Home , , , , , , � Bersatunya Islam Sunni & Islam Syi'ah di Peringatan Maulid Banjarmasin "GUNCANG" Islam Zionis Takfiri Wahabi Pembenci Maulid & Haul

Bersatunya Islam Sunni & Islam Syi'ah di Peringatan Maulid Banjarmasin "GUNCANG" Islam Zionis Takfiri Wahabi Pembenci Maulid & Haul


Renungan :
Ditengah gencarnya Propoganda & Provokasi Islam Zionis Takfiri Wahabi yang menginginkan Islam Sunni dan Islam Syi'ah saling mengkafirkan dan bentrok di negeri Republik Indonesia yang damai dan rukun ini, dengan giat mensosialisasikan Islam Syi'ah Sesat dan Kafir serta menyimpang lewat balutan "Bedah Buku" di Mesjid-mesjid Anti Maulid dan Haul dengan membawa-bawa MUI (Majelis Ulama Indonesia) Pusat sebagai Tameng Pembenaran dan Pengkafiran tersebut serta membawa-bawa Islam Sunni padahal BUKAN dan mereka yang sedikit/segelintir namun banyak duit tersebut hanyalah Islam Zionis Takfiri Wahabi Sang Pengadu Domba Ummat Islam dan Ummat Manusia.
Zionis Takfiri yang Anti Persatuan dan Anti Mazhab itu menganggap mereka dan golongannya saja yang paling Benar, sedangkan orang lain adalah sesat, mereka menyiarkan acara Bedah Buku "Penghakiman Islam Syi'ah" tanpa menghadirkan cendekiawan Islam Syi'ah di Mesjid Hasan Majedi Kayutangi Banjarmasin pada hari Sabtu tanggal 25 Januari 2014 dengan menghadirkan Ustadz-ustadz Pembenci MAULID dan HAUL, seperti Ustadz Ahmad Zainuddin, LC dan Ustadz Khairullah,LC dan Oknum MUI Pusat Ustadz H. Fahmi Salim, MA yang cara bicaranya berlogat Madura (setelah berhasil mengadu domba Islam Sunni dan Islam Syi'ah di Sampang Madura, Zionis Takfiri Wahabi Pengadu domba ummat Islam dan Ummat Manusia kembali menginginkan Suku Madura dan Suku Banjar yang mempunyai titisan Suku Dayak dapat diadu domba..ckckckckck).
Kalau memang sosialisasi tentang KAFIRnya Syi'ah itu memang ingin di Nasionalkan, seharusnya sosialisasinya diseluruh TV Nasional dan Tentu harus menghadirkan orang-orang Syi'ah yang di wakili IJABI dan ABI agar masyarakat seluruh Indonesia mengetahui kelicikan Islam Zionis Takfiri Wahabi yang sangat menginginkan terjadinya permusuhan & bentrok antara Islam Sunni dan Islam Syi'ah sehingga akhirnya Islam Zionis Takfiri Wahabi lah Pemenangnya..ckckckck..Dasar Licik....!!!!!..  Kalau itu terjadi dan Pengkafiran tetap terjadi tanpa tabayun/cek dan ricek berarti satu negara yang membela Islam Sunni Palestina didalam undang-undang negaranya yaitu Republik Islam Iran yang mayoritas menganut Islam Syi'ah 12 Imam / Imamiah / Mazhab Jakfari dan pernah menjadi Ketua OKI (Organisasi Kerjasama Islam) negara-negara yang penduduknya mayoritas memeluk agama Islam dan selalu menyebut Pemerintah Amerika sebagai Setan Besar dan Israel adalah Zionis, adalah Negara KAFIR.
Ckckckckck...Dasar Zionis Takfiri Wahabi Pengadu Domba Ummat Islam dan Ummat Manusia. (Iblis kekuatannya hanya dengan BISIKAN, sedangkan kami Pengikut Islam Sunni dan Islam Syi'ah tidak akan mengikuti IBLIS.)


SEMINAR BEDAH BUKU
PANDUAN RESMI MUI
MENGENAL DAN MEWASPADAI PENYIMPANGAN SYIAH DI INDONESIA
Di Mesjid Hasanuddin Majedi
Alamat : Bundaran Kayutangi
Banjarmasin, Kalsel
Tgl 24 Rabi’ul awal 1435/25 Januari 2014
Waktu : Jam 8.00 – 11.45 wita
Ustadz H. Fahmi Salim, MA
Materi bersama :
a. 1. Ustadz H. Fahmi Salim, MA

- Tim Khusus Komisi Fatwa dan Komisi Pengkajian MUI Pusat
- Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI)
2. Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc
- Ketua Umum Masjid Imam Syafi’i Banjarmasin Kalsel
- Dai Islamic Center Damman, Saudi Arabia (2005-2013)
- Alumnus S1 Universitas Islam Madinah, Fak Hadits
3. Ustadz Khairullah, Lc
- Ketua Komite Pembela Ahlul Bait dan Sahabat (KOEPAS) Wil Kalsel,
- Alumni Universitas Islam Madinah, Fak Hadist.

Keburukan Memperingati Maulid Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam oleh Ustadz Ahmad Zainuddin LC yang menghakimi SYIAH di Mesjid Hasan Majedi Kayutangi Banjarmasin lewat balutan BEDAH BUKU, tanpa menghadirkan cendekiawan SYIAH......ckckckckckckck...lagi-lagi ANTI MAULID & HAUL...!!!!!.. Hidup Persatuan Islam Sunni dan Islam Syi'ah yang sama-sama CINTA MAULID & HAUL...
INI BUKAN menyebar KEBENCIAN...Tapi KRITIKAN...kalau memang sesama ummat ISLAM kenapa saling TAKUT bahkan berteman dengan MUSUH ISLAM....!!!!!!!!!
Statistik Propaganda Kerajaan Arab Saudi yang pemerintahannya berfaham Islam Wahabi :
Dalam statistik yang ditunjukkan oleh situs web www.isl.org.uk bahwa terdapat lebih dari 40.000 halaman situs web Wahabi yang selama 24 jam aktif menentang Syiah. Diantara situs mereka yang paling menunjukkan bentuk kegigihan dan keprofesionalan mereka adalah halaman situs web Faisal Nur www.fnoor.com yang dibuat dan dioperasikan oleh seorang Wahabi di Arab Saudi. Sudah menjadi rahasia umum bahwa yang mendanai segala bentuk operasional situs tersebut adalah putera mahkota Arab Saudi sekarang yaitu Amir Naif. Dalam halaman web tersebut ada lebih dari 40 ribu judul kitab dan makalah menentang Syiah, dan boleh dikatakan situs tersebutlah yang merupakan situs induk dan rujukan situs-situs Wahabi lainnya.
Hampir kesemua situs berbahasa Arab yang menentang Syiah membuat tautan link dengan situs tersebut. Bahkan situs anti Syiah berbahasa Persia seperti Sunni News, Sunni Online dan Islam Teks, sebahagian besarnya memosting materi-materi yang lancang dalam menentang Syiah, serta mempropagandakan penghinaan dan caci maki yang merujuk dari situs tersebut.
Dalam berita-berita pekan lalu, laporan online menurunkan berita mengenai seorang peneliti Kanada yang menyebutkan bahwa satu dari 2 situs website Islam adalah berkaitan dengan Wahabi bahkan sampai ada yang berlindung dibalik pusat pengajian kebudayaan Ikhwanul Muslimin.
Sementara dalam perjalanan saya ke Jerman dan Belanda, saya berkesempatan membuka halaman-halaman situs dari internet teman baik saya yang membantu selama perjalanan di sana. Salah satu perkara yang mengherankan saya adalah tentang Imam Mahdi yang dinantikan, ada 1,5 juta situs dalam internet yang membahas hal tersebut itu. Tentu saja hal tersebut sangat mencengangkan, 1,5 juta situs tentu saja angka yang sangat fantastis. Meskipun membahas tentang Imam Mahdi afs namun pada hakekatnya situs-situs tersebut bertujuan untuk menghentikan laju dakwah Syiah. Untuk hal yang sederhana ini saja, kita bisa memahami betapa gigihnya mereka untuk menentang Syiah dengan berbagai kemudahan fasilitas yang mereka punyai. Hal ini dapat dirujuk dalam halaman web universitas Amir Kabir سايت دانشگاه امير كبير..
Propaganda Wahabi Melalui Stasiun-stasiun TV
Sekarang ini, dari 1800 saluran satelit yang aktif di kawasan Timur Tengah ini, hampir 300 saluran satelit yang diisi dengan acara dan program menentang Ahlul Bait.
Mungkin mendengar perkara ini dianggap biasa, menyatakan statistik liputan dan pendengarnya sangat mudah. Namun anda semua lihatlah apa hasil kerja-kerja mereka dalam masalah propaganda dan kebudayaan? Sementara apa pekerjaan kita? Akhirnya kerja اتحاديه تلويزيون‌هاي اسلامي mampu dilaksanakan, yaitu pada 2 pekan lalu sebelum persidangan di Tehran, mereka telah mengumpulkan 182 radio dan stasiun-stasiun TV lokal.
Dalam beberapa saluran satelit, atas nama membela Ahlul Bait dan mempertahankan Wilayah Faqih sekelompok orang mengaku pengikut Syiah dan pelajar agama menghantam Ahlusunnah dan menyerang mereka yang biadap terhadap kesucian Ahlul Bait. Namun hasilnya justru semakin mencoreng nama Syiah dan terjadi fitnah yang dahsyat. Kami telah mendengar bahwa dalam kongres Amerika pada tahun 2009 secara resminya menyebutnya sebagai ‘Tahun Ikhtilaf Sunni dan Syiah’. Untuk ini mereka telah memperuntukkan anggaran yang khusus. Kita tidak lupa di permulaan perang di Irak, seluruh surat kabar memaklumkan, jika tidak salah, bertanggal 20 atau 19 Esfand 1384 surat kabar Kayhan menulis, “نظاميان آمريكايي در عراق، يك جوان سيد و معمم نوراني را دستگير كرده بودند كه او، همان مهدي موعود است و مدت‌ها او را در زندان شكنجه مي‌كردند تا اعتراف كند او مهدي است” (Tentara AS di Irak menangkap seorang Sayid dan guru; yaitu Imam Mahdi, mereka menyiksanya di penjara sehingga ia mengaku bahwa dirinya Imam Mahdi) setelah mereka mengetahui ayah dan ibu Imam Mahdi itu mempunyai beberapa tanda. Ayah dan ibu individu ini adalah orang lain, mereka sudah berputus harapan dan berjanji akan melaporkan kepada tentara Amerika jikalau menemui tempat persembunyian Al-Mahdi.
Begitu juga Bush, presiden Amerika yang lalu, sebuah lembaga ilmu dibentuk yang terdiri dari orang Islam dan Kristiani, teoretisi Gedung Putih telah diterangkan sehingga mereka melakukan penyelidikan tentang Al-Mahdi Maw’ud dan melaporkannya kepada beliau (presiden). Pernyataan ini turut tersebar dalam laporan media setempat, namun tidak diketahui apakah hasilnya.
Tanggal 17 bulan Ramadan tahun lalu, seseorang yang mengaku pelajar agama, namun pada hakekatnya bodoh dan tidak waras telah memprakarsai peringatan hari wafatnya Aisyah di London, Inggris dan melakuan penghinaan dan pelecehan terhadap istri Nabi, Aisyah yang tidak bisa dibernarkan oleh syariah. Perkara kontroversial tersebut mendapat perhatian dari para ulama Marja Taqlid dan Rahbar bahkan 90 ulama besar Syiah di Arab Saudi dan wilayah Timur Tengah, Imam Juma’at dan Jamaah, pusat-pusat pengkajian ilmiyah mengecam dan mengutuknya. Kecaman ini telah dicetak juga dalam surat khabar yang bernama al-Riyadh. Pergerakan yang mempunyai unsur fitnah seperti ini tidak jauh dari upaya Wahabi untuk memberi kesan jelek mengenai Syiah. Individu seperti ini telah mereka perkenalkan, dan biaya serta kemudahan telah diperuntukkan untuknya supaya ia dapat memberikan pernyataan-pernyataan mengenai dunia Islam.
Setelah bulan Ramadhan, bersamaan dengan tahun penghinaan (Yasser al-Habib) terhadap Ummul Mu’minin Aisyah, hampir 19 saluran satelit Wahabi senada mengadakan program menentang Syiah. Akibatnya sebahagian saluran Wahabi seperti saluran Wisal dan Safa, saya sendiri menonton program-program mereka selama beberapa menit, saluran ini dengan penuh emosi, mereka menggunakan kata-kata yang paling buruk untuk mencerca para ulama Marja’ Taqlid, bahkan orang perusuh sekalipun tidak akan melakukan seperti ini. Mereka terlalu biadab menghina makam-makam suci para Imam,terutama sekali dalam bulan Ramadhan yang penuh keberkahan tahun itu, saluran-saluran al-Mustaqillah, Hafiz, Safa, Nas, al-Rahmah, al-Hikmah, al-Khalijiyah dan al-Sihhah tidak memiliki rasa segan sedikitpun untuk melakukan pencercaaan dan penghinaan. Jelas apa yang mereka lakukan adalah bentuk konspirasi dan propaganda negatif, terlebih lagi belasan stasiun TV tersebut disiarkan melalui Nil Sat.
Alhamdulillah, pemerintah Mesir telah memblokir penyiaran beberapa saluran TV tersebut, seperti saluran Safa dan Wisal, yang telah mempropagandakan permusuhan yang terang-terangan terhadap Syiah dan mazhab Ahlul Bait. Lebih dari itu Arab Saudi dalam setiap penyelenggaraan haji, menyiarkan sebuah saluran radio siaran langsung dalam delapan bahasa yang ditujukan kepada para peziarah Haji Baitullah al-Haram.
Perkara penting lainnya, usaha mereka dalam menyebarkan kebencian dan permusuhan terhadap Syiah juga mereka sebar dalam halaman situs internet. Beberapa laporan dalam situs-situs web mereka yaitu mereka memaklumkan, ‘Saluran satelit Syiah lebih bahaya dari bom nuklir dan atom’. Ini disebabkan mereka tahu saluran seperti al-Kawthar, ulama seperti Ayatullah Kurani atau Sayyid Kamal Haidari ada sebagai berbicara di dalamnya yang berusaha menyingkap kebatilan-kebatilan mereka...

BUKA MATA & TELINGA serta MATA HATI kita...!!!!!
Adakah Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Republik Islam Iran yang mayoritas penduduknya bermazhab Islam Syi'ah 12 Imam/Imamiah/Mazhab Jakfari..?????? TIDAK ADA...!!!!! Setelah mahasiswa Republik Islam Iran menyerbu Kedubes AS dan menyandera stafnya selama 3 tahun, tidak ada lagi Kedubes AS di situ. Sementara di Kerajaan Arab Saudi yang berfaham Islam Wahabi JUSTRU kita temui Kedubes AS yang besar dan megah di kota Jeddah dan Riyadh. Kerajaan Arab Saudi juga punya Kedubes di AS sementara Republik Islam Iran tidak. Orang yang masih menggunakan akalnya tentu tahu jika Kerajaan Arab Saudi-lah yang bersekutu dengan AS dan tentu saja dengan Zionis Israel.... Bukan Republik Islam Iran
Pada tanggal 25 April 1980, Amerika Serikat melancarkan Operasi Eagle Claw dalam upaya untuk menyelamatkan anggota staf kedutaan besar AS yang disandera di ibukota Iran setelah Revolusi Islam tahun 1979. Namun, badai pasir melanda dan operasi gagal total. 8 tentara AS tewas sementar helikopter dan pesawatnya hancur bertabrakan akibat badai gurun. Kegagalan itu menyebabkan pamor presiden AS, Jimmy Carter hancur dan kalah pilpres dari Ronald Reagan.....


Seandainya mereka Zionis Takfiri itu ada di dalam "Peristiwa Sampit", dimana kita tahu bersama antara Suku Dayak dan Suku Madura saling serang dan terjadi Pengusiran Massal warga Sampang hingga ke Banjarmasin karena isu sara dan agama, namun Zionis Takfiri TIDAK BERHASIL menghasut Warga Banua Banjar yang sedikit banyaknya masih mempunyai titisan Dayak untuk juga ikut ambil bagian dalam Pengusiran Warga Madura yang mengungsi hingga ke Banjarmasin, karena warga Banua Banjar memahami bahwa ada aktor intelektual yang ingin mencoba MENGHANCURKAN kerukunan suku bangsa yang ada di Indonesia, khususnya di Bumi Kalimantan. Dimana akhirnya pengungsi Suku Madura yang tiba di Banjarmasin, bukannya diteror, tetapi ditolong sebagaimana warga Indonesia lainnya. Sungguh indahnya kerukunan bangsa Indonesia, yang tercermin dalam "Papadah Urang Tuha Urang Banjar Bahari" (Nasehat Orang Tua Suku Banjar Zaman dulu), bahwa "Jangan Bacakut Papadaan" (Jangan berkelahi terhadap sesama). Hidup Persatuan suku-suku yang ada di Indonesia demi Negara yang kita cintai bersama Negara Republik Indonesia.
Mereka Zionis Takfiri sang Pengadu Domba Ummat Manusia dan Ummat Islam tentu menginginkan kita sebagai orang awam akan mereka coba benturkan, antara NU dan Muhammadiyah, antara Islam Syi'ah dan Islam Sunni, antara Islam dan Kristen, antara Hindu dan Budha, antara Islam dan Hindu/Budha, sungguh mereka menginginkan Republik Indonesia yang damai ini akan Hancur dan Mudah dikuasai mereka, sehingga mereka dapat memerintah dengan Memenggal Kepala Manusia dengan Ucapan Takbir...!!!!!, Mesjid-mesjid Sunni dan Gereja mereka Hancurkan (Seperti di Suriah Zionis Takfiri beraksi seperti Binatang Buas...sungguh IRONIS..Islam yang dibawa Nabi Muhammad dengan Menyempurnakan AKHLAK, tapi Zionis Takfiri yang mengaku pengikutnya TIDAK BERAKHLAK...!!!), padahal kata Prof.DR.Quraish Shihab penulis Kitab Tafsir Al-Misbah pada Taushiah acara Peringatan 1000 hari wafat Gusdur tahun 2014 ini, beliau mengatakan mengutip pernyataan Gusdur,"Nabi Muhammad menurut sejarah menyuruh orang-orang Islam agar membantu orang yang tidak seagama dengan membantu pembangunan tempat ibadah sepenuh hati, kalau perlu tidak dengan berhutang tapi direlakan hingga selesai pembangunannya".
Sungguh ajaran Islam yang penuh AKHLAK, kenapa kita TAKUT akan keberadaan Gereja, Wihara, Pura, Kristen Protestan, Kristen Khatolik, Islam Muhammadiyah, Islam NU, Islam Syi'ah dan Islam Sunni, Hindu, Budha, Ajaran Tashawuf dan lainnya, ketika kita sudah membentengi diri kita dan keluarga kita dengan ajaran yang kita YAKINI, maka TIDAK MUNGKIN ada yang akan menggoyahkan AKIDAH KITA.....benar bukan..!!!!!
Kita tahu bersama Islam Syi'ah diwakili oleh Republik Islam Iran yang mayoritas Penduduk dan Pemerintahannya menganut Islam Syi'ah 12 Imam / Imamiah / Mazhab Jakfari sedangkan Islam Sunni diwakili oleh Republik Indonesia yang mayoritas penduduk dan pemerintahannya menganut Islam Sunni Syafe'i ala Indonesia. Perlu diingat, Islam masuk ke Indonesia yang dulu mayoritas menganut Agama Budha dan Hindu, waktu itu dibawa oleh para Pedagang dari Persia (Iran/Islam Syi'ah) dan para Pedagang dari Guzarat (India/Islam Sunni) dengan Metode AKHLAK yang dibawa tanpa Kekerasan/Radikal, sehingga hingga saat ini di tahun 2014 ini, Republik Indonesia dibawah Naungan Islam yang Versi Indonesia (Bhineka Tunggal Ika,UUD 45, Pancasila dan NKRI harga mati) dan kita tahu bersama Islam yang dibawa dengan Kekerasan/Radikal hanya akan menjadi Kenangan, contohnya Mesjid Besar yang ada di Qordova Spanyol, sekarang hanya sebagai Museum...sungguh IRONIS.
Kembali pada Provokasi & Propaganda Islam Zionis Takfiri Wahabi yang menginginkan Islam Syi'ah dan Islam Sunni saling Bantai serta saling menyesatkan, namun Provokasi & Propaganda baik gencar di TV, Radio, Jejaring Sosial, Koran, Spanduk, Banner dan lain sebagainya hanya tinggal KENANGAN, karena warga Banua Banjar sudah memahami tentang Manajemen Konflik dan Proyek Adu Domba Sang Zionis Takfiri, yang sebenarnya hanya segelintir orang, namun memanfaatkan masyarakat awam agar bisa berhasil, namun itupun TIDAK BERHASIL, seandainya biaya cetak buku, biaya propaganda di TV, Radio dan Koran itu mereka manfaatkan untuk membantu korban banjir, korban meletusnya gunung dan terus membantu Palestina yang Islam Sunni tentu akan lebih bermanfaat dunia dan akherat, daripada uang dari gelontoran PENCINTA permusuhan Islam Syi'ah dan Islam Sunni...sungguh ini hanya membuat Bos Zionis sesungguhnya yaitu Israel cs tertawa terbahak-bahak, mereka pasti berkata,''Sungguh Gampang mengadu domba ummat manusia dan ummat Islam"....sekali lagi sungguh ironis...!!!!!



Team Buletin MPR-Banjarmasin- Rintik-rintik hujan yang melanda kota Banjarmasin pada Kamis Malam (Malam Jum'at) tanggal 6 Pebruari 2014 akhirnya berangsur-angsur mereda. Perlahan namun pasti, langkah kaum muslimin Banjarmasin menuju acara Maulid yang diselenggarakan IKAPA (Ikatan Persaudaraan Allawiyyin) di pal 1 Banjarmasin dikediaman Tokoh Habaib Islam Sunni Banjarmasin al Habib Abdullah al Hamid, seiring waktu ternyata hampir lebih kurang 1000 orang memadati acara Maulid yang setiap tahun diadakan oleh IKAPA Banjarmasin.
Dan kali ini mendatangkan Penceramah dari Bangil Jawa Timur al Muqarrom al Habib Muhammad bin Alwi bin Syech Abu Bakar dan turut dihadiri oleh sesepuh Islam Sunni Banjarmasin al Habib Agil bin Salim Bachsin dan sesepuh Islam Syi'ah 12 Imam / Imamiah / Mazhab Jakfari al Habib Husen bin Muhammad Assegaf dari Rantau.
Dipandu MC (Master of Ceremony) al Habib Sulaiman Al Idrus, acara pun dibuka dengan pembacaan Basmallah, dimana sebelumnya puji-pujian dan sholawat tiada henti dilantunkan untuk Baginda Nabi Muhammad Saw oleh Group Maulid Habsy dari Banjarmasin hingga tibanya Penceramah. 
Sebelum berceramah, lantunan ayat-ayat suci Al-Quran dibacakan oleh Muhammad Baini Hilman dan Sambutan Panitia Pelaksana Peringatan Maulid oleh Penasehat IKAPA Banjarmasin al Habib Ali bin Muhammad Assegaf, dimana didalam wawancara dengan crew Duta TV  al Habib Ali bin Muhammad Assegaf mengatakan,"Sekarang banyak orang berbicara tentang berbagai Mazhab didalam Islam, yang jelas Misi Islam adalah Persatuan, tidak usah bertengkar sesama Islam, apalagi saling mengkafirkan".
Dan akhirnya, Penceramah al Muqarrom al Habib Muhammad bin Alwi bin Syech Abu Bakar memulai ceramah beliau dengan menyinggung tentang Peristiwa Kelahiran yang diabadikan & dimulyakan didalam Al-Quran, baik tentang kelahiran Nabi Yahya hingga Nabi Isa dan tentu apabila Al-Qur'an saja berkata“Innallaha wa malaikatahu yusholluna ‘alaa nabiiy… yaa ayyuhaladzi na amanu shollu ‘alaihi wasshallimu taslima….” (Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. QS 33:56) doa itu selalu diperdengarkan sebelum adzan berkumandang, lalu disetiap hari kelahiran Nabi Muhammad kita selalu bersholawat kepada beliau dengan memperingati hari lahir beliau / Maulidan, bukankah ini juga memulyakan serta mensyiarkan Islam dengan Risalah sang penutup para Nabi, yaitu Baginda Nabi Muhammad Saw. 
Terakhir Penceramah al Muqarrom al Habib Muhammad bin Alwi bin Syech Abu Bakar memaparkan sebelum wafatnya Nabi Muhammad Saw, bahwa beliau yang lagi sakit minta dipapah ke Mesjid oleh Sayidina 'Ali bin Abi Thalib dan Salman Al Farisi, setelah menyebutkan puji-pujian kepada Allah Swt nabi pun menanyakan siapa yang merasa terzalimi oleh beliau bisa meminta pertanggung jawabannya kepada beliau, sebenarnya tidak satupun yang merasa terzalimi dengan beliau, tetapi dengan suara nyaring seseorang yang bernama Sawdah meminta pertanggungjawaban kepada Nabi dikarenakan merasa pernah dipukul oleh tongkat nabi Muhammad, setelah Rasulullah meminta untuk diambilkan tongkat beliau dirumah Fathimah anak beliau, Sawdah pun merasa mendapat angin dan berkata bahwa dulu Sawdah dipukul dengan keliatan perutnya dan Rasulullah pun menyingkap baju beliau, namun ketika disingkap sawdah bukannya memukul memakai tongkat, tetapi malah mencium badan beliau yang tersingkap, sehingga nabi yang dalam keadaan sakit itupun berkata,"Wahai Sawdah, apakah engkau memaafkan diriku, sehingga Allah mengampuni kesalahanku". Setelah didesak hingga 3 kali, akhirnya Sawdah melepaskan ciumannya dari badan Nabi sambil terus menangis, Iya Rasulullah engkau tidak bersalah, akulah yang bersalah karena ingin sekali memeluk kekasih Allah Swt. Dan akhirnya Rasulullah yang sedang sakit pun berteriak lantang,"Saksikanlah Wahai Manusia bahwa Muhammad sudah tidak berdosa dan Ya Allah kumpulkanlah Sawdah bersama diriku disurga nanti."
Pesan Moral menurut team Buletin MPR," Janganlah kita menzalimi orang dengan sengaja atau tidak sengaja, apalagi yang jelas-jelas sengaja dengan memprovokasi pertengkaran antara Islam Sunni dan Islam Syi'ah, karena pertanggungjawabannya adalah orang perorang, baru Allah mengampuni kesalahan kita yang disengaja maupun tidak disengaja, tabayun / cek dan ricek lebih diutamakan sehingga Kedamaian dunia dan kedamaian di akherat tercapai..amin ya rabbal 'allamin.
Acara Peringatan Maulid ini ditutup dengan Pembacaan Doa Penutup oleh sesepuh Islam Syi'ah 12 Imam / Imamiah / Mazhab Jakfari al Habib Husen bin Muhammad Assegaf dari Rantau dan diakhiri oleh MC. Habib Sulaiman Al-Idrus dengan Ucapan Salam kepada Baginda Nabi Muhammad Saw yang diiringi oleh seluruh kaum Muslimin yang berhadir pada Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw, baik Islam Sunni dan Islam Syi'ah PECINTA Haul & Maulid.
Hidup Persatuan Ummat Manusia... Hidup Persatuan Islam Sunni dan Islam Syi'ah... Salam Cinta dan Persaudaraan sesama ummat manusia dan ummat Islam....^_^....









Dialog GusDurian: Sunni-Syiah Wajib Bersatu

IMG_0720Suasana cair dan akrab ditingkah obrolan gayeng tapi santai mewarnai acara dialog bertajuk Titik Temu Sunni-Syiah yang digagas Jaringan GusDurian Jumat malam (7/2) kemarin bertempat di kantor Wahid Institute Jakarta. Suasana hangat itu tak lepas dari peran Zuhairi Misrawi selaku Ketua Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) sebagai moderator yang memandu jalannya dialog malam itu. Acara yang dimulai pukul 19.00 hingga 20.00 WIB itu dihadiri sekitar 200-an peserta dan dibuka penampilan grup musik “Zarb Ava” asal Iran.
Dalam kesempatan itu KH. Masdar F. Mas’udi dengan agak berseloroh menyatakan, “Harusnya malam ini pihak panitia juga menghadirkan kelompok ekstrim kiri ya? Sebab Kang Jalal ini kan mewakili kelompok ekstrim kanan. Lha kita sebagai NU sebenarnya berada di posisi tengah. Nah, dengan begitu maka kita yang bisa jadi wasitnya.”
Jalaluddin Rahmat yang biasa disapa Kang Jalal itu memang hadir mewakili pembicara dari pihak Syiah. Sementara KH. Masdar F. Mas’udi, selaku Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), dalam hal ini hadir mewakili pihak Sunni. Pernyataan KH. Masdar diamini Kang Jalal seraya mengingatkan kembali kepada seluruh hadirin tentang statemen tegas almarhum Gus Dur yang menekankan lebih banyaknya persamaan antara Sunni dengan Syiah dibandingkan perbedaan yang ada di antara keduanya. Bagi Kang Jalal, sama saja mau disebut NU itu sebenarnya Syiah Minus Imamah ataukah dengan istilah lain Syiah itu NU Plus Imamah.
Hal ini diperkuat juga oleh Alissa Wahid selaku tuan rumah yang dalam sambutannya mengungkapkan salah satu alasan penyelenggaraan dialog itu. “Akhir-akhir ini Indonesia kerap mengalami konflik horizontal di akar rumput atas nama perbedaan yang seringkali cenderung dibesar-besarkan. Itulah sebabnya dialog seperti ini kami rasa penting untuk terus dilakukan,” tuturnya menegaskan ulang bahwa dialog dan silaturrahmi adalah dua di antara warisan kongkrit yang ditinggalkan almarhum Gus Dur sebagai tokoh yang lebih konsen terhadap terciptanya kedamaian dan persatuan di tubuh umat Islam. KH. Masdar pun menekankan betapa pentingnya tercipta jalinan persatuan yang kuat antara Sunni dengan Syiah. “Mari titik-temu itu kita sederhanakan saja, lah. Rasanya cukup dengan sama-sama mempercayai La ila ha illallah saja, artinya itu sudah bisa dianggap sebagai sesama Muslim dan karenanya juga kita ini bersaudara.”              Tamu lain yang juga tak kalah penting adalah Mr. Ebrahimiyan, Atase Kebudayaan Iran di Indonesia yang dalam sambutannya mengingatkan bahwa jumlah Muslim di dunia saat ini mencapai 1,6 miliar. Jumlah yang menurutnya begitu besar sehingga tak mengherankan bila selama ini mampu menggetarkan musuh. Maka  timbullah upaya mengadu domba dan memecah belah persatuan umat Islam sebagai agenda musuh yang utama agar kita menjadi lemah. Karena itu, senada dengan pembicara lain, Ebrahimiyan pun menekankan betapa pentingnya upaya mempererat persatuan antara sesama Muslim. Di akhir acara, panitia sengaja membagikan seratus buku gratis berjudul “Titik Temu Sunni-Syiah” dan sejumlah Al-Quran terbitan Iran bagi peserta, untuk lebih meyakinkan bahwa Al-Quran Syiah sesungguhnya benar-benar sama dengan Al-Quran Sunni. (Abdul Malik/Yudhi/http://ahlulbaitindonesia.org/berita/2331/dialog-gusdurian-sunni-syiah-wajib-bersatu/)
Buku Merah MUI : Palsu atau Asli?

Buku Merah MUI : Palsu Atau Asli?

Jutaan eksemplar buku saku “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia” sejak awal terbitnya sampai saat ini selalu diklaim dan terus dikampanyekan pihak-pihak tertentu sebagai buku resmi lembaga MUI. Melalui acara propaganda anti-Syiah yang dikemas dalam bentuk seminar, buku itu pun gencar disebar dan dibagi-bagikan secara gratis ke seluruh pelosok Nusantara. Dalam hitungan sederhana, entah sudah berapa miliar rupiah biaya digelontorkan untuk mencetak dan menyebarkannya. Belum lagi biaya seminar yang selalu dijadikan ajang kamuflase forum ilmiah tapi faktanya tak lebih dari forum hujatan sepihak dari oknum-oknum anti ukhuwah, yang dalam sebulan bisa puluhan kali digelar serentak di beberapa kota besar di seluruh Indonesia. Dan dari kesaksian banyak pihak, di ajang seminar abal-abal itulah buku yang sebagian besarnya berisi tuduhan itu dibagi-bagikan secara cuma-cuma.
Bertolak belakang dengan klaim oknum-oknum anti-Syiah yang kehadirannya dalam ‘seminar’ selalu mengatasnamakan diri selaku perwakilan resmi MUI baik di pusat maupun daerah, salah seorang ketua MUI yang pernah kami wawancarai menegaskan bahwa ‘buku merah’ itu sama sekali bukan buku resmi terbitan lembaganya. Dia menolak statemen banyak pihak penyelenggara dan oknum-oknum pelaku ‘seminar’ yang selama ini getol mengumbar klaim atas nama MUI, dengan mengatakan bahwa MUI mustahil punya dana sebesar itu. Bahkan ketika belakangan ramai diperbincangkan dan penyebarannya disinyalir telah meresahkan masyarakat karena dianggap potensial menimbulkan perpecahan umat Islam dan konflik horizontal di akar rumput, sang ketua MUI pun dengan nada berapi-api mengatakan bahwa terkait sifat buku apapun yang anti-ukhuwah, apalagi sampai menyulut perpecahan dan konflik antara Sunni dan Syiah, seharusnya pihak kepolisian tak perlu ragu melarang dan sesegera mungkin mesti sigap menarik penyebarannya secara luas dari tengah masyarakat. Intinya, dengan adanya kesimpangsiuran perihal posisi buku tersebut di pihak internal MUI sendiri, tampak adanya banyak misteri dan keanehan yang belum terungkap.
Salah satu misterinya adalah bila buku “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia” dianggap sangat penting dan menyangkut hal yang serius oleh MUI, mengapa tidak ada stempel resmi MUI dan tanda tangan mereka yang mengatasnamakan diri sebagai pejabat MUI di dalam buku tersebut? Padahal, di buku-buku pedoman MUI yang lain seperti halnya buku “Pedoman Penyelengaraan Organisasi MUI” terdapat stempel dan tanda tangan pejabat MUI secara terang dan lengkap. Begitu pula dengan buku “Keputusan Rapat Kerja MUI 2012”. Di halaman depan buku yang disebut terakhir ini juga terdapat stempel dan tanda tangan jajaran pejabat MUI. Bila buku “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia” memang sebuah buku yang menurut MUI menyangkut hal yang serius, sudah sepatutnya ada tanda tangan dan stempel pejabat MUI terkait di dalamnya.
Bukankah ini ibarat sertifikat tanah tanpa stempel resmi dan tanda tangan pejabat pertanahan yang berwenang, yang keabsahannya patut dipertanyakan? Atau, bila dokumen-dokumen penting lain yang kita pegang tanpa ada tanda tangan pihak yang berwenang, apakah kita mau menerimanya sebagai dokumen yang sah? Atau ibarat kita punya uang yang ternyata ciri-ciri dan kriterianya bertentangan dengan ketetapan Bank Indonesia, adakah kira-kira yang mau menerimanya sebagai alat pembayaran yang sah? Bukankah uang semacam itu dapat digolongkan sebagai uang palsu, yang pemilik dan pengedarnya justru bisa dikenai pasal tindak pidana? Contoh lain, andai saja ada orang asing datang ke rumah kita dan mengatasnamakan diri sebagai utusan Presiden RI, tapi dalam surat tugasnya sama sekali tak ada stempel resmi kepresidenan dan tanda tangan presiden, mungkinkah kita akan percaya begitu saja? Bukankah sebaliknya kita akan curiga, jangan-jangan orang tersebut justru penjahat dan penipu? Begitu pun terhadap sebuah buku yang selama ini ‘hanya’ diatasnamakan sebagai terbitan resmi MUI namun faktanya, setelah kita cermati dan teliti lebih seksama ternyata ciri-ciri buku itu malah bertentangan dengan buku-buku resmi MUI yang lain, bukankah wajar bila dengan mudah bisa kita anggap buku itu sebagai buku ‘sesat’ alias palsu?
Untuk menyingkap sejumlah misteri tentang buku itu, kami tim media Ahlulbait Indonesia telah melayangkan surat permohonan resmi agar diberikan kesempatan mewawancarai Prof. Dr. Yunahar Iliyas, M.A. selaku ketua penelitian MUI yang namanya tertera dalam buku tersebut. Selain itu, tim ABI Press juga telah meminta Bapak Prof. Din Syamsudin selaku wakil Ketua Umum MUI untuk dimintai keterangan.  Sayangnya, hingga berita ini diturunkan, para pejabat MUI tersebut masih belum memberikan tanggapan atas surat yang telah kami layangkan.
Sementara di sisi lain, menilik pola penyebarannya yang demikian massif, serentak dan merata, peneliti sekaligus dosen UIN Syarif Hidayatullah Dr. Zulkifi mensinyalir bahwa tujuan sebenarnya dari penerbitan buku “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia” itu dengan mudah dapat diduga sebagai upaya pihak-pihak tertentu yang selama ini memang anti-Syiah untuk mendorong dikeluarkannya fatwa sesat terhadap Syiah di Indonesia dan kemudian menyingkirkan para penganut salah satu mazhab Islam itu dari Tanah Air.
Dr. Zulkifli juga membenarkan bahwa ada kemungkinan apa yang dilakukan oleh sejumlah orang untuk mendiskreditkan Syiah saat ini adalah upaya agar paham mereka sendiri yang juga bukan penganut paham Syafi’i mainstream di Indonesia dapat diterima masyarakat dengan cara menciptakan musuh bersama yaitu muslim Syiah. Padahal menurutnya, bagi kalangan ulama yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip ukhuwah dan kaum cendikiawan yang benar-benar terpelajar, isu pertentangan Sunni-Syiah ini bisa dikatakan sudah sangat basi.
“Saya sendiri yakin, Syiah belum tentu merupakan sasaran final mereka. Mudah ditebak bahwa pasti ada agenda besar di belakang upaya mereka untuk mendiskreditkan Syiah saat ini. Tapi mudah-mudahan saja akan semakin banyak masyarakat yang sadar, tak mudah dibodohi dan diprovokasi. Bahwa kelompok-kelompok intoleran inilah yang sesungguhnya lebih berbahaya daripada kelompok Syiah maupun Sunni sendiri,” terang Dr. Zulkifli saat media ABI temui di ruang kerjanya.
Ditanya tanggapannya tentang maraknya tuduhan bahwa Syiah sangat berbahaya bagi NKRI, Zulkifli menyatakan bahwa dalam penelitiannya hal tersebut tidak terbukti. Bahkan terkait isu Syiahisasi di Indonesia pun ditepisnya dengan mengatakan bahwa selama riset yang dilakukannya, dirinya tidak menemukan adanya upaya kalangan Muslim Syiah untuk mensyiahkan kelompok yang berbeda mazhab dengannya.
Saat kami tanyakan, bukankah buku “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpanyan Syiah di Indonesia” itu juga hasil riset dan penelitian, sebagaimana klaim para penyusunnya? Zulkifli menegaskan bahwa buku tersebut tidak bisa disebut sebagai hasil penelitian, karena menurutnya sebuah penelitian harus memiliki beberapa syarat dasar, misalnya terkait metodologi, regulasi, check and recheck dan lainnya. Sementara buku itu jika dilihat dari isinya, belum memenuhi syarat-syarat dasar tersebut.
Dr. Zulkifli menghimbau kepada masyarakat, terutama kalangan akademisi agar menyikapi buku ini secara akademis pula dan tidak langsung begitu saja menerimanya. Karena belum tentu semua isinya mengandung kebenaran. Dia juga berharap agar para ulama dan cendikiawan Muslim lebih mengkajinya secara objektif, kritis, dan melakukan upaya observasi lebih serius dengan melihat fakta dan data akurat sehingga mampu memberikan pandangan-pandangan yang lebih moderat terhadap hal-hal yang riskan mengancam keutuhan dan kerukunan umat semacam ini.
Di akhir wawancara DR. Zulkifli juga menekankan sekaligus berpesan agar kita semua mesti ikhlas dalam beragama, jangan gemar berprasangka apalagi menebar kebencian antar sesama anak bangsa.
“Bagaimana bisa kita beragama dengan kebencian dan penuh rasa saling curiga? Bukankah ber-Islam itu intinya harus ikhlas secara pribadi, saling menghormati sesama manusia dengan menjunjung tinggi dan mempraktekkan prinsip rahmatan lil ‘alamin? Karena itulah saya kira sangat perlu di tengah umat ini makin ditekankan perlunya upaya dialog sesuai prinsip dan ajaran Islam dalam menyelesaikan segenap persoalan yang ada. Jadi bukan sebaliknya, menggalang kegiatan-kegiatan kontraproduktif yang dampaknya negatif bagi umat, yang di dalamnya hanya berisi hujatan, ujaran kebencian dan hasutan serta penghakiman sepihak satu kelompok terhadap kelompok lain. Hal semacam itu dalam pandangan saya bisa dikatakan bukanlah teladan yang baik dari siapapun yang mengaku ulama atau ahli ilmu bagi umat,” pungkas doktor yang hasil disertasinya perihal Syiah, “The Struggle of The Shi’is in Indonesia” telah diterbitkan sebagai buku oleh salah satu universitas di Leiden, Belanda itu. (Lutfi/Yudhi)
Contoh Buku Pedoman Organisasi MUI yang lengkap dengan stempel MUI dan tanda tangan jelas pejabat MUI terkait.
Pedoman organisasi MUI
Contoh Buku Keputusan Rakernas MUI tahun 2012 yang lengkap dengan stempel MUI dan tanda tangan jelas pejabat MUI terkait.
Keputusan Rakernas MUI

Buku “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah Indonesia” yang dinyatakan dikeluarkan MUI secara resmi oleh sejumlah orang di MUI, namun tidak ada stempel MUI dan juga tidak ada tanda tangan jelas dari pejabat MUI terkait.
Buku Merah MUI
 http://ahlulbaitindonesia.org/berita/2321/buku-merah-mui-palsu-atau-asli/
Sunnahcare Yang Tak Peduli Sunnah

Sunnahcare Yang Tak Peduli Sunnah

sunnahAl-Quran dan Sunnah selalu mengajarkan keadilan dan keberimbangan dalam segala hal. Namun sebuah media online yang mengusung nama sunnah,sunnahcare.com dalam pemberitaannya ternyata jauh sekali dari ajaran Al-Quran dan Sunnah.
Dalam berita yang dirilis di http://www.sunnahcare.com/2014/02/mengenal-aliran-syiah-di-jambi.html?m=1, Sunnahcare menuduh Majelis Taklim dan Rawatib Al-Habib Husin bin Ahmad Baraqbah yang berada di Kelurahan Thehok Jambi Selatan sebagai Majelis Syiah yang melakukan aksi missionaris di Jambi. Mereka bahkan menuduh majelis taklim tersebut sebagai markas teroris Syiah.
Fitnah ini jelas menimbulkan kegusaran komunitas diskusi keilmuan itu. Bagaimana tidak? Jangankan langsung datang meliput, wawancara via telepon saja tak sekalipun dilakukan Sunnahcare ke pihak majelis. Tapi anehnya, tiba-tiba saja mereka menuduh majelis ini sebagai markas teroris.
Kepada ABI Press melalui sambungan telepon, Ustad Fuad Baraqbah selaku ketua majelis menegaskan, bahwa secara kelembagaan, tak ada lembaga Syiah di Jambi. “Secara kelembagaan, tak ada lembaga Syiah di Jambi! Silahkan dicari. Kok dibilang ketuanya si ini-itu…, tidak ada itu!”
ABI Press sendiri pernah merilis berita majelis Sunni yang harmonis dengan minoritas Syiah di Jambi  (http://ahlulbaitindonesia.org/berita/2044/syiah-sunni-harmonis-di-jambi-2/). Jika diperhatikan, redaksi berita di Sunnahcare itu terlihat sangat jelas merupakan pelintiran dari berita ini.
Sayangnya, saat kami akan mengklarifikasi pihak sunnahcare.com tentang tujuan mereka memelintir berita yang berasal dari situs kami, mengapa membuat berita seperti itu, dan apakah berita tersebut sudah melewati tahapan jurnalistik yang baku, ternyata web tersebut tidak memiliki nomor kontak yang bisa dihubungi. Artinya, sunnahcare.com masuk dalam kategori web gelap yang baik pengelola maupun penulis beritanya tampaknya memang ingin lari dari tanggungjawab atas apa yang mereka lakukan. Dalam dunia jurnalistik, sumber berita yang tak memenuhi kaidah jurnalistik sehingga tak bisa dipertanggungjawabkan semacam itu tak lebih dari media propaganda belaka.
Saat kami sampaikan hal ini kepada Ustad Fuad Baraqbah, dia terkejut. “Saya heran kok bisa-bisanya mereka bisa mikir seperti itu. Maksudnya apa? Berita yang mereka buat sama sekali gak sesuai dengan fakta yang ada.” Ustad Fuad juga heran kenapa kalau ada Muslim Sunni yang mengikuti ajaran Rasul untuk toleran dan menjalin ukhuwah dengan sesama Muslim lainnya, kok tiba-tiba ada pihak yang kelihatannya gerah sekali? Siapa mereka ini? Beraninya pakai nama Sunnahcare, tapi lucunya kok mereka sendiri yang malah tak peduli ajaran Al-Quran dan Sunnah!
“Saya tegaskan sekali lagi, Majelis Taklim dan Rawatib Al-Habib Husin bin Ahmad Baraqbah ini adalah 100% Majelis Sunni. Hanya karena kami mengikuti Sunnah Nabi untuk menjunjung tinggi ukhuwah dan menjalin persaudaraan dengan sesama Muslim, kok kami malah dituduh sebagai teroris?”
Kepada ABI Press, Ustad Fuad menitipkan banyak pertanyaan, yang menurutnya siapa tahu akan segera dijawab Sunnahcare melalui media propaganda mereka, “Siapa yang sebenarnya teroris kalau begitu? Bukankah Sunnahcare yang gemar meneror Muslim lain dengan fitnah-fitnah tanpa bukti itu lebih layak dicap teroris? Lalu siapa yang benar-benar mengikuti Sunnah kalau begitu? Apakah mereka yang  asal berlindung di balik nama Sunnahcare lalu seenaknya melanggar ajaran Al-Quran dan Sunnah, menebar fitnah dan membuat berita bohong alias palsu, dapat mengklaim diri lebih peduli sunnah? Jadi, kalau Sunnahcare ini malah gusar dan kebakaran jenggot saat majelis kami terus berupaya menjalin ukhuwah dan melindungi sesama Muslim, bukankah kami pantas bertanya, sejatinya Sunnah siapa yang mereka maksud dan mereka ikuti? Saya akan tunggu, siapa tahu Sunnahcare bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana tadi,” pungkas Ustad Fuad. (Muhammad/Yudhi) http://ahlulbaitindonesia.org/berita/2346/sunnahcare-yang-tak-peduli-sunnah/

0 comments to "Bersatunya Islam Sunni & Islam Syi'ah di Peringatan Maulid Banjarmasin "GUNCANG" Islam Zionis Takfiri Wahabi Pembenci Maulid & Haul "

Leave a comment