Home , , , , , , � Ketika Jokowi Disebut Syi’ah (Jokowi munafik, Jokowi ingkar janji, Jokowi boneka Megawati, Jokowi diusir Puan,Jokowi "Menusuk" Prabowo dan ARB hingga Wiji Thukul)

Ketika Jokowi Disebut Syi’ah (Jokowi munafik, Jokowi ingkar janji, Jokowi boneka Megawati, Jokowi diusir Puan,Jokowi "Menusuk" Prabowo dan ARB hingga Wiji Thukul)


INDONESIA2014 - Para pembenci Jokowi nampak sudah semakin kalap.
Saat ini melalui media sosial, menyebar  informasi bahwa sang calon presiden terkuat  adalah penganut Syi’ah.
Syi’ah adalah salah satu aliran keyakinan yang diakui beratus tahun di dunia Islam. Organisasi-organisasi Islam terbesar seperti NU dan Muhammadiyah serta Majelis Ulama Islam mengakui Syi’ah sebagai sesama Islam. Namun, dalam beberapa tahun terakhir ini, memang ada upaya serius yang dilakukan kelompok-kelompok Islam eksklusif untuk menyudutkan Syi’ah sebagai bukan Islam.
Tujuan si pembuat kampanye itu pasti adalah untuk membuat mereka yang alergi dengan Syi’ah untuk percaya bahwa Jokowi adalah bagian dari kaum  yang mereka anggap menganut aliran sesat tersebut.  Harapan si pembuat kampanye tentu agar perlahan-lahan pendukung Jokowi akan pindah mendukung para pesaingnya.
Kampanye ini dilakukan dengan memanipulasi isi status Facebook Emilia Renita, istri Jalaluddin Rahmat. Jalaluddin sendiri adalah tokoh penganut Syiah yang populer di Bandung dan sekaligus caleg PDIP yang yang berdasarkan perhitungan sementara hampir pasti memenangkan kursi dalam parlemen 2014-2019.
Dalam kampanye manipulatif ini dikabarkan bahwa Emilia menyatakan Jokowi penganut Syi’ah.  Ini tentu mengejutkan, karena selama ini yang dikenal sebagai tokoh Syi’ah adalah Jalaluddin sendiri.
Kutipan status yang disebarkan itu berbunyi:
“Ini lho Pak Jokowi, yang saya bilang orang syiah yang akhlaknya baik banget difitnah macam-macam. Untung dia syiah, jadi orang intoleransinya pada gonggong. Pak Jalalnya jalan terus. Kalo baca fitnah-fitnahnya, lucu-lucu. Tenan, pak..”
Si penyebar status FB Emilia kemudian juga menuduh bahwa Emilia – yang adalah penganut Syi’ah – menulis status itu dalam rangka menggertak umat Islam di Indonesia. 
Bila isi status itu dibaca sebagai berdiri sendiri, sangat mungkin orang menyimpulkan bahwa Emilia mengatakan bahwa Jokowi adalah Syi’ah.  Padahal kalau dibaca dalam konteksnya, kesimpulan itu  mengada-ada.
Dalam status FB tanggal 14 Maret tersebut, Emilia memasang foto Megawati dan Jokowi yang sedang duduk berdampingan dalam peringatan Hari Kesaktian Pancasila. Megawati dalam gambar itu terlihat sedang menunjuk ke arah depan dan Jokowi asyik mendengar.
Emilia hadir dalam acara yang menghadirkan dua tokoh PDI-P itu. Dia duduk di belakang Megawati, terhalang satu kursi.  Menurut perkiraannya foto itu diambil ketika Jalaluddin Rahmat sedang berjalan menuju podium untuk membacakan doa. Saat itu Emilia mendengar lamat-lamat bahwa Megawati menyebut kata syiah saat berbisik pada Jokowi.
Di bawah foto FB itu, Emilia menulis bahwa saat Jalaluddin berdiri di podium, Megawati mungkin mengatakan pada Jokowi bahwa orang yang di depan podium itu adalah Jalaluddin, yang orang Syiah yang “akhlaknya baik banget difitnah macam-macam. Untung dia syiah, jadi orang intoleransinya pada gonggong. Pak Jalalnya jalan terus. Kalo baca fitnah-fitnahnya, lucu-lucu. Tenan, pak..”
Jadi yang disebut Syi’ah oleh Megawati adalah Jalaluddin, bukan Jokowi.
Yang menyebarkan cuplikan FB Emilia ini tentu ingin membuat pembacanya percaya bahwa menurut Megawati, Jokowi adalah Syi’ah.  Seperti dikatakan, kalau saja Syi’ah bukanlah aliran dalam Islam yang kontroversial di Indonesia, pembentukan persepsi semacam itu sebenarnya   tak bermasalah. Yang jadi soal, di mata sebagian kaum muslim konservatif, Syi’ah adalah sebuah ajaran yang menyimpang dari Islam.
Pada 20 April nanti di Bandung bahkan direncanakan akan ada  deklarasi Gerakan Anti Syi’ah yang   akan mendatangkan  puluhan  ulama dan juga Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan. Dalam berbagai publikasi yang dikeluarkan panitia penyelenggara, dinyatakan bahwa gerakan ini harus segera dijalankan mengingat adanya proses penguatan pengaruh Sy’iah di Indonesia.
Dengan begitu, hampir pasti pemelintiran FB Emilia ini dilakukan dalam rangka menjatuhkan pamor Jokowi sekaligus PDIP sebagai partai yang merebut suara terbesar dalam Pemilu 2014.  
Serangan terhadap Jokowi selama ini  nampaknya belum cukup ampuh untuk menghambat laju Jokowi sebagai Presiden. Karena  itu, saat ini kartu apapun dimainkan. Berbagai fitnah dan penyesatan informasi pun dilakukan: dari Jokowi munafik, Jokowi ingkar janji, Jokowi boneka Megawati, Jokowi diusir Puan, dan sekarang Jokowi Syi’ah.
 Di pihak lain, bisa jadi yang menjadi sasaran tembak bukan hanya Jokowi, Kampanye itu juga diarahkan untuk menghantam PDIP yang saat ini memang harus bekerjasama dalam koalisi dengan  partai-partai lain untuk menggenapkan 25% suara pemilu legislatif agar mereka bisa mengajukan nama Jokowi sebagai calon presiden.
Yang juga  ditembak adalah pasangan Jalaluddin dan Emilia. Keberhasilan Jalaluddin memperoleh kursi di parlemen jelas menampar keras kelompok-kelompok Islam eksklusif. Karena itulah segenap daya upaya dilakukan untuk – mungkin – membatalkan kemenangan Jalaluddin.
Politik mungkin kotor. Namun bila dilakukan dengan melibatkan agama, mungkin jadi jauh lebih kotor.  (AA) http://www.indonesia-2014.com/read/2014/04/18/ketika-jokowi-disebut-syi%E2%80%99ah#.U1NFW_mSyQB

Rakyat Bersatu Mendukung Jokowi Presiden Ri 2014
Jokowi "Menusuk" Prabowo dan ARB

PERINGATAN..
Karya: Wiji Thukul Solo 1986
Jika rakyat pergi
Ketika penguasa pidato
Kita harus hati-hati
Barangkali mereka putus asa
Kalau rakyat sembunyi
Dan berbisik-bisik
Ketika membicarakan masalah sendiri
Penguasa harus waspada dan belajar mendengar
Bila rakyat tidak berani mengeluh
Itu artinya sudah gawat
Dan bila omongan penguasa tidak boleh dibantah
Kebenaran pasti terancam
Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subvensif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata: LAWAN...!!!
Diantara kita mungkin melihat, tidak ada yang istimewa ketika Jokowi membacakan puisi dari sang maestro di era Orde baru itu. Namun, Ketika kita melihat isi dari puisi tersebut, mungkin kita mulai sadar begitu dahsyatnya diera tersebut. Bahkan untuk menyampaikan saran dan kritik saja, kita harus berhadapan dengan ancaman tuduhan subversif dan mengganggu keamanan. Dan jelas dalam Undang-Undang kita diancam dengan hukuman mati atau seumur hidup.
Lalu, apa kaitanya puisi Widji Thukul tesebut dengan para calon presiden yang lain, yang selalu mencari-cari kesalahan Jokowi, sehingga Jokowi membacakan puisi Widji tukul tersebut.?
Jangan lupa, Widji Thukul adalah salah satu korban Orang hilang yang sampai sekarang tidak diketahui dimana keberadaanya. Dan calon presiden Prabowo Subianto pernah tersangkut kasus tersebut. Sehingga mengakibatkan Dewan Kehormatan Perwira kala itu telah memberikan rekomendasi kepada Pimpinan ABRI. Atas dasar rekomendasi itu Pangab menjatuhkan hukuman terhadap mantan Danjen Kopassus Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto berupa pengakhiran masa dinas TNI (Pensiun).
Nah loh… Seorang yang mempunyai kesalahan fatal dimasa lalu kok bisa mencalonkan diri untuk menjadi presiden? Bukankah undang-undang pemilihan presiden jelas -jelas menyebutkan, jika calon presiden adalah orang yang tidak punya kesalahan dimasa lalu dan sekarang. Mungkin itu yang ingin disampaikan Jokowi kepada seluruh masyarakat indonesia, untuk lebih bisa menilai dan mengkritisi kerja dari KPU, apabila meloloskan Prabowo lalu mencalonkan diri menjadi presiden.
Dan apa hubungannya puisi Widji Thukul yang dibaca Jokowi dengan calon presiden yang berjuluk "si opa pemeluk boneka beruang"?
Baiklah, kita coba ingatkan kembali saat kampanye pemilihan legislatif, partai yang dimotori oleh opa pemeluk beruang tadi. Dengan semangat 45 opa pemeluk boneka beruang berucap, ingin mengembalikan masa sekarang kembali menjadi masa kepemimpinan Soeharto. Karena opa pemeluk boneka beruang merasa orde baru lebih enak dari saat sekarang. Kira-kira bunyi yang keluar dari mulut opa sipemeluk beruang seperti ini, “Kenapa partai Golkar harus menang,” tanya dia kepada simpatisannya. Dia pun menjawab sendiri pertanyaanya itu. “Sebab, partai Golkar adalah partai yang terbukti selama 32 tahun memimpin dengan pembangunan dan kesejahteraan,” (udah gila dia)
Helloooooooww…muka pacul, 32 tahun Golkar memimpin, apa yang diberikan kepada bangsa ini? Apakah Golkar kala itu memberikan kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat? Apakah mewariskan kemakmuran, sehingga rakyat yang tinggal dinegeri, yang katanya surga ini, tidak harus menjadi jongos di negara orang? Ataukah hanya membodohi rakyat yang sudah dibodohkan? Atau meninggalkan korupsi, kolusi dan nepotisme untuk dilanjutkan di era reformasi ini...DODOL...? Dan bukankah menghilangnya seorang Widji Thukul terjadi di era itu?
Tajam lugas dan cerdas, jawaban Jokowi kepada puisi-puisi yang mendiskreditkanya. Halus namun menusuk dua capres yang gila kekuasaan itu.
Salam Rakyat Bersatu Mendukung Jokowi Presiden RI-2014 
by facebooker : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=570071013112292&set=p.570071013112292&type=1&theater&notif_t=wall

10 comments to "Ketika Jokowi Disebut Syi’ah (Jokowi munafik, Jokowi ingkar janji, Jokowi boneka Megawati, Jokowi diusir Puan,Jokowi "Menusuk" Prabowo dan ARB hingga Wiji Thukul)"

  1. Anonymous says:

    Dukung terus Jokowi pantang mundur apapun partainya, yang penting dukungannya!

  2. Anonymous says:

    Saya mendukung jokowi, karena mungkin ini pilihan terbaik daripada calon lainnya
    walau saya sedikit kecewa dengan sikap jokowi, mobil smk, janji gubernurnya

    saya tidak rela nasib negara saya ditangan orang yang cuma berlaga Tegas, dan berlagak kesatria, berlagak pemimpin.. yah mungkin dia bisa jadi pemimpin tapi pemimpin yg bertangan besi, pemimpin seperti zaman loyalis suharto ujung-ujungnya tunduk sama amerika

    saya tidak mau negara indonesia kembali ke zaman suharto dan loyalisnya., saya bukan orang bodoh memilih pemimpin karena cuma pencitraan , karena dia cuma bisa berkata tegas dan berani

  3. Unknown says:

    jokowi udah jelas antek asing... blog ini masih termasuk agenda pencitraan jokowi

  4. Anonymous says:

    Kalau blm tau Syiah itu apa silakan googling karbala / assuro yg merupakan ibadah kaum syiah. Syiah bukan islam,meraka mengkafirkan istri nabi,abu bakar,umar,ustman. Kitab mereka mushaf fatimah bukan Al-Quran, nikah mut'ah (kawin kontrak) mereka halalkan. Semoga Allah melaknat kaum yang menginjak2 kaum muslimin. Aamiin

  5. Anonymous says:

    *asyura

  6. Hakun Nay says:

    Lihatlah Kacamata Kebenaran dengan Kebenaran itu sendiri, bukan dari agamanya, sukunya, bangsanya, politiknya dan lainn-lainnya..!!! : Kritik buat Irena Handono yang HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) dan A a Gym serta para "Pembenci Ahok"...!!!! Hemm.. Mahasiswa DEMO Pak Jokowi ..??!!!?? http://hakunnay.blogspot.co.id/2017/01/lihatlah-kacamata-kebenaran-dengan.html

  7. Anonymous says:

    Maksud anda apa Hakun Say? Melihat kebenaran apa ? Kebenaran apa yg terlpas dr agama? Kebenaran standar Ndas mu???

  8. Hakun Nay says:

    Kebenaran Ndasmu Anonymous

  9. Ky darsa says:

    KAMI SEKELUARGA TAK LUPA MENGUCAPKAN PUJI SYUKUR KEPADA ALLAH S,W,T
    dan terima kasih banyak kepada AKI atas nomor yang AKI
    beri 4 angka [1638] alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus .
    dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
    ada sama tetangga.dan juga BANK BRI dan bukan hanya itu KI. insya
    allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
    kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan AKI..
    sekali lagi makasih banyak ya AKI… bagi saudara yang suka PASANG NOMOR
    yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi KI JAYA,,di no (((085-321-606-847)))
    insya allah anda bisa seperti saya…menang NOMOR 690 JUTA , wassalam.

  10. Saatnya pembela Radikalisme dan Terorisme serta Anti PANCASILA di BLOKIR .termasuk Telegram dan HTI (Hizbut Tahrir Indonesia).. jadi DUKUNG PERPPU ORMAS dan BLOKIR Media Sosial '''Anti Bayar Pajak'" info lengkap klik disini http://hakunnay.blogspot.co.id/2017/07/saatnya-pembela-radikalisme-dan.html

Leave a comment