang gak sampai itu dan El-bruce, Mesir. Di Elbruce saya gak sampai juga, itu team. Ada petir dan hujan badai.
Sebenarnya kalau saya tidak ikut tim internasional, saya masih bisa menunggu. Kalau ikut tim lokal saya bisa nunggu hingga cuaca bagus lalu naik lagi, tapi karena ikut tim internasional mereka langsung pindah lagi ke tempat lain. Jadi saya kalau nanti naik lagi ke Elbruce, saya akan ikut tim lokal.

Yang Aconcagua itu sama tvOne juga. Salahnya berangkat sudah awal Februari, karena awal Februari sudah masuk musim dingin, jadi cuacanya sudah jelek. Itu sudah diumumkan tidak boleh naik seminggu ke depan karena cuaca buruk. Itu suhunya sudah seperti di kulkas, air itu beku dan setiap malam itu ditenda yang gak ada heater, pakai sleeping bag saja. Aku gak kuat kalau nunggu seminggu lagi, tim tvOne nunggu seminggu lagi. Ternyata minggu depannya cuaca lebih buruk lagi, jadi mereka turun juga.

Fanatik naik gunung?

Saya gak fanantik, tapi senang jalan. Kalau di Bandung dulu, kalau tidak ke Tangkuban Perahu ya ke Maribaya atau ke Lembang setiap minggu. Saya bukan pemakan daging merah, karena dari bayi saya lepeh. Di Tangkuban Perahu sampai ada tukang nasi goreng langganan yang tahu saya tidak makan daging.

Sudah umur 60 masih  gondrong?

Saya tidak merasa tua kok. Kita tuh tua kalau kita merasa tua. Sewaktu naik Himalaya saya ketemu 15 orang pendaki dari Korea, mereka mengatakan: Age ain't nothing but a number.
Mereka umurnya 55-70 tahun, dan masih mau naik Everest. Orang Korea itu punya kepercayaan umur di atas 60 tahun mereka merasa dilahirkan kembali karena shionya yang kembali, dan kebanyakan pemimpin di sana tua-tua karena wisdom-nya. 

KONSEP CINTA

Kuntoro Mangkusubroto, Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan, menyebut Anda sebagai orang jenius. IQ Anda berapa?Gak tau saya, hehehe.. Jangan tanya saya, yang nilai kan orang lain.

Pernah tes IQ?Saya biasanya kalau dites itu hasilnya bagus, karena saya biasanya kalau dalam kondisi kritis itu justru bagus. Misal tes Toefl, kalau tes biasa saya gak bagus, tapi kalau tes beneran saya bagus. Hehehe.

IQ-nya berapa?Gak tau saya. IQ saya gak tau, tapi yang jelas kalau saya  mengajar, murid saya banyak. Kelas saya itu namanya kelas manajemen dan ekonomi migas. Itu muridnya sampai 348. Mereka senang dengar saya cerita.

Murid saya bukan hanya dari perminyakan. Ada yang dari geofisika, tambang, geologi, teknik industri, bisnis manajemen bahkan ada yang dari astronomi, dan planologi. Yang dari perminyakan cuma 100 orang.

Biasanya kalau saya ngajar, saya minta setiap perwakilan kirim alamat email, saya kirim mereka cerita-cerita naik gunung, cerita seminar, kirim cerita sekolah di Amerika dan Eropa, jadi saya tidak hanya mengajar perminyakan tetapi saya ajarkan juga hidup yang, kata saya, baik.

Saya bilang ke  murid-murid "cara belajar yang paling baik adalah mengajar dan menulis,". Kalau bisa mengajar dan menulis pasti pintar. Dan cara mengajar yang paling baik adalah memberi contoh.

Saya suka mengajarkan cara hidup saya, sudah bisa agak membuktikan cara hidup saya benar karena saya kan jadi orang.
Cara mengajar paling baik itu memberi contoh, dengan melakukan. Melakukan paling baik itu dengan cinta. Kalau kita melakukan segala sesuatu dengan cinta, itu baik. Jadi kalau kita berbuat baik ke setiap orang, maka pasti kita tidak akan pernah rugi. Saya pengagum The Beatles, all you need is love. Cinta itu sharing, caring, giving, dan forgiving.
Siapa yang mencintai sesama ciptaan Tuhan maka kita akan berhasil, karena cinta itu sifat Tuhan yang paling utama dan Tuhan pasti menyayangi orang yang menyayangi ciptaannya.

Saya dulu kenapa termasuk pintar di kelas karena saya ngajarin teman-teman saya. Bahkan angkatan yang lebih tua seperti Pak Bambang Nugroho, dulu Direktur Hulu Pertamina, belajar ke saya. Mereka punya motor, saya gak punya motor, saya suka dijemput sama mereka. Orang punya sepeda motor jaman dulu adalah orang-orang kaya.

Saya pernah memikirkan ekonomi cinta. Kalau kita saling mencintai satu sama lain segala permasalahan lain itu selesai.

Berkebalikan dengan hukum ekonomi?Ya justru hukum itu harus dibenerin. Menurut hukum ekonomi biasa orang yang memberi itu rugi, tapi ini gak. Orang yang kaya itu orang yang memberi paling banyak.
Lihat saja Bill Gates dan sebagainya itu karena charity luar biasa. Lalu ada orang bilang, kalau gak kasih itu lebih kaya lagi. Saya bilang gak, karena dia memberi itu makanya kaya. Pada dasarnya, cinta itu ringan, membebaskan. Benci itu berat. Saya pernah benci seseorang, saya sendiri yang menderita.


TUGAS KHUSUS

Awal mula diberi tugas jadi Wakil Menteri?Awalnya sih, terus terang saja, dua tahun lalu ada yang menghubungi saya untuk menyerahkan CV, waktu pembentukan kabinet baru. Saya gak tahu siapa yang telepon, mungkin Pak Kuntoro.
Mereka minta saya, tapi gak lolos karena yang dipilih orang partai. Nah kemarin ini, mungkin karena orang partainya kurang perform saya dihubungi lagi sama Pak Hatta Rajasa, Menteri Koordinator Perekonomian. Dia juga dari perminyakan dan pernah menjadi murid saya. Hatta bilang minta CV-nya dong, akhirnya malam Minggu saya kirim CV.

Lalu Minggu siang ditelepon lagi sama Pak Hatta, "Mas nanti ditelepon Pak Sudi".
Eh pas Jumatnya sebelum salat Jumat Pak Sudi telepon "Pak Wid, siap-siap saja datang ke Istana, tapi mungkin gak hari ini."
Saya bilang, saya siap kapan saja. Habis salat Jumat ditelepon lagi, "Pak Wid bisa gak datang jam 1.".
Pak Sudi bilang beliau ingin bertemu saya di Istana Negara. Lalu pas saya datang ke sana, Pak Hatta bilang, "Mas kalau sama Jero Wacik cocok ga?" Saya bilang oke saja.

Seminggu sebelum itu, ada reuni ITB angkatan 70, Jero Wacik datang cerita, kalau dirinya masih bisa berkarya. Dia bilang kita ini usia enam puluh masih ranum-ranumnya, tiga tahun ke depan saya masih bisa berkarya lagi.
Dia juga memberi buku "Berpikir Positif" dan saya baca ternyata ada 8 saudaranya meninggal semua, dia satu-satunya yang bertahan, lalu dirawat pemimpin agama dan menjadi pemimpin agama.
Karena dia mempunyai cara hidup yang sama dengan saya, jadi saya bilang saya cocok sama dia. Saya yakin kalau kita mempunyai cara berpikir yang positif, pasti kita akan bisa memaafkan. Saya baca buku The Secret, kalau kita mempunyai pikiran positif maka akan mendapatkan hal yang positif.

Setiap pagi kalau saya jalan-jalan semua orang saya sapa dan ajak ngobrol. Dari satpam, pembantu, polisi hingga orang membawa anjing. Dengan begitu saya merasa, karena diawali dengan hal yang baik, maka pada hari itu saya baik. Itu rahasianya, kenapa saya seharian merasa baik, karena diawali dengan baik.

Ditugasi jadi menteri kenapa bersedia?

Waktu diwawancara Pak SBY, Pak Sudi, dan Pak Boediono ada pertanyaan: saudara bersedia tidak menjadi wakil menteri?
Saya bilang, saya ini guru dan saya awalnya guru ITB yang juga mengajar analisis kebijakan. Mengajarkan ke murid-murid suatu negara baik jika negara seperti ini, dan kenyataannya gak pas, saya penasaran.
Saya ikut Dewan Energi Nasional, saya melamar dengan serius, tes psikotes, wawancara, tes DPR, dapat 44 dari 48 suara DPR. Sesudah di DEN saya jadi guru yang lebih baik, setiap ketemu setiap orang, saya bagikan dua buku tentang energi migas di Indonesia dan analisis kebijakan.
Kalau Bapak tawari saya jadi wakil menteri saya bisa menjadi guru yang lebih baik lagi. Saya tidak hanya ngomong doang, tapi mungkin ikut  membantu permasalahan bangsa. Beliau manggut-manggut saja.

Ada tugas khusus?Diminta menyelesaikan masalah lifting migas. Kedua masalah listrik. Beliau tidak menyebut BBM, tapi saya kira itu salah satu tugas saya.

Anda sering mengeluarkan pernyataan berbeda dengan pejabat lain, mengapa?
Saya tidak pernah reluctant karena pada dasarnya saya akademisi. Kalau boleh milih menjadi pejabat yang tidak boleh ngomong atau akademisi, maka saya akan memilih menjadi akademisi. Saya ngomong apa adanya saja, karena dengan ngomong apa adanya itu negara dapat menjadi lebih baik.

Banyak orang Indonesia itu pretending, pura-pura saja. Saya buat apa sih seperti itu. Sayanothing to lose saja. Saya sudah kaya. Saya menjadi pejabat bukan untuk mencari uang.
Pernyataan Anda sering kontroversial lebih seperti akademisi. Menurut Anda?
Saya anggap pemimpin itu guru dan fasilitator, pemimpin itu seharusnya akademisi. Pemimpin harus bisa mengubah pandangan masyarakat yang tidak benar. Pemimpin itu bukan hanya George Bush atau Pak Harto, tapi bisa saja seperti Ghandi dan Nelson Mandela, mereka itu guru. Jadi kalau pemimpin itu harus dipisahkan birokrat dan akademisi saya tidak setuju.

Kalau saya harus pilih antara birokrat dan guru, saya memilih jadi guru. Karena pemimpin itu guru, pemimpin harus bisa bilang ke masyarakat ini loh yang benar.
Sewaktu di DPR saya dicaci maki, saudara bukan pengamat. Saya harus kasih tahu ke bangsa Indonesia bahwa yang benar seperti ini, kalau saya salah mari kita diskusi mana yang lebih baik.
Justru yang membuat Indonesia tidak maju ini karena orang tidak berani mengambil keputusan yang berbeda, tidak ada kreativitasnya dan ini harus diubah. Konghucu itu dulu mau jadi pejabat tidak jadi, karena yang mengetes kalah pintar dari dia, tapi Konghucu itu lebih terkenal dari raja China mana pun.
Jadi yang terpenting bagi saya itu jadi guru, bukan jadi presiden atau menteri. Guru saya tidak boleh hilang, lebih baik menghilangkan yang lain.
Pernah dimarahi Hatta Rajasa karena statement Anda?
Pak Hatta gak mungkin marahin saya. Dia murid saya, hahaha. Sehabis beri statement, saya SMS ke dia, biar gak salah pengertian dengan maksud saya.
Saya sering mengirim email ke menteri-menteri mengenai pemikiran saya, jadi paling tidak menteri-menteri tahu statement saya.
Saat ini, Anda seberapa kaya?Saya jadi dosen. Mengajar kursus perminyakan dapat Rp6 juta sehari, setiap bulan 3-4 hari. Jadi kalau sama Wamen sekarang gajiannya gedean jadi dosen. Karena saya jadi anggota Dewan Energi Nasional (DEN), tunjangan profesor saya diberhentikan, padahal tunjangan itu lumayan loh, bisa Rp7 juta. Istri saya juga bekerja, sering mengerjakan proyek internasional dari  Uni Eropa, Inggris, dan Belanda. Gaji istri saya itu kan dapatnya banyak.

Untuk ukuran pejabat bukankah itu sedikit?Saya itu sederhana, tapi bukan berarti saya miskin. Pengeluaran saya kecil, baju kalau tidak sampai lecek gak ganti. Saya senang baju lecek kalau boleh sama istri.

Anak?

Anak saya satu. Masih SMA kok.

Main Golf?

Gak golf, saya cuma jalan kaki naik gunung. Setahun sekali lah paling ga, ada juga yang disponsori oleh teman kalau naik gunung di luar negeri.
SALAH SUBSIDI
Apa target Bapak di Kementerian Energi?Beresin permasalahan energi di Indonesia.
Soal kenaikan harga BBM, menurut Anda bagaimana?
Saya hanya bilang, sebagai pengamat cuma tiga caranya mengurangi subsidi BBM: satu menaikkan harga, kedua membatasi pemakaian, dan ketiga mengalihkan BBM ke bahan bakar yang lebih murah.

Membatasi pemakaian, mobil pribadi dilarang menggunakan Premium harus pakai Pertamax, itu kan pengurangan subsidi BBM.
Mengenai memakai energi lain atau konversi, itu seperti minyak tanah pindah ke gas elpiji. Itu kan biayanya separuhnya. Premium dan BBG itu biaya cuma setengahnya, listrik dari BBM menjadi gas, panas bumi, batu bara, dan air itu biayanya hanya sepertiga.
Panas bumi, batu bara, air, gas itu biayanya sekitar 9 sen dolar AS, kalau BBM bisa 36 sen. sekarang ini kalau mau nurunin biaya pokok listrik pakailah yang lain.
Jadi selama ini kita menggunakan barang mahal. Saya istilahkan, orang miskin pakai barang mahal, pasti susah.
Kita terus terang saja salah alokasi, subsidi energi Rp200 triliun itu lebih baik digunakan untuk meningkatkan kemampuan Indonesia. Kita mau eksplorasi gak punya duit, PTDI gak punya duit, Pindad gak punya duit, perbatasan ada masalah, tapi kita masih enak-enak menikmati subsidi BBM Rp200 triliun.

Apakah opsi nomor tiga itu sulit?
Nomor tiga itu jangka panjang, gak sulit yang penting kita niat. Gas itu yang penting ada floating storage and regasification unit (FSRU), kaya minyak tanah jadi LPG, gak sulit kan. Sekarang Premium jadi gas itu gak sulit, di Aconcagua, Argentina, sejak 1980an. Listrik di kaki desa Aconcagua itu sudah menggunakan gas, tidak ada masalah. Kalau niat itu enam bulan jadi. Tinggal niat saja, convertion kit itu sudah ada di mana-mana. China itu semua transportasi umum harus pakai gas, sepeda motor pakai listrik.

Ekonomi itu ilmu memilih. Kenapa kita harus memilih, karena kita tidak tinggal di surga. Di sini keadaan serba terbatas, sehingga kita harus memilih.
Analis itu tugasnya memberitahu dampak dari setiap pilihan. Jadi pilihan tidak menaikan harga BBM, dampaknya seperti ini. Politik itu proses untuk menentukan pilihan siapa yang dilakukan. Pilihan politik ini dua, satu tidak mengerti, bisa saja karena informasi keliru.

Contoh, Indonesia itu negara kaya minyak, untuk itu harga BBM harus rendah, ini salah informasi. Indonesia itu sudah mengimpor minyak 600 ribu barel per hari.
Kedua, bisa saja informasi tidak keliru tapi punya interest. Contoh, perusahaan mobil, Indonesia bangga pertumbuhan mobil paling tinggi di Asia Tenggara, padahal BBMnya disubsidi. Ini bangga yang tidak tepat. Singapura itu bangga, karena mobilnya tidak pernah bertambah seumur hidup. Setiap lima tahun diganti sama jumlahnya, untuk itu mobil di Singapura mahalnya bukan main.

Kalau konversi cuma enam bulan, kenapa bukan itu?Kalau naik Avanza masa mau beli BBM Rp8.000 per liter. Mengembangkan BBG itu lebih gampang kalau BBM itu harganya tinggi.
Kalau BBG itu biayanya Rp4.100, sedangkan BBM Rp4.500, gak akan muncul keinginan masyarakat untuk pindah karena perbedaan harganya sedikit. Jadi, misalnya, harga BBM harus naik menjadi Rp6.000. Jadi ada insentif ekonomi untuk bikin fasilitas untuk konversi ke BBG.
Saya anjurkan perusahaan mobil kalau mau berpartisipasi, buatlah mobil yang pakai gas, motor pakai listrik, kerjasama dengan baik. Untuk teman-teman yang mengimpor BBM, impor LNG saja yang diperlukan. 50 persen gas kita kan diekspor, sebelum kontrak itu selesai, boleh saja kita impor gas. Australia impor gas besar, Amerika sekarang bukan main impor gasnya.

Infrastrukur BBG bukannya mahal?Kalau harganya gak cocok ya gak mahal. Kalau harganya Rp4.100 jalan, saat ini harga sebenarnya Rp4.100 tapi disuruh jual Rp3.100 ya gak akan jalan. Sekarang kalau harga BBG Rp4.100 pemerintah diam saja, ini akan jalan sendirinya. Kalau harganya terlalu murah, marginnya di mana? Pemerintah itu kan mengemudi, sedangkan mendayung itu urusannya swasta. Kalau pemerintah mengemudi sekaligus juga mendayung, itu sudah tidak benar.

Anda mengusulkan kenaikan harga BBM Rp1.000 itu kenapa?Kalau seribu itu kan tidak terlalu berat. Kita pernah Rp6.000 dan Rp5.500 per liter, lalu turun lagi Rp4.500. Dulu saya ditanya waktu Rp5.500 per liter sebaiknya bisa turun berapa lagi. Saya jawab kenapa musti turun? Kenapa gak kelebihan uang ini digunakan membangun infrastruktur BBG. Apa itu SPBG, FSRU, atau membeli busway.
Coba lihat, waktu itu mau pemilu Amerika Serikat. Kalau Barack Obama menang, pasti harga minyak naik lagi dan ternyata benar. Memang gampang menaikkan harga BBM?
Saya ditanya, nanti bapak jadi tidak populer? Saya jawab kenapa saya harus populer, saya tidak mau jadi presiden. Bapak kan anggota DEN? Kan ketua DEN kan Presiden. Saya bilang saya akademisi. Saya bilang apa adanya.

Secara politik, menaikkan harga BBM masih memungkinkan?Liat saja nanti, itu urusan politik. Tetapi kalau saya menjadi Pak SBY, Pak SBY itu kan sudah tidak ikut pemilu lagi, jadi lebih baik menggunakan uang Rp200 triliun itu untuk memakmurkan masyarakat Indonesia daripada kasih subsidi yang tidak seharusnya. Rp200 triliun itu banyak, kita bisa membangun apa saja.

Biaya ekonominya besar?Tidak. Inflasi kecil. Begini, masalahnya pada 2012 kita sudah bilang tidak akan menaikkan BBM kecuali ada APBN-P. Tapi di 2011 ini kita boleh menaikkan BBM. Gak melanggar undang-undang.
Saya ngomong gak asal ngomong, Saya juga baca undang-undang, tahun 2011 itu boleh menaikkan harga BBM dengan syarat ICP, harga minyak mentah Indonesia, sudah di atas 10 persen dari target APBN-P.Lalu kuota sudah dilampui dan ditambah inflasi tahun ini rendah. Bahkan deflasi.
Jadi kalau mau menaikkan ya sekarang ini. Syaratnya hanya sampai 31 Desember ini. Kita tunggu saja sampai akhir tahun ini naik apa gak.
Kalau tahun depan, belum ada aturan untuk menaikkan, kecuali ada APBN-P. Kalau sekarang gak usah macam-macam, naikkan saja,
DPR gak bisa protes karena sesuai Undang-Undang, dan sebagian besar DPR juga setuju.
Kalau kita menaikkan harga BBM bisa digunakan untuk PT Kereta Api, ini PT KA yang seharusnya disubsidi tapi gak disubsidi akibatnya orang-orang beralih ke mobil dan lihat saja jembatan jadi ambruk. Jalan mobil itu bebannya berat sekali, jadi kadang kita subsidi salah pilih. Transportasi orang disubsidi, tapi transportasi barang gak disubsidi padahal di mobil disubsidi, mereka minta peraturan yang setara.

Pembatasan BBM gampang saja, mobil pribadi gak boleh pakai premium tahun 2012. Kendaran komersial, plat kuning itu tetap disubsidi. Kalau truk transportasi boleh menggunakan BBM subsidi, hanya mobil pribadi dilarang pakai premium.

Kebocoran gak banyak-banyak amat, yang penting jangka panjang seluruh kendaraan pilihannya Pertamax sama BBG.

Prosesnya bagaimana?

Itu sedang dibicarakan menteri. Saya tidak boleh bicara. Lihat saja nanti naik atau gak...hahaha.
Beda harga antara BBM bersubsidi dan non-subsidi terlalu besar. Mengapa tidak dibuat harga yang bervariasi di antara keduanya, sehingga masyarakat lebih punya pilihan?
Memang rencananya 2012 mobil pribadi gak boleh pakai Premium. Kalau tahapan, lebih baik naikkan Rp1.000. Pilihan. Ekonomi itu memilih.

Sebenarnya Premium itu ongkos produksinya tidak murah. Sekitar delapan ribu ke atas, seperti Pertamax. Yang mahal itu minyak mentahnya. Biayanya sama, cuma subsidinya yang besar, hampir 100 persen. China dan Vietnam tidak ada subisidi sehingga mereka tidak pusing-pusing.

Akibatnya di Indonesia orang mencari BBM yang paling murah. Premium kalau harganya dua kali lipat pasti orang akan pindah ke transportasi umum. Waktu Premium Rp6.000 banyak teman yang pindah ke busway, saat turun lagi ke Rp4.500 ya pindah lagi ke mobil pribadi.

Transportasi umum di Indonesia kan jelek?

Makanya busway di perbanyak. Singapura itu bensin mahal, mobil dipersulit, akibatnya orang naik transportasi umum, sehingga transportasi umum bagus. Uangnya digunakan untuk infrastruktur.

Kalau kereta api?

Pilihan politik itu dua: satu enggak ngerti, dua dia punya interest. Kereta paling bagus jelas. Di Cheng Du, tahun lalu ada subway, padahal itu kota kecil kaya Bandung. Semua sepeda motor pakai listrik. Di Jepang bahkan ada idiom: yang pinjam mobil naik Roll-Royce yang pinjemin naik subway.  Di Jepang dan Paris itu tidak pernah macet, transportasi umum murah sekali. Kenapa kita gak seperti itu? Itu akan menarik turis juga, tinggal niat saja.

Kesimpulannya?
Kesalahan manajemen. Ada orang yang mengambil keuntungan dari impor BBM. Saya gak mau menyalahkan orang. Kita lihat ke depan.
Okelah yang lalu kita gak benar, ke depan itu  kita perbaiki. Kalau kita pakai batu bara, kenapa gak gunakan untuk listrik? Kenapa bisa shortage listrik? karena program batu bara tidak jalan, Panas bumi ga jalan. Gas tidak berjalan dengan baik.

Lalu karena itu kita tertumpu BBM dan solusinya nuklir. Lalu kalau batu bara, panas bumi, dan gas gak jalan apa nuklir semua selesai?
Saya bukan antinuklir. Saya setuju Indonesia bikin nuklir, tapi bikinlah bersama dengan Singapura. Orang Singapura itu masalah kontrak dia baik, pengawasannya hebat. Kalau bikin nuklir dengan Singapura. Bikin saja di pulau Indonesia dekat singapura, Singapura pasti senang ditawari itu.

Kenapa kita gak ganti gas yang dikirim ke Singapura itu dengan batu bara. Batam-Singapura itu cuma 15 kilometer, kalau kita mengembangkan batu bara di Batam, lalu  gasnya buat di pulau Jawa kita untung. Yang dibutuhkan Singapura itu bukan gas, tapi listrik.

Alternatif-alternatif itu penting. Out of the box, di Indonesia kenapa Papua jarang ditemukan migas sedangkan Papua Nugini banyak ditemukan migas, karena di Indonesia tidak boleh eksplorasi di hutan lindung. Padahal migas itu tidak mengupas tanah, tapi mencoblos.

Dari 20 ribu hektar operasi migas cuma 100 hektar. Kenapa kita banyak bikin aturan yang membuat negara ini gak maju. Padahal di Papua Nugini ditemukan migas, masa di Papua tidak ada, padahal pulaunya itu menyatu. Masalahnya orang gak boleh eksplorasi di situ. Dilarang oleh Kementerian Kehutanan, bukan orang Papua.
Kemarin ketemu orang Papua saya bilang harus dorong eksplorasi di Papua, karena bagian untuk pemerintahnya itu besar, 85:15, lima kali dari bagian kontraktor. Kalau batu bara itu kan lebih banyak kontraktornya daripada pemerintah.

KONTRAK PERTAMBANGAN

Masalah kontrak karya Pertambangan?

Begini, pada dasarnya ada perbedaan antara kontrak perminyakan dengan kontrak pertambangan. Kalau kontrak perminyakan kan manajemen ada di tangan pemerintah, kalau pertambangan manajemen ada di tangan perusahaan. Jadi pemerintah mengatur melalui peraturan pemerintah, sebaiknya mengikuti peraturan pemerintah.

Kan ada UU nomor 4 tahun 2009, pakai UU kalau mau ubah. Seperti masalah di Rusia, LNG Sakhalin di Rusia yang dimiliki poleh Shell. Duma, DPR Rusia, membuat peraturan bahwa semua kontrak migas di Rusia itu 55 persen sahamnya dibeli oleh pemerintah, ya sudah itu semua langsung berlaku di seluruh Rusia. Tadinya Shell yang mempunyai saham 60 persen, tinggal 45 persen.
Artinya perlu negosiasi ulang?Menurut saya iya. Karena tambang dahulu dengan tambang sekarang berbeda. Dulu batu bara harganya US$18 per ton, biaya US$10 per ton. Sekarang batu bara US$112 per ton, biaya US$30 per ton, kan jadinya untung mereka jadi banyak sekali.
Di samping itu, batu bara mengikuti peraturan pemerintah. Dulu namanya PKP2B, 13,5 persen royaltinya, dan pajak 45 persen. Lalu turun jadi 13,5 persen pajak 30 persen.
Sekarang yang IUP lebih kecil royalti 6 persen pajak 25 persen. Jadi kalau dihitung hanya 33 persen pemerintah dapatnya, padahal di struktur biaya sudah berubah. Kalau di minyak sekarang, bagi hasil 85:15 dimana 85 persen pemerintah dan 15 persen kontraktor. 

Di tambang itu sekarang kontraktornya menerima lebih banyak dibandingkan di minyak. Yang benar saja, kamu dapat segitu pemerintah dapat lebih sedikit?.

Renegosiasi perlu memisahkan kepemilikan asing dan nasional?Tidak terlalu masalah. Masalahnya di UU No 4 tahun 2009, adalah luas area, dan lain-lain. Itu juga perlu dibreakdown satu per satu. Luas area kenapa kita persoalkan?
Misal Freeport luas area 100 ha. Kalau bisa diselesaikan dalam waktu kontraknya tidak apa-apa, tapi kalau tidak sanggup menyelesaikan kenapa tidak diberikan kesempatan orang lain. Kalau mereka bisa menunjukkan di program kerja sih tidak apa-apa, maka diperlukan ketransparanan. Kalau renegosiasi, program kerja apa, keekonomian seperti apa. Smelting, kenapa 35 persen, gak dibikin jadi 70 persen (wajib di Indonesia). Bikin smelter di Membrano, itu membuat masyarakat Papua menjadi lebih makmur.

Kontrak Karya I Freeport 1967 mereka harus membangun infrasruktur. Membawa alat berat dengan heli, jadi bisa dipahami kalau royalti kita kecil. Sekarang infrastruktur sudah baik sekali, mengapa pada Kontrak Karya II tahun 1991 kita masih bersedia menerima royalti yang kecil?
Harusnya royalti waktu itu langsung tinggi, struktur biaya lain. Logikanya kan begitu. Tapi itu bukan zamannya saya. 
Nah makanya sekarang ini kita renegosiasi saja. Seharusnya waktu dulu bawa helikopter kita ngerti pemerintah bagiannya kecil. Tapi tahun 1991 biayanya sudah lain, seharusnya bagian pemerintah harus besar, tapi kenapa tidak dinaikkan. Itu alasan kita.

Mengapa renegosiasi seperti jalan ditempat?Tinggal kemampuan politik. Bangsa Indonesia ini kenapa tidak cepat? karena banyak orang yang takut mengambil keputusan. intinya cuma di situ, kalau kita tetap tidak berani ambil keputusan, ya gak akan jalan. Pertama, gak berani ambil keputusan karena takut jabatannya hilang, Kedua, ada istilah kalau bisa dipersulit kenapa tidak itu yang menyebabkan bangsa Indonesia tidak maju.

KORUPSI & FRUSTASI

Sudah dua bulan, belum frustasi kan Pak?Pak Kuntoro meramalkan saya frustasi, hahaha. Orang selama mempunyai pikiran positif, itu gak akan frustasi. Saya kalau dicaci maki saya diam saja. Norman Vincent Peale (penulis The Power of Positive Thinking), dia bilang kalau ada orang yang membuat dia sedih atau caci maki kamu, jadikan dia guru. Bukan karena dia bijaksana, tapi itu membuatmu bijaksana.
Jadi kalau saya dicaci maki orang ya memang itu harus saya lalui. Saya dan menteri saya belum lama ini dicaci maki DPR. Mereka bilang kalau ngomong harus seizin menterinya. Tapi kemarin waktu saya presentasi tentang Kebijakan Energi Nasional, mereka ingin potret dengan saya, hahaha.

Kemarin edang rapat dengan DPR, saya dilarang potret, karena Bapak bukan turis. Tapi orangnya kemudian bilang "Bapak ini idola saya". Kemarin itu lain sekali, padahal itu orang yang sama.

Korupsi di sektor ESDM?

Korupsi itu urusan menterinya bukan saya. Saya kalau ada orang minta sumbangan, saya gak ngurusin sumbangan hubungi saja menterinya.

Kalau masalah minta jatah kontrak migas dan tambang?Kalau kontrak hubungi dirjen. Saya bukan masalah teknis, masalah teknis hubungi dirjen masing-masing. Saya kasih tahu ke dirjen, kalau kamu mau silakan tapi kalau mereka mengacau ya marahin saja.
Ngapain saya urusin seperti itu, tanggung jawab yang tidak-tidak. Idenya saya sebagai analis dan Pak Jero Wacik sebagai politisi, keputusan ada di tangan beliau. Saya hanya memberikan alternatif-alternatif.

Apa sih yang sebenarnya membuat negara ini tidak benar?Policy analisys itu seperti dokter aja, pertama dicari penyakitnya. Negara itu cuma dua penyakitnya, penyakit nomor satu itu pasar, pasar itu interaksi antar orang, monopoli, lingkungan dan sebagainya, ketidakadilan. Pasar itu masalah kemakmuran. Kalau ada Jagger, berarti pasarnya tidak berjalan dengan baik, ada mafia. Kedua, pemerataan. Pemerataan ada dua yaitu pemerataan kesempatan dan pemerataan atas pendapatan.

Dalam mengatasi kedua masalah ini, orang membentuk negara, jadi negara itu mengatasi masalah pasar dan pemerataan. Negara itu kan orang, bisa saja dalam kenyataannya tidak benar. Masalah negara ada empat, satu demokrasi, birokrasi, orangnya dan desentralisasi. Tinggal dicari saja masalahnya apa, ada ketidakberesan dimana, penyelesaiannya ada resepnya masing-masing, metode rasionalis.
Jadi kalau saya analisis sesuatu itu menggunakan metode itu saja. Seperti dokter, penyakitnya apa obatnya apa, jangan sampai penyakitnya salah, kalau penyakit salah walaupun obatnya benar tetap saja pasti salah.

Benarkah penilaian kinerja Kementeria Energi merah?
Ya jelas kan, merah sekali.  Programnya gak jalan. Masalahnya yang lalu gak berani ambil keputusan. Jadi menurut saya sangat merah. Tidak ada keputusan sehingga tidak ada proyek, padahal dari dirjen-dirjen usulan sudah ada, cuma tidak berani tanda tangan.

Pemimpin itu fasilitator dan guru, kalau guru gak berani ketemu muridnya, gak pas lagi menjadi pemimpin. Pak Darwin dan Pak SBY aku yakin mereka gak pernah ngomong. Ada masalah komunikasi, kalau saya kan tenang saja. Kalau saya dianggap salah, bisa jelasin selesai. Waktu saya bilang kenaikan harga BBM, menteriku mencak-mencak di Bali "Gak akan ada kenaikan BBM", setelah saya jelasin, baru mereka mengerti.

Komunikasi dengan Pak Jero Wacik cukup intensif?Saya senang bekerja sama dia, orangnya bersih. Saya tidak suka bekerja sama dengan orang pintar tapi gak bersih. Jero Wacik itu pintar dan mau mendengarkan. Dia pemuka agama. Positifnya banyak dan mau belajar.

Prioritas Anda apa?

Setiap orang mempunyai tugas masing-masing, kontrak karya itu Dirjen Minerba, panas bumi itu tugasnya Dirjen EBTKE, lalu lifting itu Dirjen Migas.
Indonesia itu migas tetek bengek perlu diatasi, seperti izin. ExxonMobil di Cepu gak jalan-jalan itu karena masalah izin bupati, masalah izin pipa lewat jalan kereta api, pipa lewat jalan darat, izin pembebasan tanah. Pak Jero Wacik sudah niat menelepon satu-satu. Masa lalu itu tidak diapa-apain.
Saya bilang, jangan urusan masyarakat diselesaikan oleh perusahaan. Ada dua paham: saya kaya kamu miskin dan saya baik kamu tidak baik.
Keduanya tidak akan bertemu tanpa cinta, orang miskin itu pikirannya orang kaya itu jahat, yang menyebabkan kaya itu karena jahat, jadi gak ketemu.
Makanya saya bilang kasus Lapindo itu membenci satu sama lain, sekarang begini saja utang Bakrie dibayar lalu kembangkan lapangan itu sehingga bisa menjadi Balikpapan (kota minyak), Jawa Timur itu.
Kenapa selalu ribut menyalahkan orang, sampai kapan seperti itu? Kenapa gak sekarang dibereskan saja dan dikembangkan, itu potensi cadangan migasnya banyak dan Pertamina sudah bersedia melakukan seismik. Ada point of view, manajemen dipegang pemerintah, jadi 50:50, Bakrie suruh membayar ganti rugi tetapi yang menangani pemerintah.

Urusan pembebasan tanah, urusan izin, urusan kehutanan dan sebagainya itu pemerintah yang mengerjakan. Kenapa di Indonesia ini investasi tidak jalan, karena yang disuruh ribut dengan masyarakat itu perusahaan.http://analisis.news.viva.co.id/news/read/269570--sekarang-saat-yang-tepat-naikkan-harga-bbm-


1 comments to "MISTERI : Mengenang 1 tahun wafatnya Pak Wid / Wamen ESDM (Dr. Widjajono Partowidagdo), 21 april 2012 – 21 april 2013, Subsidi BBM dan Hizbuztahrir Indonesia serta Bom Boston & Suriah"

  1. Urang Banua Banjar Jua says:

    Wah...harus ada yang BERANI Menginvestigasi ULANG Kematian Wakil Menteri ESDM kita ini.....KONSPIRASI....ckckckckck.....terimakasih atas artikel dari blog ini..jadi sedikit tercerahkan....Salam Badingsanakan....

Leave a comment