Saudi, UEA dan Yordania Menyambut Lengsernya Mursi
Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Yordania adalah tiga negara Arab pertama yang menyampaikan selamat kepada militer Mesir atas lengsernya Muhammad Mursi, Presiden negara itu dan menyambut baik langkah ini.
Stasiun TV Alalam (4/7) melaporkan, Abdullah bin Abdul Aziz, Raja Saudi mengirimkan pesan selamat kepada bangsa Mesir. Dalam pesannya, Abdullah mengatakan, "Mewakili rakyat Saudi dan dari saya sendiri, saya ucapkan selamat kepada bangsa Mesir karena telah memilih presiden baru dalam situasi yang sensitif seperti ini, dan kami ingin menjabat erat tangan seluruh anggota militer Mesir atas keberhasilan ini."
Abdullah menegaskan, "Angkatan Bersenjata telah menyelamatkan Mesir dari krisis yang hanya Tuhan saja yang tahu dampak selanjutnya. Mereka berpikiran jauh dan melakukan tindakan rasional serta melindungi hak-hak politik seluruh pihak."
Syeikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan, Menteri Luar Negeri UEA juga mengumumkan, "Militer Mesir sekali lagi telah membuktikan diri sebagai penjaga dan pembela negara. Mereka mampu menjaga Mesir sebagai sebuah negara hukum."
Ditambahkannya, "UEA selalu menginginkan untuk memperkuat hubungannya dengan pemerintah dan rakyat Mesir di semua bidang untuk menjaga kepentingan kolektif. Selain itu, dengan memperhatikan kuatnya hubungan kedua negara, UEA akan terus mengamati transformasi di Mesir."
Sementara itu, Nasser Judeh, Menlu Yordania mengatakan, "Yordania tetap menghormati kehendak rakyat Mesir dan menaruh hormat yang tinggi kepada Angkatan Bersenjata negara itu. Militer Mesir telah menunaikan kewajiban nasionalnya untuk menjaga kepentingan Mesir dan negara-negara Arab lainnya."
Ditegaskan Judeh, negaranya juga menghormati Al Azhar yang berperan besar dalam melakukan pencerahan di tingkat dunia Islam, juga menghormati umat Kristen Mesir dan lembaga peradilan negara itu. Lembaga yang ketuanya saat ini mengemban tugas berat untuk mengelola negara sementara. (IRIB Indonesia/HS/ http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/13/07/04/mpe0lo-raja-arab-saudi-ucapkan-selamat-ke-pemimpin-baru-mesir)
PKS Layu sebelum Berkembang, Jatuhnya Ikhwanul Muslimin Gambaran Kegagalan PKS
Apa yang terjadi di Mesir menghentak jantung Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Para anggota Dewan Syuro PKS terhenyak akan kejadian di Mesir di mana Ikhwanul Muslimin dipaksa turun dari tampuk kekuasaan dan 300 orang anggota teras IM ditangkap. Kejatuhan Mursi dan rontoknya Ikhawanul Muslimin, sebagai kiblat kekuasaan PKS selama ini - dengan sedikit kesamaan APK di Turki - membuat penyadaran bagi kader PKS bahwa cara-cara Ikhwanul Muslimin dan PKS tidak bisa diterima oleh masyarakat luas. Memang Ikhwanul Muslimin sudah sangat lama menunggu - 80 tahun - untuk mencoba berkuasa sesuai cita-cita militanisme mereka. Apa kesalahan IM dengan Muhammad Mursi-nya sehingga rakyat Mesir memaksa Mursi turun dari kursi kepresidenan?
Kesalahan (1) mendasar dari ideologi Ikhwanul Muslimin adalah keinginan Ikhwanul Muslimin menjadikan Negara Teokrasi - menjadikan Negara Islam. Langkah pertama Mursi dengan parlemen yang dikuasai oleh Ikhwanul Muslimin adalah menetapkan Islam sebagai agama resmi Negara Mesir. Penetapan agama resmi Negara ini memicu kekerasan terhadap etnik asli Afrika yang menjadi penduduk asli Mesir sebelum kedatangan Mesir Arab. Kekerasan keagamaan dengan target pengikut Kristen Koptik yang sudah ratusan tahun lebih dulu datang ke Mesir.
Kesalahan (2) adalah ketidakmampuan Ikhwanul Muslimin mengeksekusi dan menjalankan kekuasaan. Setelah menetapkan konstitusi, sesuai keyakinan segregatif Ihkwanul Muslimin, posisi kehakiman menjadi kunci kekuasaan - sebagai penerapan hukum Islam bahwa mahkamah alias kehakiman harus dikuasai oleh unsur penguasa Islam alias Ikhwanul Muslimin. Untuk itu Mursi memecat Ketua Mahkamah Agung Mesir dan menggantikan kedudukannya ke tangan kekuasaan Mursi, itu terjadi pada 22 November 2012. Rakyat Mesir terhenyak. Demo besar-besaran menuntut Dekrit Mursi yang memberikan kekuasaan dan kekebalan diri Mursi untuk semua keputusan Mursi di masa lalu dan masa yang akan datang. Dekrit ini dicabut oleh Mursi pada 12 Desember 2012.
Kesalahan (3) Mursi adalah konsentrasi konsolidasi kekuasaan ke semua pos kekuasaan strategis tanpa memikirkan golongan lain. Mursi lupa bahwa Mursi hanya didukung tak lebih dari 25% rakyat Mesir. Akibat dari penempatan posisi kekuasaan yang dijalankan oleh orang yang tak berpengalaman, ekonomi, politik dan kehidupan sosial di Mesir terjun bebas. Ekonomi Mesir yang ditopang oleh pariwisata dan perdagangan hancur di tangan para pengambil kebijakan baru yang ditempatkan oleh Mursi.
Di Indonesia, PKS sebagai murid ideologis Ikhwanul Muslimin tertegun. Selama PKS berkuasa - dengan jargon dan tujuan yang sama persis dengan Ikhwanul Muslimin - PKS memainkan seluruh kesempatan untuk kepentingangan kader dan pentolan elite partai. Sebagaimana Ikhwanul Muslimin, PKS pun menggunakan alasan keagamaan untuk mendapatkan kekuasaan.
Agama dijadikan alat untuk memengaruhi masyarakat untuk mendukung para elite untuk berkuasa. Konsep membentuk keyakinan agama sebagai keyakinan politik ala Ikhwanul Muslimin sangat membahayakan kehidupan bermasyarakat. Kenapa? Begitu berkuasa, PKS maupun IKhwanul Muslimin, akan memanfaatkan kekuasaan untuk konsolidasi kader untuk kekuasaan lebih besar - dengan menafikan golongan dan kelompok lain.
Apa yang terjadi di Mesir dengan Ikhwanul Muslimin dan PKS misalnya di DKI Jakarta ketika berkuasa menunjukkan hal itu. PKS ketika pada 2004 menguasai kursi di DKI pun hanya memanfaatkan posisi strategis untuk mendapatkan dana pemilu berikutnya - aspek kesejahteraan rakyat tak diurus. Akibatnya PKS kehilangan mayoritas kursi pada Pemilu 2009.
Kerakusan model Ikhwanul Muslimin - dengan korupsi yang marak di Mesir selama setahun ini - juga dipraktekkan oleh PKS dengan ketiga kementrian Kominfo, Kementan, dan Kemensos. Segala hal terkait penyaluran proyek, bantuan sosial diarahkan untuk mengembangkan kekuasaan dan kepentingan kader. Publik jangan hanya terkecoh dengan ‘daging sapi’ dan ‘benih kopi’, hampir semua benih dari mulai kopi, padi, dan tanaman buah lainnya sebagai program bantuan sosial dan pertanian, pengadaan bibit dan penyalurannya dikuasai oleh kartel PKS. Yang telah terbukti dan dipaparkan ke publik adalah pengadaan bibit kopi. Selain tentunya pengaturan kuota impor barang-barang dan produk pertanian dan peternakan. Seperti yang tertangkap tangan impor daging sapi.
Maka, bisa dipahami bahwa PKS diam seribu bahasa dengan kesedihan yang luar biasa karena junjungan dan kiblat politik PKS selama puluhan tahun - dengan anggota pengajian usroh yang bercita-cita menguasai Negara berdasarkan teokrasi Islam - Ikhwanul Muslimin rontok. Akibatnya, kader PKS dan masyarakat umum menjadi meragukan kampanye PKS yang selama ini dikumandangkan dengan contoh Ikhwanul Muslimin di Mesir. Ketika Mursi diturunkan paksa jelas PKS tak bisa membuktikan bahwa PKS pun tak akan mampu berbuat banyak dengan istibat kepada kegagalan Ikhwanul Muslimin. PKS kehilangan model untuk jualan programnya. PKS layu sebelum berkembang. (http://politik.kompasiana.com/2013/07/04/pks-layu-sebelum-berkembang-jatuhnya-ikhwanul-muslimin-gambaran-kegagalan-pks-574426.html)
Pos Polisi dan Militer Mesir Diserang, Seorang Tentara Tewas
Seorang tentara Mesir tewas dan tiga lainnya terluka setelah milisi bersenjata menyerang pos polisi di Semenanjung Sinai.
Sumber keamanan Mesir mengatakan, pada Jumat(5/7) pagi,para militan menembakkan granat berpeluncur roket (RPG) ke pos polisi dekat pusat intelijen militer di kota perbatasan Rafah, Sinai Utara. Demikian dilaporkan Alalam.
Para penyerang juga menembakkan granat berpeluncur roket ke pusat angkatan bersenjata yang menjaga Bandara Internasional El Arish.
Serangan-serangan tersebut terjadi setelah militer Mesir menggulingkan Presiden Muhammad Mursi dalam kudeta pada Rabu dan menggantinya dengan Ketua Mahkamah Konstitusi Mesir, Adli Mansour. (IRIB Indonesia/RA)
Sumber keamanan Mesir mengatakan, pada Jumat(5/7) pagi,para militan menembakkan granat berpeluncur roket (RPG) ke pos polisi dekat pusat intelijen militer di kota perbatasan Rafah, Sinai Utara. Demikian dilaporkan Alalam.
Para penyerang juga menembakkan granat berpeluncur roket ke pusat angkatan bersenjata yang menjaga Bandara Internasional El Arish.
Serangan-serangan tersebut terjadi setelah militer Mesir menggulingkan Presiden Muhammad Mursi dalam kudeta pada Rabu dan menggantinya dengan Ketua Mahkamah Konstitusi Mesir, Adli Mansour. (IRIB Indonesia/RA)
Dua Tokoh Ikhwanul Muslimin Mesir Ditangkap
Pasca pelengseran Presiden Mesir, Muhammad Mursi (3/7) oleh militer negara ini, sumber-sumber keamanan Mesir mengkonfirmasikan penangkapan dua tokoh Ikhwanul Muslimin yang sangat dengan dengan presiden terguling Mursi. (IRIB Indonesia)
Markas Ikhwanul Muslimin di Hilwan Dibakar Massa
Para demonstran anti-Presiden Mesir Muhammad Mursi membakar markas Ikhwanul Muslimin di kota Hilwan bersamaan dengan eskalasi bentrokan antara para pendukung dan penentang Mursi di berbagai kota. (IRIB Indonesia)
Tujuh Tewas dalam Bentrokan di Kairo
Sebanyak tujuh orang tewas dalam bentrokan antara pendukung dan penentang Presiden Mesir, Muhammad Mursi, di Kairo (2/7). Sebelumnya, kelompok Ikhwanul Muslimin menyatakan akan mengerahkan para pendukungnya guna membela pemerintahan Mursi. (IRIB Indonesia)
PM Mesir Mengundurkan Diri
Berbagai sumber mengkonfirmasikan pengunduran diri Perdana Menteri Mesir dari jabatannya.
Situs El-Youm El-Sabe mengutip televisi Al-Hayah menyebutkan bahwa Hisham Kandil, Perdana Menteri menyatakan mengundurkan diri.
Kandil menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Presiden Muhammad Mursi. Belum ada keterangan lebih lanjut dalam hal ini.(IRIB Indonesia)
Dan Mursi Pun Akhirnya Lengser
Muhammad Mursi yang hanya satu tahun mengecap jabatan presiden Mesir, akhirnya dilengserkan oleh militer dari posisinya. Militer pun kemudian menunjuk Adly Mansour, kepala Mahkamah Konstitusi sebagai presiden sementara di era transisi Mesir.
Adly Mansour mengucapkan sumpah jabatan pada hari Kamis (4/7) dan sementara menjadi presiden Mesir menggantikan Mursi. Padahal Mursi merupakan presiden pertama pilihan rakyat pasca revolusi. Militer pun membenarkan bahwa Mursi berada dalam sebuah pos militer dan berada dalam pangamanan mereka.
Namun kegeraman militer tidak terbatas pada Mursi, bahkan ketua Ikhwanul Muslimin pun mereka tangkap. Muhammad Badi, ketua Ikhwanul Muslimin bersama Khairat Shater,sang wakil ketua termasuk jajaran tinggi kelompok ini yang ditangkap hampir bersamaan waktunya dengan penangkapan Mursi. Saad al-Kattani, sekjen Partai Keadilan dan Pembebasan sayap politik Ikhwanul Muslimin juga ditangkap.
Seluruh peristiwa ini terjadi di saat Mesir masih diliputi ketegangan. Akibat bentrokan antara kubu pro dan kontra Mursi di Mesir, delapan orang dilaporkan tewas dan 340 lainnya cidera. Militer pun secara penuh memegang kendali di Mesir. Tokoh-tokoh Liberal seperti Muhammad Elbaradei dan Amr Moussa, para pemimpin Front Penyelamat Nasional, kubu oposisi utama anti Mursi tengah melakukan sejumlah lobi dengan komandan militer negara ini untuk membentuk pemerintahan sementara. Rencananya selama enam bulan mendatang pemilu presiden dan parlemen di Mesir akan digelar.
Saat ini kondisi di Mesir tak berbeda dengan saat meletusnya revolusi. Militer pun kembali tampil ke muka dan mengambil alih kendali negara. Mursi dan pendukungnya menyebut langkah militer sebagai bentuk kudeta. Sementara kubu oposisi menyebut tindakan militer sebagai upaya untuk menjaga revolusi dan tujuannya.
Di sini pertanyaan utama adalah selanjutnya Mesir akan ke mana? Militer hari Rabu (3/7) setelah mengumumkan pencopotan Mursi langsung menangkap mantan presiden pilihan rakyat ini beserta anggota senior Ikhwanul Muslimin dan Partai Keadilan dan Kebebasan. Polisi juga mengeluarkan surat penangkapan 300 anggota Ikhwanul Muslimin.
Kebijakan ini kian menguatkan asumsi bahwa Mesir menjadi ajang balas dendam oleh berbagai kubu terhadap Ikhwanul Muslimin. Tahun lalu, Mursi melalui sebuah tidakan tak terduga mencopot puluhan komandan senior dan jajaran tinggi di militer dengan tujuan membersihkan lembaga keamanan dari keberadaan anasir rezim terguling. Tak hanya itu, perwira senior tersebut juga dipensiunkan secara paksa. Ini adalah kenangan pahit militer dari Mursi.
Sepertinya militer mengingat kondisi saat ini di Mesir dan dengan memanfaatkan aksi pembangkangan rakyat yang dikobarkan oleh Front Penyelamat Nasional dan Gerakan Tamarud mulai melihat peluang untuk membalas dendam. Namun ini hanya satu sisi dari transformasi di Mesir.
Hal ini disebabkan adanya realita bahwa Ikhwanul Muslimin dalam struktur masyarakat Mesir memiliki posisi cukup kuat. Ribuan warga miskin di Mesir selama beberapa dekade terakhir hanya menggantungkan harapannya kepada bantuan Ikhwanul Muslimin. Oleh karena itu, tersebar pula desas desus bahwa setelah Mesir melewati badai dan instabilitas, maka kali ini kalangan miskin Mesir yang populasinya cukup besar akan bangkit melawan militer yang telah terbiasa hidup mewah. Desas-desus ini menggambarkan kondisi suram dan tak menentu Mesir.
Meski demikian harus sedikit direnungkan dan diperhatikan bahwa mengingat meletusnya revolusi dan pembangkangan terbaru terhadap presiden terpilih, bagaimana masa depan Mesir nantinya. Khususnya salah satu tujuan dari Revolusi 25 Januari adalah melucuti tangan militer dari kancah politik, ekonomi dan sosial Mesir. Namun apa yang terjadi di Mesir saat ini adalah berkuasanya kembali militer hanya dua setengah tahun dari revolusi di negara ini. (IRIB Indonesia/MF/RM)
Kini Giliran Gerakan Tamarod di Tunisia
Kondisi di Tunisia semakin rumit dan instabilitas di negara ini pasca meletusnya revolusi rakyat juga masih belum stabil. Sepertinya pembangkangan rakyat di negara ini tengah terbentuk. Para pemuda Tunisia telah mengkonfirmasikan terbentuknya Gerakan Tamarod.
Dalam programnya, pemuda yang tergabung dalam Gerakan Tamarod mulai mengumpulkan tanda tangan dari warga untuk menolak mosi percaya terhadap petinggi Tunisia saat ini. Pemuda Tunisia ini menyebut aksi mereka ini untuk memperbaiki revolusi.
Mohamed Bennour, juru bicara Gerakan Tamarod Tunisia mengatakan, "Aksi kami ini meneladani pemuda Mesir dan tujuannya adalah membersihkan revolusi serta memperbaiki arah revolusi kami, karena revolusi Tunisia telah dirampas atau dicuri oleh sejumlah pihak yang ingin menyalahgunakan perjuangan ini."
Gerakan Tamarod Tunisia Rabu (3/7) menyatakan, hingga kini mereka telah berhasil mengumpulkan 571 ribu tanda tangan anti pemerintah. Gerakan ini menekankan, pengumpulan tanda tangan merupakan langkah awal aktivitas kami dan di tahap berikutnya akan digelar aksi demo anti pemerintah di berbagai bundaran kota di negara ini.
Saat ini, tuntutan utama Gerakan Tamarod Tunisia adalah pembubaran parlemen negara yang terpilih pada Oktober 2011, beberapa bulan setelah penggulingan mantan diktator Zine El Abidine Ben Ali dalam revolusi rakyat pada bulan Januari tahun yang sama. Parlemen telah berulang kali diprotes karena dinilai tidak efisien. Gerakan ini menandaskan, jika parlemen dibubarkan, akan dibentuk sebuah komisi yang terdiri dari para ahli, pakar dan pengamat undang-undang serta hukum.
Tak diragukan lagi hal ini akan menjadi sebuah ancaman serius jika pemerintah Tunisia tidak mampu menarik simpati dan dukungan rakyat. Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah kelompok Tunisia, khususnya kubu Liberal dan Sekular menyerukan digelarnya aksi demo jutaan rakyat di negara ini. Uniknya sejumlah anggota parlemen justru mendukung seruan tersebut.
Mohammad al-Barahimi, salah satu anggota parlemen Tunisia menyatakan, aksi demo damai merupakan solusi untuk memperbaiki proses politik saat ini dan mencegah Partai Ennahda untuk memonopoli kekuasaan.
Mereaksi statemen ini, Partai Ennahda, kubu berkuasa di Tunisia merilis statemen meminta seluruh lapisan masyarakat mentaati undang-undang dan menempuh jalur damai untuk menyelesaikan berbagai permasalahan.
Setelah dua setengah tahun dari revolusi Tunisia, hingga kini masih banyak tuntutan rakyat yang belum terealisasi. Salah satunya adalah pemulihan kondisi kehidupan mereka. Di sisi lain, kondisi ekonomi Tunisia saat ini belum ada indikasi pulih. Hal ini juga menjadi faktor ketidakpuasan warga. Berbagai serikat buruh Tunisia, sebagai pilar utama lapangan pekerjaan memanfaatkan kondisi ini untuk memprovokasi rakyat. Selain itu, friksi antar kubu politik di parlemen kian menambah beban bagi pemerintah.
Partai Ennahda lebih cenderung para sistem parlementer, sementara Partai al-Takatul (The Congress for the Republic) menuntut diterapkannya sistem presidentik di Tunisia. Pertentangan dua ide ini mengakibatkan percekcokan antara Partai Ennahda dan sejumlah partai lainnya. Cekcok ini sampai pada tahapan Partai Ennahda dituding egois dan mau menangnya sendiri dalam mengelola negara. Dakwaan ini menjadi peluang bagi terbentuknya Gerakan Tamarod oleh sejumlah partai nasionalis dan anasir rezim terguling. (IRIB Indonesia/MF)
Gelombang Pengunduran Diri Menteri dan Anggota Parlemen di Mesir
Api kemarahan warga Mesir terus berkobar, namun kali ini kemarahan mereka tertuju kepada pemerintah yang satu tahun lalu mereka pilih. Aksi demo kubu pro dan anti Muhammad Mursi, presiden Mesir terus berlanjut di saat anggota parlemen dan menteri di kabinet negara ini satu-persatu mengundurkan diri.
Anggota parlemen dari Partai al-Wafd Selasa (2/7) mengundurkan diri. Sebanyak 13 anggota parlemen dari Partai al-Wafd mengajukan pengunduran diri kepada ketua parlemen. Seraya menyatakan rasa solidaritas mereka dengan demonstran anti pemerintah, mereka menuntut digelarnya pemilu presiden dini. Sebelumnya sepuluh anggota parlemen dari fraksi Gerakan Kemasyarakatan dan berbagai kubu lain mengundurkan diri.
Bertepatan dengan aksi pengunduran diri massal ini, Omar Amer dan Ehab Fahmy, dua juru bicara presiden juga mengundurkan diri dari posisinya. Tak lama sebelumnya, sepuluh menteri di kabinet Hisham Kandil, perdana menteri Mesir juga menyerahkan pengunduran diri mereka. Meski pengunduran diri mereka tidak disetujui, namun sepertinya kondisi Mesir semakin parah dan hilangnya legalitas pemerintah serta parlemen tidak dapat dihindari.
Hari Rabu (3/7), ultimatum 48 jam militer terhadap pemerintah dan seluruh kubu Mesir telah berakhir. Militer sebelumnya menyatakan bahwa jika selama tenggang waktu tersebut pemerintah dan kubu politik Mesir gagal menyelesaikan friksi mereka dan mengakhiri krisis yang ada, maka militer akan menjalankan peta jalannya.
Peta jalan militer meliputi penangguhan pelaksanaan undang-undang dasar dan pembubaran parlemen. Ini adalah dua hal yang dituntut kubu oposisi selama ini. tampaknya Dewan Tinggi Militer Mesir tengah mengkaji mekanisme pelaksanaan peta jalan ini.
Berbagai laporan menunjukkan bahwa delegasi kubu oposisi bertemu dengan komandan tinggi militer Mesir. Para pengamat meyakini bahwa militer Mesir dengan memanfaatkan kondisi yang ada tengah mempersiapkan peluang untuk kembali aktif di kancah politik negara ini. Militer selama satu dekade terakhir senantiasa menjadi salah satu pilar utama Mesir di struktur politik, sosial dan ekonomi.
Para presiden Mesir sebelum revolusi seluruhnya dari militer. Oleh karena itu, jelas bahwa militer tidak mungkin rela disingkirkan dan dalam beberapa tahun lalu mereka juga tengah menunggu peluang untuk kembali ke tampuk kepemimpinan. Dalam hal ini pergerakan anasir rezim terguling tidak dapat dilupakan. Kelompok ini bukannya tidak berminat jika militer kembali memainkan peran dan pengaruh mereka di struktur pemerintahan baru negara ini.
Sejumlah berita menunjukkan bahwa Hosni Mubarak, mantan rezim Mesir menemukan semangat baru bersamaan dengan perilisan statemen militer yang mengancam pemerintah serta kubu politik terkait pelaksanaan peta jalan mereka. Ini mengindikasikan bahwa anasir rezim terguling tengah mempersiapkan peluang bagi mereka. Khususnya ketika tersebar desas-desus meletusnya kudeta terhadap pemerintah berkuasa.
Muhammad Mursi dalam kondisi seperti ini menyampaikan pidatonya kepada rakyat. Dalam pidato televisinya, Mursi selain memperingatkan dampak dari berlanjutnya krisis mengatakan, "Dengan segenap kekuatan yang saya miliki, saya siap menghadapi mereka yang akan mengalirkan darah rakyat, menebar fitnah dan melakukan kekerasan."
Kepada rakyat Mesir, Mursi menandaskan, "Seperti dirinya yang menjaga nyawanya, ia akan membela Revolusi 25 Januari, tujuan, hasil dan legalitas pemerintah." Sementara itu, kubu oposisi menilai pidato Mursi ini sama halnya dengan pengumuman perang dan menjelaskan bahwa aksi demo dan konsenterasi akan terus berlanjut.
Saat ini, Mesir menjadi medan uji coba kekerasan antara kubu pro dan anti Mursi. Medan perang ini selain tidak akan ada pemenangnya, juga membuat Mesir berada dalam kondisi berbahaya dan masa depan suram akan terus membayangi negara ini. (IRIB Indonesia/MF/RM)
PM Qatar: Friends Of Syria Siapkan Rencana Rahasia di Suriah
Televisi France 24 (Sabtu, 22/6), dalam berita terkini mengutip dari Hamad bin Jassim, Perdana Menteri Qatar melaporkan bahwa negara-negara peserta dalam konferensi negara-negara penentang pemerintah Suriah yang lebih dikenal dengan Friends of Syria sepakat untuk melakukan langkah-langkah rahasia untuk menciptakan keseimbangan kekuatan militer di Suriah. (IRIB Indonesia / SL)
Paramadina: Prahara Suriah, Prahara Indonesia
Oleh: Muhammad Ma'ruf
Bedah buku ditutup oleh Dina"Saya tidak memakai teori konsipari untuk menulis buku ini, saya memakai "content analysis", mengambil dari dua sumber agar kritis, dan harapan saya Indonesia tidak terjebak menjadi Suriah kedua. Saya menulis dengan tulus, bukan ingin agar buku saya laku." Dina menjawah anak-anak Paramadina yang masih kebingungan menganalisa, maklum masih sibuk belajar teori Hubungan Internasional."
Dina Y. Sulaeman, perempuan berhati lembut,berpikir kritis dan gemar menulis. Pada tanggal 3/7, di Aula Nurcholish Madjid, Paramadina, Jl. Gatot Subroto Kav 97, Mampang, Jakarta Selatan berbagi pikiran kritisnya lewat buku "PRAHARA SURIAH Membongkar Persekongkolan Multinasional, terbitan Pustaka Iman. Acara ini dalam rangka Launching dan Bedah Buku yang diselenggarkan Falsafah dan Agama (Program Riset Islam, Etika dan Masyarakat) bekerjasama dengan penerbit Iman.
Dengan metode content analysis, Dina menceritakan faktor konflik Suriah, mengambil dua sumber, versi pemerintah Assad dan Pemberontak. Dalam bukunya Dina mengurut beberapa peristiwa penting, tragedi Houla, Damaskus, seruan jihad, Khilafah, dukungan Israel untuk jihad, potensi konflik di Indonesia.
(Haerul Ali)
Buku ini oleh Dina, diakui sebagai ekpresi (Welas Asih/empati) sebagai manusia yang ingin menunjukkan keprihatinanya atas korban perang Suriah, terutama pada anak-anak dan perempuan. Ribuan rakyat menjadi pengungsi akibat perang yang direkayasa. Di samping itu, konflik Suriah yang nun jauh disana telah masuk ke Indonesia. Perang tanpa senjatapun masuk di dunia maya; Facebook, Twitter, blog, berisi seruan jihad dan penggalangan dana di masjid-masjid. Tak kalah serunya dengan latah SBY juga sempat menyerukan Assad untuk turun.
Lewat bukunya Dina membaca konflik Suriah hanyalah konflik rekayasa seperti halnya di Irak, Libya. Temanya demokrasi, penurunan rezim dengan militer dan ujungnya kepentingan minyak dan gas, serta pengamanan Israel. Hasilnya bisa dilihat, pemerintah Libya bukan menjadi khilafah, negara yang sebelumnya tidak punya utang kini berutang pada lembaga finasial Barat, pemerintahan yang baru menyerahkan kontrak minyak gas kepada perusahaan Barat dan Libya yang dulu negara Afrika paling kaya dan makmur kini menjadi budak Barat.
Irak, tidak kalah horornya, negara seribu satu malam pasca invasi, kekayaanya di keruk oleh perusahaan negara-negara geng penginvasi, dan meninggalkan bara perseteruan etnis dan mazhab.
(Haerul Ali)
Dina menyimpulkan konflik Suriah hasil rekayasa; rekayasa, foto, blog, video ditujukan untuk membentuk opini bahwa tentara Assad kejam. Video ini terbagi menjadi dua, ditujukan kepada penonton Barat, dilengkapi dengan subtitle Inggris untuk menunjukkan keberhasilan melawan tentara pemerintah, kedua video propaganda religius, membakar semangat jihad. Video ini berisi, menembakkan senjata dengan takbir, pengeboman, pembantaian sadis diiringi takbir dan shalat berjamaah.
Abdul Hadi WM, sastrawan, budayawan, ahli filsafat Indonesia, salah satu pembicara menyoroti, konflik Suriah adalah hasil kerjaan imperialisme yang hingga sekarang terus berlangsung. "Harusnya SBY mengikuti UUD 1945, bahwa Indonesia mengikuti politik bebas aktif. Tidak memihak pada salah satu kubu, kalau SBY meminta Assad mundur artinya mendukung pemberontak" ujar Hadi. Dalam kaca mata Abdul Hadi pemerintahan Assad itu sah, suka atau tidak suka, maka jalan yang beradab adalah dialog.
(Haerul Ali)
Hal senada disampaikan Very Aziz Lc, M.SI, dosen hubungan Internasional Paramadina, konflik Suriah harus diselesaikan dengan cara beradab, keduanya harus diajak ke meja perundingan. Ajakan jihad ke suriah hanya akan masuk dalam lubang jebakan kepentingan Barat. Umat Islam tidak akan mendapatkan apa-apa selain rasa penyeselan. Pendidikan gratis, kesehatan gratis, rasa aman yang dirasakan zaman Assad tidak menjadi pertimbangan para jihadis.
Agus Nizami, pengelola media-Islam.or.id mengatakan, media Islam yang biasanya mengkritik Barat, sekarang bersatu menyebarkan informasi tidak benar, perang Sunni-Syiah. Saya lihat Assad masih shalat dengan cara Imam Syafii, Syekh Butti juga tokoh sunni, 75% tentara Assad sunni. Jadi kalau jihad di Suriah sama saja orang Sunni membunuh orang Sunni, artinya orang Islam membunuh orang Islam. Orang yang membunuh sesama muslim apalagi orang sipil tanpa senjata pasti masuk neraka.
Bukanya membela Assad kata Agus, tapi fakta mengatakan, Suriah tidak punya kedutaan besar Israel, malah paling gigih perang dengan Israel. Turki, Mesir, Qatar pendukung pemberontak masing-masing hingga kini masih menjalin hubungan dengan Israel.
Pada bagian akhir dalam bukunya, Dina mengingatkan aktor perang Suriah sama dengan yang di Indonesia. Kekuatan kapitalisme dunia selalu di balik konflik di wilayah yang kaya sumber daya alam. Pola konflik disesuaikan dengan budaya dan karakteristik wilayah masing-masing.
(Haerul Ali)
Sukarno pernah mengkritik Barat yang terus ingin menjajah Asia dan Afrika, dengan penjajahan intelektual dan ekonomi. Agustus 1965 Sukarno menarik Indonesia keluar dari IMF dan Bank Dunia. Sukarno mengancam akan menasionalisasi perusahaan AS, Godyear dan Rubber Company, hasilnya pemberontakan G30 S PKI dengan arsitek CIA. Setelah Suharto berkuasa perampokan besar-besaran, salah satunya Freeport, aktornya adalah klan Rockefeller. Setelah lepas dari NKRI, Timur-Timur, minyaknya digarap perusahaan Australia.
Inilah pola-pola penjajahan yang terus berulang. Hingga kini Indonesia masih menjadi incaran. Lembaga think-tank AS Rand Corporation, patner Dephan Amerika, 1998 merilis Indonesia perlu dipecah menjadi 8 bagian. Timur-Timur (yang sudah berhasil di konkritkan, 1999), Aceh, Ambon, Irian Jaya Timur, Riau dan Bali, sisanya tetap menjadi bagian dari Indonesia. Penembakan kelompok pimpinan Goliat Tabuni terhadap TNI adalah bagian dari skenario dan pengamanan perampokan emas di Freeeport oleh klan serakah, Rockfeller.
Indonesia sama dengan Suriah, sama-sama majemuknya, Islam, Kristen, ragam etnis dan mempunyai kekayaan alam. Suriah punya gas, Indonesia punya ragam agama dan etnik, punya minyak, gas, emas, batu bara. Sunni-Syiah adalah bahan bakar murah untuk menumpahkan darah, demokrasi menjadi alat ilusi intelekual. Kebencian Sunni-Syiah menjadi ideologi palsu, iming-iming khilafah hanya ilusi, semuanya seirama dengan genderang yang dimainkan imperialis.
Bedah buku ditutup oleh Dina "Saya tidak memakai teori konsipari untuk menulis buku ini, saya memakai content analysis, mengambil dari dua sumber agar kritis, dan harapan saya Indonesia tidak terjebak menjadi Suriah kedua. Saya menulis dengan tulus, bukan ingin agar buku saya laku." Dina menjawah anak-anak Paramadina yang masih kebingungan menganalisa, maklum masih sibuk belajar teori Hubungan Internasional.
Dina, Ibu beranak dua ini lahir 30 juli 1974. Pernah menerima summer session scholarship dari JAL Fondation untuk musim kuliah panas di Sophia University Tokyo. Lulusan Magister Hubungan Internasional Universitas Padjajaran tahun 2011. Sejak 2007 aktif menulis artikel dan opini politik timur tengah dimuat berbagai media, blog, websitedan media cetak. Akibat kegigihan intelektual, berusaha menggunakan tulisan jernih, menulis dengan seobjektif mungkin disalah artikan kelompok jihadis menjadi salah satu orang yang berbahaya.
Surat Al-Hujurat ayat 6, menjadi inspirasi kuat Dina dalam menulis buku ini. Dikutip di bagian penutup bukunya, seolah Dina mengajak para jihadis Suriah dan kita semua untuk tidak tertipu.
‘Wahai orang-orang beriman!Jika datang kepadamu orang fasik yang membawa suatu berita, maka telitilah kebenaranya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kejahilian), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu"(IRIB Indonesia / Muhammad Ma'ruf)
Tamarod Beri Ultimatum Kepada Mursi Sampai Besok Sore
|
Menurut Kantor Berita ABNA, dinukil dari situs berita IRIB, kelompok Tamarod menyatakan jika Mursi tidak mundur hingga besok sore, maka akan terjadi pembangkangan rakyat secara meluas.
Kelompok ini dalam pernyataannya menekankan, ultimatum tersebut berakhir hingga pukul lima sore besok dan pasca pengunduran diri Mursi lembaga-lembaga negara akan mempersiapkan pelaksanaan pemilu dipercepat. Namun jika Mursi bersikeras mempertahankan kekuasaannnya, maka akan dimulai pembangkangan sipil secara meluas.
Kelompok Tamarod merupakan kelompok utama yang mengkoordinasi demonstrasi. Sebelumnya, kelompok ini juga mengklaim telah mengumpulkan 22 juta tanda tangan menuntut pengunduran diri Mursi.
Kekuasaannya Tumbang, Mursi Jadi Tahanan Rumah
|
Menurut Kantor Berita ABNA, rabu larut malam waktu setempat sekitar pukul 02.15 (3/7) , militer Mesir menyatakan berakhirnya kekuasaan Morsi. Menhan Jenderal Abdel Fattah al-Sisi pun mengumumkan ketua Mahkamah Konstitusi Adly Mansour sebagai presiden sementara. Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat memerintahkan sebagian besar personelnya untuk meninggalkan Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Kairo, Mesir. Pengumuman ini disampaikan hanya beberapa jam setelah militer Mesir menggulingkan Presiden Mohamed Morsi.
"Deplu memerintahkan keberangkatan personel non-emergensi pemerintah AS dan anggota-anggota keluarga dari Mesir dikarenakan adanya gangguan politik dan sosial," demikian pengumuman Deplu AS seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (4/7/2013).
Diingatkan Deplu AS, "kerusuhan politik tersebut kemungkinan akan bertambah buruk dalam waktu dekat."
Kedutaan Besar AS di Mesir beberapa kali telah menjadi target para demonstran. Bahkan sebagai pencegahan, Kedubes AS telah ditutup pada Selasa (2/7) dan Rabu (3/7) saat aksi demo anti pemerintah marak di Kairo.
"Warga Barat dan warga negara AS beberapa kali pernah terjebak di tengah demonstrasi dan bentrokan," demikian disampaikan Deplu AS.
Deplu AS pun mengimbau seluruh warga AS untuk menunda kunjungan ke Mesir. Sementara bagi warga AS yang tinggal di Mesir, diimbau untuk meninggalkan negeri itu dikarenakan terus berlangsungnya keresahan politik dan sosial.
Sebelumnya pada Rabu, 3 Juli larut malam waktu setempat, militer Mesir menyatakan berakhirnya kekuasaan Morsi. Jenderal Sisi pun mengumumkan ketua Mahkamah Konstitusi Adly Mansour sebagai presiden sementara.
Sisi juga menyerukan digelarnya kembali pemilihan presiden dan parlemen di Mesir. Pengumuman ini mendapat sambutan meriah rakyat Mesir di berbagai wilayah. Warga yang berkumpul di jalan-jalan tampak menari-nari dan menggelar pesta kembang api untuk merayakan kejatuhan Morsi.
Nasib sial terus dialami oleh Mohamed Morsi. Usai digulingkan militer Mesir dari kursi kepresidenan, Morsi kini harus berada di dalam tahanan rumah.
"Morsi dan seluruh tim kepresidenan saat ini berada dalam tahanan rumah," ujar putra salah satu staf Morsi, Gehad El-Haddad seperti dilansir dari AFP, Kamis (4/7/2013).
Ayah Gehad, Essam El-Haddad merupakan orang kepercayaan Morsi. Essam diyakini juga salah satu orang yang ikut ditahan akibat kudeta militer ini.
Morsi saat ini sudah dipindahkan dari kantor presiden ke sebuah tempat yang masih dirahasiakan. Seluruh akses informasi mengenai keberadaan Morsi kini diputus. Banyak kalangan meyakini Morsi di tahan di sebuah fasilitas militer.
Orang-orang terdekatnya juga tidak bisa lagi mendapat akses informasi soal kondisi Morsi. Ia ditahan terpisah dari grup kepresidenan.
Kerusuhan akibat jatuhnya Morsi semakin melebar. Total korban tewas hingga saat ini menjadi delapan orang. Sebanyak 343 orang terluka akibat bentrokan di seluruh Mesir.
Pasukan keamanan Mesir juga telah mengklaim berhasil menangkap pemimpin Ikhwanul Muslimin, Saad el-Katatni dan Rashad Al-Bayoumi. Keduanya kini sudah ditahan.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengumumkan penggulingan Morsi dari kursi kepresidenan. Ketua Mahkamah Konstitusi Mesir ditunjuk untuk menjadi pemimpin sementara hingga pemilu kembali digelar.
Militer Mesir memburu seluruh anggota Ikhwanul Muslimin yang menjadi pendukung eks presiden Mohamed Morsi. Bahkan surat perintah penangkapan terhadap 300 anggota Ikhwanul Muslimin sudah dikeluarkan.
Situs CNN, Kamis (4/7/2013) mengabarkan, seorang pejabat keamanan Mesir membenarkan adanya perintah penangkapan terhadap 300 anggota itu. Anggota Ikhwanul Muslimin inilah yang menjadi salah satu faktor kemenangan Morsi dalam pemilu sebelumnya.
Pasukan keamanan Mesir juga telah berhasil menangkap pemimpin Ikhwanul Muslimin, Saad el-Katatni dan Rashad Al-Bayoumi. Keduanya kini sudah ditahan.
Kerusuhan akibat jatuhnya Morsi juga semakin melebar. Total korban tewas hingga saat ini menjadi delapan orang. Sebanyak 343 orang terluka akibat bentrokan di seluruh Mesir.
Menteri Pertahanan Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengumumkan penggulingan Morsi dari kursi kepresidenan. Ketua Mahkamah Konstitusi Mesir ditunjuk untuk menjadi pemimpin sementara hingga pemilu kembali digelar.
Kepala angkatan bersenjata Mesir, Jenderal Abdul Fattah al-Sisi, mengumumkan penangguhan konstitusi dan menyerukan digelarnya pemilihan presiden lebih awal dengan menyingkirkan pemimpin negara pertama yang dipilih melalui pemilu, Muhammad Mursi.
Berikut kutipan pernyataan Jenderal al-Sisi seperti disiarkan langsung di televisi pemerintah:
"Dengan nama Allah, yang Maha Penyayang, Maha Pengasih. Wahai rakyat Mesir yang hebat!
Angkatan bersenjata tidak bisa hanya menutup mata dan telinga terhadap pergerakan yang telah memanggil rakyat Mesir. Mereka berperan sangat patriotik dan tidak berpolitik.
Angkatan bersenjata sendiri masih dan akan terus menjadi yang pertama yang menyatakan keinginan kami untuk tetap memiliki jarak dengan dunia politik.
Angkatan bersenjata telah menyadari bahwa orang-orang Mesir —yang menyerukan kami untuk mendukung mereka— sebenarnya tidak menganggap kami memiliki kekuasaan, tetapi kami bertugas untuk melakukan pelayanan publik dan menjamin perlindungan revolusi mereka.
Demikianlah pesan yang angkatan bersenjata telah diterima dari seluruh pusat-pusat kota dan desa di Mesir."
Rencana aksi
Dalam pidato itu, Jenderal Sisi juga menyampaikan bahwa Presiden Mursi gagal memenuhi tenggat waktu yang diberikan oleh militer untuk mengatasi krisis.
Selain itu, dia juga menyampaikan ada beberapa rencana aksi yang harus dijalankan sambil menunggu adanya lagi pemilihan presiden yang baru.
Rencana aksi tersebut antara lain adalah diberhentikannya konstitusi untuk sementara waktu dan pemilihan umum presiden harus dipercepat.
Langkah praktis juga harus diambil untuk memberdayakan kaum muda dan mengintegrasikan mereka ke dalam lembaga-lembaga negara sehingga mereka dapat menjadi mitra dalam proses pengambilan keputusan pada berbagai tingkat otoritas eksekutif.
Selain itu, sebuah piagam media kehormatan harus dirancang untuk menjamin kebebasan media, mengatur profesionalitas, kredibilitas, dan netralitas, untuk kemajuan kepentingan tanah air Mesir.
Selanjutnya ia menyatakan:
"Angkatan Bersenjata dengan ini menyerukan kepada rakyat Mesir, untuk menjamin kedamaian demonstrasi dan menghindari kekerasan karena hanya menyebabkan ketegangan lebih lanjut dan pertumpahan darah mereka yang tidak berdosa.
Angkatan bersenjata mendedikasikan pasukan, polisi, dan pengadilan untuk peran nasional yang besar dan pengorbanan mereka akan terus-menerus untuk menjaga keselamatan dan keamanan Mesir."
Semoga Tuhan melindungi Mesir dan orang-orang hebat yang mulia. Salam bagi kalian semua."
MURSI DITAHAN
Presiden Mesir yang terguling, Muhammad Mursi, ditahan di fasilitas militer bersama para pembantu utamanya setelah tentara mengumumkan kejatuhannya, kata seorang anggota senior Ikhwanul Muslimin, Kamis (4/7/2013).
"Mursi dan seluruh tim presiden berada di bawah tahanan rumah di Presidential Republican Guards Club," kata Gehad El-Haddad, putra seorang pembantu utama Mursi, kepada AFP. Ayah Haddad, yaitu Essam El-Haddad, yang secara luas dilihat sebagai tangan kanan Mursi, termasuk di antara mereka yang ditahan.
Seorang juru bicara militer tidak menanggapi permintaan untuk memastikan penahanan Mursi. Sejauh ini, tidak segera jelas apakah presiden yang digulingkan itu kemudian akan diizinkan untuk pergi.
Para pembantu utama Mursi telah mematikan ponsel mereka. Sejumlah pembantu presiden lainnya yang terpisah dari Mursi sejak pagi hari mengatakan bahwa mereka telah kehilangan komunikasi dengan pemimpin mereka. Mursi sebelumnya berada di kantornya di markas Garda Republik, sebelum ia dipindahkan.
Seorang jenderal polisi mengatakan, kepada AFP bahwa pasukan keamanan berusaha untuk menangkap para pemimpin gerakan Ikhwanul Muslimin yang mendukung Mursi. Polisi telah menangkap Saad al-Katatni, ketua Partai Kebebasan dan Keadilan, partainya pendukung Mursi, dan Rashad Bayoumi, wakil pembina tertinggi Ikhwanul Muslimin, kata jenderal itu.
Beberapa jam setelah mengumumkan kejatuhan Mursi, militer membatalkan konstitusi dan menunjuk Ketua Mahkamah Agung Mesir sebagai presiden sementara.
Militer Mesir Serukan Persatuan
Militer Mesir menyerukan persatuan setelah menggulingkan Presiden Muhammad Mursi dalam kudeta dan menggantikannya dengan Ketua Mahkamah Konstitusi Mesir, Adli Mansour.
Militer Mesir pada Jumat (5/7) merilis sebuah pernyataan bahwa mereka ingin menjamin " rekonsiliasi nasional, keadilan dan toleransi yang konstruktif." Demikian dilaporkan Press TV.
Militer Mesir pada Jumat (5/7) merilis sebuah pernyataan bahwa mereka ingin menjamin " rekonsiliasi nasional, keadilan dan toleransi yang konstruktif." Demikian dilaporkan Press TV.
Statemen tersebut menambahkan, "Kebijaksanaan, nasionalisme sejati dan nilai-nilai kemanusiaan yang konstruktif, di mana semua agama telah menyerukannya, mengharuskan kita sekarang untuk menghindari tindakan luar biasa atau tindakan sewenang-wenang terhadap setiap faksi atau politik saat ini. "
Menurut pernyataan itu, masyarakat dapat menikmati hak mereka untuk protes selama mereka tidak menggunakan hak secaraberlebihan.
Menurut pernyataan itu, masyarakat dapat menikmati hak mereka untuk protes selama mereka tidak menggunakan hak secaraberlebihan.
Militer juga memperingatkan bahwa demonstrasi yang melanggar aturan dapat mengancam perdamaian sosial dan mengganggu keamanan.
"Protes damai dan kebebasan berekspresi adalah hak yang dijamin untuk semua orang, ... Berlebihan penggunaan hak ini tanpa alasan dapat menimbulkan beberapa implikasi negatif, termasuk pemblokiran jalan, penghambatan keuntungan masyarakat dan penghancuran institusi, di mana akan mengancam perdamaian sosial, kepentingan nasional dan merusak keamanan serta ekonomi Mesir," imbuh pernyataant tersebut.
Pernyataan militer Mesir dirilis setelah pengeluaran ratusan surat perintah penangkapan terhadap para pemimpin Ikhwanul Muslimin menyusul penggulingan Mursi para Rabu. (IRIB Indonesia/RA)
"Protes damai dan kebebasan berekspresi adalah hak yang dijamin untuk semua orang, ... Berlebihan penggunaan hak ini tanpa alasan dapat menimbulkan beberapa implikasi negatif, termasuk pemblokiran jalan, penghambatan keuntungan masyarakat dan penghancuran institusi, di mana akan mengancam perdamaian sosial, kepentingan nasional dan merusak keamanan serta ekonomi Mesir," imbuh pernyataant tersebut.
Pernyataan militer Mesir dirilis setelah pengeluaran ratusan surat perintah penangkapan terhadap para pemimpin Ikhwanul Muslimin menyusul penggulingan Mursi para Rabu. (IRIB Indonesia/RA)
Majma Jahani Ahlul Bait Kecam Pembunuhan Syiah di Mesir
|
Menurut Kantor Berita ABNA, berkenan dengan terjadinya aksi keji yang dilakukan kelompok Salafi takfiri di Mesir terhadap warga Syiah yang merenggut nyawa Syaikh Hasan Sahatah dan empat orang lainnya, Majma Jahani Ahlul Bait merilis pernyataan sikap secara resmi yang mengecam aksi brutal tersebut.
Dalam pernyataan sikapnya tersebut, Majma Jahani Ahlul Bait menuntut Presiden Mesir, Muhammad Mursi untuk bertanggungjawab, sebab pekan sebelumnya dalam konferensi ulama Islam yang dibukanya di Kairo tidak menunjukkan sikap menentang terhadap orasi-orasi yang disampaikan ulama-ulama Salafi Takfiri yang menyerukan pembunuhan terhadap warga Syiah. Dengan tuduhan Syiah telah kafir, ulama-ulama Salafi tersebut menyebut darah orang Syiah halal untuk ditumpahkan.
Teks pernyataan resmi Majma Jahani Ahlul Bait tersebut diawali dengan nukilan ayat,
وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلا أَن يُؤْمِنُوا بِاللَّـهِ العَزِيزِ الحَمِيد ـ الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاللَّـهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ ـ إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيق. (سورة البروج ؛ 8 ـ 10)
"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji, Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar." (Qs. Al Buruuj: 8-10)
Dalam pernyataan sikap tersebut juga disebutkan, pembunuhan terhadap Syaikh Hasan Sahatah adalah pembunuhan yang sudah lama direncanakan. Syaikh Hasan Sahatah adalah ulama Syiah alumni Universitas al Azhar Mesir yang dua kali mendekam dalam penjara rezim Husni Mubarak dengan tuduhan penistaan agama. Setelah keluar dari penjara, ia mendapat permusuhan keras dari kelompok Salafi Takfiri karena keyakinan Syiah yang dianutnya yang disebut telah melenceng jauh dari Islam. Mendapat restu dari ulama-ulama yang mengeluarkan seruan untuk menyerang Syiah dan halal darah mereka ditumpahkan. Sejumlah massa menyerang rumah Syaikh Hasan Sahatah menyeretnya keluar dan membunuhnya beramai-ramai, ada yang menikam dan ada yang memecahkan batok kepalanya. Setelah itu mayatnya dilempar dan dibakar. Warga Salafi Takfiri yang menyaksikan bersorak kegirangan.
Meskipun aksi keji tersebut sangat menyakitkan hati para pengikut Syiah, Majma menyerukan agar muslim Syiah tidak terprovokasi untuk melakukan aksi balasan dengan tindakan yang serupa. Perpecahan Sunni-Syiah adalah propaganda musuh-musuh Islam untuk melemahkan kekuatan Islam yang belakangan ini semakian menguat dan mampu mencetuskan revolusi kebangkitan Islam di beberapa Negara.
Majma juga menyerukan pihak terkait untuk menyelidiki aksi pembunuhan tersebut dan menangkap semua pelaku dan dalang dibalik aksi keji tersebut. Selain itu Majma juga turut mengucapkan bela sungkawa dan perasaan duka yang mendalam atas terjadinya tragedi tersebut.
Musim Semi Wahabisme
|
Andy Budiman
Wahabisme, sebuah faham garis keras yang berkembang di Arab Saudi, kini mengancam negeri yang dikenal memiliki wajah Islam moderat.
Ratusan orang menyerang sebuah desa kecil yang dihuni pemeluk Syiah. Membakar rumah, menganiaya, membunuh satu orang dan melukai puluhan lainnya. Tak hanya itu, para penyerang kemudian mengusir warga desa itu karena dianggap murtad.
Tidak, ini bukan kejadian di Peshawar, Pakistan atau Kandahar, Afghanistan. Peristiwa itu terjadi akhir tahun lalu di pulau Madura yang terletak di wilayah Jawa, sebuah tempat yang dikenal sebagai basis Islam moderat Indonesia.
Kekerasan itu hanyalah potret kecil. SETARA Institute, sebuah lembaga pengawas toleransi mencatat, dari tahun ke tahun jumlah kekerasan atas nama agama terus meningkat. Tahun lalu ada 264 kasus.
Berbagai jajak pendapat, secara konsisten juga menunjukkan masyarakat Indonesia semakin tidak toleran terhadap perbedaan iman. Bahkan polling Lingkaran Survei Indonesia menemukan: hampir satu dari empat orang Indonesia bisa mentolerir kekerasan, untuk menegakkan apa yang mereka yakini sebagai kebenaran agama.
Lalu apa yang mengubah Indonesia? Sejumlah kalangan menuding menguatnya pengaruh Wahabisme, paham yang dianggap memberi saham bagi munculnya gerakan radikal.
Saham Wahabisme
Rumah pengikut Syiah di Sampang Madura dibakar massa yang menganggap aliran ini sesat
Jejak Wahabisme dalam kasus intoleransi antara lain muncul dalam persekusi terhadap kelompok Syiah.
“Ada gerakan dari kelompok Wahabi yang menyebarkan selebaran bahwa Syiah sesat, dan memobilisasi massa untuk menyerang,“ kata Jalaluddin Rakhmat, intelektual yang juga dikenal sebagai tokoh Syiah Indonesia kepada Deutsche Welle.
“Bukti pengaruh Wahabisme dalam kasus ini bisa kita lihat dari fatwa ulama yang menganggap Syiah itu sesat,“, kata Rakhmat sambil menambahkan bahwa selama berabad-abad, Islam di Indonesia tidak punya sejarah konflik dengan kelompok Syiah.
“Fatwa itu pasti disponsori Wahabisme.”
Faham Wahabi yang berpusat di Arab Saudi, didirikan oleh Muhammad ibn Abdul Wahab, dikenal sebagai sekte garis keras yang ingin memurnikan ajaran Islam dengan menafsirkan kitab suci secara literal dan menganggap kelompok lain yang berbeda pandangan sebagai bid'ah, termasuk Syiah.
Konflik antara Wahabisme dan Syiah punya akar di Timur Tengah dan termanifestasi dalam kontestasi politik antara Arab Saudi dengan Iran hingga hari ini.
"Kerjasama kebudayaan"
Syafiq Hasyim yang sedang merampungkan studi doktoral tentang Islam di Freie Universität Berlin, kepada Deutsche Welle mengatakan bahwa kemunculan faham Wahabisme di Indonesia adalah bagian dari gerakan Islam lintas negara.
Wahabisme masuk lewat “kerjasama kebudayaan“ yang dibangun antara pemerintah Indonesia dengan Arab Saudi pada tahun 80'an. Sebagian besar masuk lewat bantuan yayasan milik pemerintah Saudi.
“Ulama Indonesia yang datang ke Arab Saudi mendapat bantuan finansial, para pelajar Indonesia juga ditawari beasiswa untuk studi Islam ke sana.“
Selain itu, kata Hasyim, pemerintah Arab Saudi melalui yayasan-yayasannya menawarkan bantuan pembangunan rumah ibadah dengan paket komplit: “Bukan cuma bangunan mesjid, tapi juga berikut pendakwah dan buku-buku Wahabisme“.
Belakangan seiring pemberantasan terorisme, bantuan finansial itu berkurang karena bank sentral Indonesia menerapkan pengawasan yang ketat terhadap aliran dana dari luar negeri.
“Sekarang Wahabisme disebarkan melalui internet termasuk lewat Social Media Facebook danTwitter.”
Selain itu, kelompok ini memanfaatkan majelis taklim atau kelompok pengajian serta membangun situs berita internet.
“Arrahmah.com jelas representasi suara Wahabi,” kata Hasyim merujuk pada situs berita yang belakangan menjadi referensi penting di kalangan Islamis Indonesia.
Menajamkan Perbedaan
Direktur Yayasan Indonesia Tanpa Diskriminasi, Novriantoni Kahar menyebut Wahabisme sebagai aktor utama dramatisasi perbedaan di kalangan umat Islam: ”Di mana pun Wahabisme menguat, maka urusan-urusan keagamaan yang sebetulnya sepele jadi dianggap persoalan besar. Akibatnya, ketegangan antar golongan di dalam Islam meningkat…”
Pengikut Ahmadiyah juga menjadi sasaran kekerasan kelompok garis keras
Survei Yayasan Indonesia Tanpa Diskriminasi mengungkapkan ketegangan itu: 46,6 persen umat Islam mengaku tidak suka bertetangga dengan Ahmadiyah, sebuah sekte dalam Islam yang juga sering menjadi sasaran persekusi.
Sementara ketika ditanya: apakah anda bersedia hidup berdampingan dengan penganut Syiah? 41,8 persen mengaku tidak nyaman. Angka ini lebih tinggi dibanding sikap tidak suka, jika hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain bukan Islam yang angkanya 15,1 persen.
“Yang paling bahaya dari Wahabisme karena ia mengancam kebebasan berpikir dan berekspresi,“ kata Syafiq Hasyim menambahkan.
“Wahabisme mematikan diskursus dan pada gilirannya membunuh ilmu pengetahuan. Bagi kaum Wahabi, semua yang bertentangan dengan ajaran mereka adalah kafir…“
Negara Absen
Intoleransi akibat sikap masyarakat yang dipengaruhi kelompok garis keras, sebenarnya bisa diatasi jika Negara tegas menegakkan hukum. Tapi masalahnya, pemerintah Indonesia lemah ketika berhadapan dengan aktor-aktor kekerasan yang mengatasnamakan agama.
Imdadun Rahmat , Wakil Ketua Komnas HAM, yang menangani masalah kebebasan beragama, kepada Deutsche Welle menyebut pemerintah Indonesia cenderung membiarkan terjadinya kekerasan atas nama agama: “Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak serius. Hanya retorika…”
“Presiden tidak punya keberanian berhadapan dengan kelompok radikal, karena takut dianggap melawan umat Islam…“
Wajah Islam Indonesia yang damai memudar?
Akhir Mei lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapat penghargaan World Statesman Award di New York (30/5), karena dianggap sukses membangun toleransi.
Ketika menerima penghargaan itu, presiden Yudhoyono berpidato: "Kami tidak akan menoleransi setiap tindakan kekerasan oleh kelompok yang mengatasnamakan agama… Kami juga akan melindungi minoritas dan memastikan tidak ada yang mengalami diskriminasi."
Retorika tinggal retorika. Kenyataannya, intoleransi terus terjadi. 15 tahun demokrasi Indonesia, ditandai dengan musim semi Wahabisme.
Komentar Pembaca
- ya, memang sebaiknya kita semua umat muslim waspada gerakan wahabi. Gerakan mereka menggunakan dana yg besar dan memanfaatkan ustad2 yg doyan duit sdh menyebar di masyarakat yg msh awam dan taklid buta terhadap guru/ustadnya..kiranya kita semua perlu lebih mengenal apa sih islam itu yg sebenarnya dibawa Nabi Muhammad SAWW, dan pasca beliau SAWW kepada siapa kita bepegang dalam Islam sebagaimana diwasiatkan beliau yakni Ahlulbait, selama umat muslim masih meninggalkan Itrah Ahlulbait sebagaimana diwasiatkan Nabi SAWW..maka akan selalu terjadi perpecahan, pentakfiran oleh kelompok lainnya..banyaknya mazhab dlm islam sekarang membuat bingung umat sendiri..maka tidak ada jalan lain kecuali berpegang pada Qur'an dan Itrah Ahlulbait dua pusaka yang ditinggalkan Nabi SAWW (Hadist Tsaqalain).[m.untea]
Mencari Akal Wahabi dan Sekulerisme dalam Filsafat
Oleh: Muhammad Ma'ruf
Menarik untuk memperhatikan hasil hipotesa Husein Heryanto tentang kemiripan Agnotisme Imanuel Kant dan Islam Radikal. Beliau mengatakan terdapat persamaan pemikiran antara Kant (nomenalisme) dan agama radikal - fenomalis; diantaranya, menolak metafisika, skeptisis terhadap akal, afinitas yang kuat dengan positifisme dan saintifisme, cenderung pragmatis, kosmologi sekuler dan mencampakan tradisi. Hal ini disampaikan dalam makalahnya berjudul "Nomenalisme dan Fenomenaisme; dua kutub ektrim Kantian yang mengoyak spiritualisme" dalam diskusi yang diselenggarakan Jurnal Kanz Philosophia, 26/4 di Sekolah Tinggi Sadra-Jakarta Selatan.
Meski diakui Husein bukan sebuah faktor dominan, pemikiran Kant yang menolak metafisika karena roh, jiwa, Tuhan sesuatu nomena (unknown, tidak bisa diketahui) membawa konsekuensi bagi skeptisisme penggunaan akal bagi kaum radikal. Sayangnya meskipun Husein menemukan kemiripan corak agnotisme Kant dan Islam radikal, tidak dijelaskan secara detil kesinambungan gagasanya, dikarenakan menurutnya makalah yang disampaikan belum selesai. Husein hanya mengatakan ada kesamaan karakteristik secara epistemologi agnotisme dan pola pikir Islam radikal.
Menurut pengamatan saya, akar Islam radikal atau wahabi salafi disebarkan oleh Muhammad Bin Abdul Wahab pada abad 18 yang menggalakakan pemurnian aqidah tidak bersentuhan secara langsung dengan filsafat agnotisme Imanuel Kant. Pengertian Agnotisme disini yang dimaksud, tidak mengafirmasi akan tetapi juga tidak menolak tentang gagasan tertentu. Kant menolak metafisika karena merupakan nomena (unknown) tidak bisa diketahui, dan pengetahuan yang bisa diketahui adalah fenomena saja dengan perantara pengalaman dan indera melalui akal dengan 12 kategori. Pembicaraan metafisika bagi Kant tidak bermakna karena itu dia diandaikan saja ada. Inilah yang dimaksud agnotisme Kant.
Sedangkan Wahabi salafi sendiri jelas tidak menolak metafisika sejauh yang dimaksud percaya pada Tuhan, jiwa, dan roh. Akan tetapi wahabi menolak menggunaka akal atau filsafat dalam memahami agama. Inilah kontradiksi wahabi, mempercayai adanya Tuhan (metafisika) akan tetapi menolak menggunakan filsafat, sedangkan metafisika bagian dari filsafat, menolak akal dengan menggunakan akal. Ajaibnya meski pemikiran wahabi dan agnotisme Kant tidak mempunyai hubungan satu rumpun pengetahuan bahkan bertolak belakang, tetapi secara epistemologi mempunyai karakteristik yang sama, menolak metafisika.
Kant dan wahabi sama-sama skeptis dalam menangkap nomena, karenanya keduanya skeptis terhadap penggunaan akal dalam memahami agama. Kant ragu karena akal hanya bisa menangkap proposisi yang disusun 12 kategori dan menggabungkanya dengan pengalaman. Kant mencoba menggabungkan empirisme David Hume dan rasionalisme Decartes. Dalam bahasa Kant, pengetahuan merupakan konstruksi mental yang bersifat kategoris terhadap pengalaman inderawi. Sedangkan Wahabi dalam ajaranya tidak hanya skeptis cenderung mengharamkan penggunaan akal. Agama dipahami dalam wahabi dengan dogma.
Pandangan metafisika Kant dapat dikategorikan relatifis karena menganggap persoalan metafisika tidak mempunya realitas yang mandiri di alam eksternal. Karenanya Tuhan hanya bisa diimani realitasnya persis seperti wahabi dan karenanya perbuatan baik dan buruk menurut Kant karena ada instruksi akal (imperatif kategoris). Perbuatan baik dan buruk bukan karena perintah Tuhan, akan tetapi akal mengatakan bahwa perbuatan baik dilakukan karena akal mengatakan demikian.
Kant melihat ruang dan waktu sebagi kunci memahami epistemologinya, 12 kategori Kant dapat ditemukan dalam ruang dan waktu, sedangkan metafisika di luar ruang waktu karenya tidak bisa diketahui dan membicarakanya adalah sia-sia.
Skeptisisme dalam Filsafat dan Agama
Sebenarnya, membicarakan sikap skeptis mempunyai makna yang positif jika diletakkan dalam proses pencarian (discovery) seperti yang dilakukan oleh Descartes. Akan tetapi sikap skeptis menjadi berhadap hadapan jika diletakan dalam kontek penyelidikan prinsip-prinsisp agama. Sehingga muncullah perdebatan ketegangan filsafat dan agama, dan juga antara agama dan sains pada masa positifisme logis (klaim satu-satunya kebenaran ilmiah).
Sikap skeptis dalam epistemologi (filsafat pengetahuan) mempunyai arti menyangsikan kenyataan yang diketahui baik ciri-cirinya maupun eksistensinya. Para skeptikus sebenarnya sudah ada sejak zaman Yunani kuno, tetapi di dalam filsafat modern, Rene Descartes adalah perintis sikap ini dalam metode ilmiah. Kesangsian Descartes dalam metode kesangsiannya adalah sebuah sikap skeptis, tetapi skeptisisme bersifat metodis, karena tujuan akhirnya adalah untuk mendapatkan kepastian yang tak tergoyangkan, yaitu: cogito atau subjectum sebagai onstansi akhir pengetahuan manusia. Di dalam filsafat David Hume kita bisa menjumpai skeptisme radikal, karena ia tidak hanya menyangsikan hubungan-hubungan kausal, melainkan juga adanya substansi atau realitas akhir yang bersifat tetap.
Dalam filsafat klasik, "mempertanyakan" merujuk kepada ajaran mengenai "Skeptikoi". Dalam ilmu filsafat mereka "tidak menyatakan apa-apa selain pandangan sendiri saja." (Liddell and Scott). Dalam hal ini, keraguan filsafati, atau Pyrrhonisme adalah posisi filsafat yang harus menangguhkan satu keputusan dalam penyelidikan. (Sextus Empiricus, Outlines Of Pyrrhonism, Terjemahan R.G. Bury, Harvard University Press, Cambridge, Massachusetts, 1933, 21.)
Dalam agama, skpetisisme digunakan untuk mempertanyakan, merujuk kepada "keraguan tentang prinsip-prinsip dasar agama (seperti keabadian, pemeliharaan, dan wahyu)."
Skeptisisme Kant dan Wahabi
Jika dilihat dari sisi makna epistemologi, terdapat perbedaan skeptisisme Kant dan Wahabi. Kant skeptis secara epistemologi, bahwa metafisika tidak dapat diketahui secara epistemologis, akan tetapi kesimpulan itu didapat setelah melalui proses penyelidikan dengan menggunakan akal. Sedangkan skeptisime Wahabi, meragukan akal dapat dipakai secara maksimal dalam memahami agama, dan cenderung kalaupun akal dipakai untuk menjustifikasi keyakinan yang eklusif ada dalam ajaran wahabi.
Wahabi tidak melakukan upaya skeptisisme dalam menyelidiki prinsip-prinsip dasar agama (seperti keabadian, pemeliharaan, dan wahyu). Jadi meski outputnya antara wahabi dan Kant sama-sama keduanya skeptis terhadap akal, akan tetapi diletakan dalam kasus yang berbeda. Kant sebagai seorang filsuf dan Abdurrahman bin Abdul Wahab sebagai seorang pendiri gerakan wahabi tidak bisa dibandingkan secara berhadap-hadapan, karena filsuf berangkat dari akal, sedangkan Wahabi berangkat dari doktrin literal. Akan tetapi meskipun demikian, hipotesa Husein Heryanto patut diapresiasi dan perlu dikaji lebih dalam. Penyelidikan itu bisa dimulai dari melihat fenomena radikalisme dalam Islam yang memang sudah ada sejak kemunculan Khawarij.
Khawarij seperti yang kita ketahui adalah orang-orang yang keluar dari komando Imam Ali dalam perang Shiffin. Orang-orang yang gemar larut dalam lambang-lambang, memiliki dugaan-dugaan politik yang ingin mereka Islamkan dengan paksaan, sambil mengatakan "La hukma illallah" tiada hukum yang dapat diikuti, kecuali kembali kepada hukum Allah. Kelompok ini dapat dikategorikan falasi (kelompok sesat pikir). Kata Imam Ali orang-orang Khawarij adalah orang-orang yang senantiasa mencari kebenaran, tetapi mereka keliru dalam memahaminya, akhirnya mereka terjerumus dalam kesesatan. Kata kunci memami pola pikir Khawarij adalah biasanya menggunakan "dugaan-dugaan" dalam memahami apapun terutama agama.
Kemudian kita juga bisa menyelidiki dengan melihat kesinambungan perisiwa dan awal lumpuhnya tradisi penggunaan akal. Fenomena ini bisa dilihat dari awal stagnasinya penggunaan akal dalam memahami agama seiring dengan penggembosan filsafat akibat kolaborasi penguasa dan para fuqoha. Fenomena timbulnya akibat ketegangan antara fuqoha dan filsuf muslim pada zaman aL-Ghozali (lahir di Thus; 1058 / 450 H – meninggal di Thus; 1111 / 14 Jumadil Akhir 505 H; umur 52–53 tahun) adalah seorang filosof dan teolog muslim Persia, yang dikenal sebagai Algazel di dunia Barat pada abad Pertengahan.
Penyidikan juga bisa digali dari peristiwa apa saja yang terjadi antara zaman Kant (lahir di Konigsberg, 22 April 1724 – meninggal di Konigsberg, 12 Februari 1804 pada umur 79 tahun) adalah seorang filsuf Jerman. Karya Kant yang terpenting adalah Kritik der Reinen Vernunft, 1781. Dalam bukunya ini ia "membatasi pengetahuan manusia". Atau dengan kata lain "apa yang bisa diketahui manusia." Ia menyatakan ini dengan memberikan tiga pertanyaan: Apakah yang bisa kuketahui? Apakah yang harus kulakukan? Apakah yang bisa kuharapkan?
Kita juga bisa melakukan penyelidikan maraknya Wahabi di Timur Tengah pada abad abad 17- 18 yang tidak bisa lepas dari efek imperialisme. Namun dari sekian penyelidikan itu satu hal yang pasti bahwa akibat paling kentara pelemahan akal dalam memahami agama bersamaan dengan suburnya relatifisme, agnotisme, nihilisme terhadap metafisika dan agama yang mengiringi perkembangan aliran empirisme, positifisme, filsafat bahasa dan posmodernisme di barat. Secara filolosif akibat dari gema Filsafat Kant yang sudah dipaparkan sebelumnya.
Pengaruh lain adalah "pembabtisan" Filsafat Aristoteles dalam teologi Kristen abad pertengahan. Hal ini mengakibatkan pertengkaran gereja dan sains. Hasil sains banyak yang bertolak belakang dengan keyakinan gereja. Akibatnya gereja memusuhi filsafat dan sains. Ajaibnya fenomena di Barat ini ternyata berdampak dalam dunia Islam, menimbulkan ketegangan dan konflik sains dan Islam. Akibat lebih jauhnya adanya Islamisasi sains. Sains dan agama dipahami secara tidak tepat.
Kemunduran sains di dunia Islam dalam kaca mata Mehdi Golshani selaras dengan Sadra akibat pertengkaran sains dan agama yang tidak perlu. Kekaburan melihat antara kebenaran sains dan agama. Adanya upaya pemaksaan pencocokan antara kebenaran sains yang berubah-berubah dan kebenaran al-Quran. Seperti kata Golsani;
Salah satu penyebab kemunduran sains di dunia Islam karena sebagian kaum Muslimin dibawah pengaruh kemajuan keilmuan dan teknologi barat dan tanpa pengetahuan akan keterbatasan ilmu-ilmu empiris, telah menjadi terikat kepadanya; bahkan sampai pada tingkat mencoba mengintepretasikan al-Quran dan hadits sesuai dengan pengetahuan ilmu-ilmu empiris tersebut. Yang lain telah pergi jauh, mengklaim seluruh penemuan ilmiah modern ada di dalam al-Quran dan tek-teks hadits.
Di lain pihak akibat gereja memusuhi sains dan filsafat di Barat pada masa abad pertengahan, juga berkontribusi terhadap pola pikir sekulerisme dalam tubuh Islam hingga sekarang. Filsafat dipakai untuk memahami Islam sejauh dan sebisa mungkin bisa mensekulerkan agama; memisahkan agama dari politik, menetralisir agama dari ideologi, memunculkan wajah agama perdamaian berlawanan dengan agama syariat, menunjukkan di depan publik ketidakadilan agama dalam gender, menghadapkan Islam dengan lesbian, homoseksual, poligami dll. Akibatnya media panen tentang deretan persoalan rapuhnya akal dalam Islam. (IRIB Indonesia)
Sketsa Sampang, Perayaan Kaum Jumud
"Bagaimana mungkin ulama Sampang bersatu, beristighosah untuk mengusir Syiah Sampang? Bagaimana mungkin dalam istighosah NU, yang berisi pujian nama-nama Allah yang suci, bertawasul pada orang-orang saleh untuk mendapatkan kebaikan, diniatkan untuk mengusir orang-orang yang rajin melakukan tawasul dan pujian nama-nama suci Allah."
Islam semenjak awal paska nabi wafat hanya bisa dipahami dari dua arus besar, mazhab Syiah dan mazhab sunni, selain dari kedua sumber tersebut hampir dipastikan akan kesulitan dan mustahil mengenal Islam. Keduanya sebagai mazhab besar, saling menghargai dan sama-sama bahu-membahu membangun peradaban. Masuklah abad 19, gerakan Wahabi-Takfiri mendapatkan tempat di hati Raja Saud dan Inggris. Awalnya aliran ini tidak melabelkan dalam mazhab Sunni, karena gerakan pemurnian tauhid ala Sahabi, mau tidak mau harus mengkafirkan semua yang dipandang sebagai perbuatan syirik, bidah dan khurofat termasuk yang bermazhab Sunni. Belakangan gerakan Wahabi-Takfiri untuk menambah kekuatan politik melabelkan sebagai Sunni dan secara militer terang-terangan bekerjasama dengan NATO dan Israel menurunkan pemerintahan Bassar Assad.
Bentuk manuver Wahabi-Takfiri di Indonesia dalam perkembangan terakhir, menumpang nama mazhab Sunni, dan memakai kendaraan organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdatul Ulama menghabisi orang sampang yang bermazhab Syiah. Hasilnya, bertepatan dengan suasana hari Raya Idul Fitri, berhasil membunuh satu orang, Mat Hashem, membakar seluruh rumah orang Syiah lengkap dengan ladang, ternak dan madrasahnya. Kamis (20/6), Wahabi-Takfiri sukses memanipulasi umat Islam menggelar acara ritual istighosah ala NU bukan dalam rangka untuk mendekatkan pada Allah, tetapi dengan satu niat lurus mengusir petani-petani Syiah dari kampung halamannya. Ucap syukur tak terkira nampak dari wajah-wajah kaum Takfiri merayakan pemberantasan aliran "sesat".
Banyak kritikan media terhadap perilaku gerakan Wahabi-Takfiri yang mengusir orang Syiah di GOR Sampang termasuk mengkritik Presiden RI. Seolah tuli tanpa malu, Presiden SBY setelah mendapatkan anugerah toleransi dari AS melalui Gubernur Jatim beserta wakilnya Soekarwo, Saefullah Yusuf dan Mendagri dengan licik dan terang-terangan melakukan fitnah mengatakan, "Relokasi ini keinginan pengungsi, Iklil sudah meyurati pemkab Sampang", padahal Iklil tak pernah menyurati dan pengungsi ingin kembali kampung halaman. Dengan kata lain, pengungsi tak mau diusir dari kampung halamannya hanya karena bermazhab Syiah. Semua orang tahu Pancasila dan UUD 1945 mengamanatkan presiden harus melindungi warga negaranya dan memberikan kebebasan untuk beribadah sesuai dengan keyakinan. Presidenpun seolah satu koor dengan Sukarwo, momentum pengusiran ditutup dengan menaikkan BBM, masyarakatpun lupa presiden telah melanggar UUD, karena semua orang memikirkan kenaikan BBM. Proyek pemberantasan aliran "sesat" sukses di Sampang, dengan berbekal kisah sukses ini, tentunya akan menjadi modul proyek pemberantasan aliran "sesat" selanjutnya.
Mengenal Syiah di Indonesia
Nama Syiah pada awalnya tidak kenal dikenal di Indonesia, tapi dipraktekkan oleh masyarakat Indonesia, peninggalanya diantaranya upacara tabot di Bengkulu, dan kerajaan Islam pertama di Nusantara, Samudra Pasai dan kampus Syah Kuala di Aceh. Wali Songo penyebar Islam di tanah jawa, mengajarkan tawasul, tabaruk, dan dipraktekkan warga Nahdiyin hingga sekarang, tradisi Syiah dan NU menjadi satu, meski orang NU banyak yang masih asing dengan nama Syiah. Kemudian datanglah orang-orang kulit putih, merampas kekayaan alam Indonesia, motifnya perut, mereka Portugis, Belanda dan Jepang. Abad 19, kaum Wahabi, seperti Imam Bonjol dan orang Indonesia yang suka ziarah tawasulan masih bersatu, lawan dan usir penjajah.
Tahun 1979, jauh di tanah Persia muncullah Imam Khomeini menganalisa kekalahan orang Islam berabad-abad, dengan satu kesimpulan penyebabnya adalah Imperialisme, lalu menawarkan proposal Wilayatul Faqih, diterima rakyat Iran menjadi dasar negara, 98.2% setuju. Orang Islam di seluruh dunia takjub, negara superpower AS, pemilik dan pengguna bom nuklir dikalahkan orang tua berbekal irfan, filsafat Islam, fiqih, logika. Senjata dikalahkan cinta, nuklir dikalahkan pena. Demokrasi, diselesaikan dengan kesetian rakyat, kelemahan hukum manusia diganti dengan hukum Tuhan, perubahan zaman, diselesaikan dengan ijitihad ulama profesional, rakyat mengikuti apa kata wakilnya yang bisa dipercaya dunia dan akherat. Harus diakui, hingga sekarang cita-cita Plato, negara harus diperintah orang-orang baik (filsuf) hanya bisa dipraktekkan oleh Iran. Abad pertengahan orang Kristen gagal menyatukan agama dan negara, tapi traumanya dijadikan ideologi Islam sekuler. Plato memang bukan orang Islam, tapi idenya tentang negara selaras dengan al-Quran dan Islam. Masa inilah orang-orang kulit sawo matang dari seluruh penjuru Indonesia belajar Islam versi Syiah ke Iran.
Kemudian kita coba masuk suasana zaman Soeharto, diam-diam orang belajar ke Iran, setelah kembali, BIN biasa mengutiti orang yang belajar dari negara ini. Insting seorang Jendral Soeharto tentu waspada, takut kalau Indonesia menjadi Republik Islam versi Syiah. Ternyata Soeharto keliru, orang Syiah tidak ada yang makar, tidak ada yang ngebom sana-sini, tidak ada apa-apa, orang Syiah hanya baca doa kumail sambil nangis dan belajar filsafat dan logika, saksinya Cak Nur, Gus Dur dan Amien Rais. Walhasil Syiah aman damai di bawah kepemimpinan Soeharto.
Masa berikutnya zaman reformasi, dengan ciri agama jadi berani, berani masuk partai, percaya diri dengan berbaju koko dan peci, dan sedikit hafalan ayat, termasuk berani korupsi, tapi tidak mau mengaku kalau korupsi karena terlanjur dipercaya anggota partai, kesetiaan pada Islam beralih menjadi kesetiaan pada partai. Ciri-ciri zaman ini, Wahabi mempunyai momentum, dengan berbekal pembersihan tauhid, tidak saja mengharamkan ziarah kubur, tawasul, Wahabi yang biasanya menghantam NU, berhasil membajak NU, menghabisi Syiah sampai akar-akarnya, dari rumah, ladang, nyawa, dari bumi tercinta Sampang-Madura. Rakyat dan media gagap, bagaimana mungkin NU yang terkenalandap asor, cinta damai tega mengusir orang Islam dengan Istighosah.
Zamanpun berubah, setelah 34 tahun Republik Islam Iran tetep berdiri kokoh tidak ambruk dengan nama besar AS, nuklir dan konspirasi-konspirasi tingkat tertinggi di dunia, mulai dari skenario memperalat Saddam menyerang Iran, membunuh ilmuan, mujahidin MKO, dan terakhir menghancurkan poros perlawanan Iran-Suriah-Hizbullah melawan Israel. Bukti poros perlawanan, tidak ada kedutaan besar Israel di Teheran dan Damaskus, suport diplomasi, logistik dan senjata kelompok perlawanan di Gaza, membuka kantor Hamas di Damaskus, menampung pengungsi Palestina terbesar. Kalaupun senjata meletup, pasti karena alasan pembelaan, bukan agresi (attack). Tapi semua itu tak masuk dalam akal kaum Takfiri, karena mereka hanya punya program, pembersihan bidah dan khurafat.
Terakhir mari kita lihat fakta di Suriah, kenapa akhir-akhir ini gerakan Wahabi tidak menyerang kepentingan imperialis, NATO, Amerika dan Israel. Mudah saja dan tidak perlu memakai analisa dan akal yang panjang-panjang, karena menurut ajaran Wahabi, orang-orang Israel, Amerika dan negara-begara Nato bukan orang Islam, melainkan orang kafir yang bisa menjadi teman setia dalam suka dan duka menghancurkan bidah dan khurofat. Siapakah yang melakukan bidah dan khurofat menurut ajaran Wahabi, tidak lain dan tidak bukan orang Syiah, jadi jangan heran Syiah menjadi musuh utama Wahabi-Salafi bukan Zionis. Bukti lain, adakah TV Wahabi yang menyerang Zionis?
Bagaimana dengan upaya dialog dan persatuan Islam melawan musuh-musuh Islam, dalam pandangan Wahabi, persatuan hanya untuk sesama Islam versi Wahabi melawan Syiah, bukan melawan Zionis, karena Zionis menolong pejuang Wahabi di Suriah, buktinya dengan banyaknya peralatan tempur Israel di sana.
Balik ke Indonesia, menuju Sampang, bagaimana mungkin ulamaSampang bersatu, beristighosah untuk mengusir Syiah Sampang? Bagaimana mungkin dalam istighosah NU, yang berisi pujian nama-nama Allah yang suci, bertawasul pada orang-orang saleh untuk mendapatkan kebaikan, diniatkan untuk mengusir orang-orang yang rajin melakukan tawasul dan puji-pujian nama-nama suci Allah. Bagaimana mungkin mengusir petani-petani Syiah yang kerjanya doa Tawasul, Kumail dan Jauzan Kabir seminggu dua kali, diusir dengan pujian-pujian nama-nama Allah. Tapi itu nyata, setelah diangkut paksa orang-orang Syiah Sampang yang miskin polos, gerombolan ulama Wahabi-Salafi berkedoak NU sujud syukur merayakan pengusiran. Inilah komentar mukmin berakal ketika melihat sepak terjang kaum jumud, haruskah dengan minim akal, dan menerima absurditas dalam jiwa Wahabi-Salafi?. Satu yang melegakan saya, seorang pengajar Hikmah Muta'aliyah di Indonesia mengatakan, petani-petani Syiah Sampang itu orang-orang mukmin sejati, mereka dipilih oleh Allah untuk menjadi martir seperti Imam Husein. Memang benar, jika Syiah masuk dalam dadamu, kau akan banyak menangis. (Muhammad Ma'ruf / IRIB Indonesia)
0 comments to "SAUDI Arabia, Uni Emirat Arab dan Yordania ("Negara Wahabi") SENANG Mursi (Ikhwanul Muslimin) Presiden Mesir LENGSER...PKS Indonesiapun BERSEDIH..hingga faham WAHABI yang "Menyusup" Ke Sampang Madura Indonesia"