Home , , , , , , , , , , , , , , , � "Urang Banjar bapander Parsatuan Islam" : Minoritas di Indonesia.....Kasian deh lo...!!!!! Inilah dampak penyebaran Islam dengan baju agama yg menampilkan "Kekerasan"....

"Urang Banjar bapander Parsatuan Islam" : Minoritas di Indonesia.....Kasian deh lo...!!!!! Inilah dampak penyebaran Islam dengan baju agama yg menampilkan "Kekerasan"....


Lembaga Amnesti Internasional Minta Pengikut Syiah di Indonesia DilindungiLembaga Amnesti Internasional Minta Pengikut Syiah di Indonesia DilindungiLembaga Amnesti Internasional Minta Pengikut Syiah di Indonesia DilindungiLembaga Amnesti Internasional Minta Pengikut Syiah di Indonesia Dilindungi

Lembaga Amnesti Internasional Minta Pengikut Syiah di Indonesia Dilindungi

Lembaga Amnesti Internasional meminta kepada Pemerintah Indonesia untuk melindungi ratusan pengikut Syiah di Desa Nangkrenang, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Pulau Madura, yang diserang massa anti-Syiah.


Lembaga Amnesti Internasional Minta Pengikut Syiah di Indonesia DilindungiMenurut Kantor Berita ABNA, Lembaga Amnesti Internasional meminta kepada Pemerintah Indonesia untuk melindungi ratusan pengikut Syiah di Desa Nangkrenang, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Pulau Madura, yang diserang massa anti-Syiah.
Direktur Asia Pasifik Amnesti Internasional, Sam Zarifi mengatakan, pihaknya khawatir dengan kondisi desa, apalagi banyak pengikut Syiah tersebut yang sudah tidak memiliki tempat tinggal. Pengungsi Syiah akan kembali jika polisi memberi perlindungan yang memadai dan mengadili penyerang mereka dibawa ke pengadilan. "Pertanyaan serius tentang kesediaan polisi untuk melindungi komunitas ini dari serangan berbasis agama di masa depan atau untuk menahan para pelaku," kata Sam dalam siaran persnya, Sabtu (14/1). 
Menurut Sam, pada 12 Januari 2012, pemerintah setempat dengan menggunakan truk memaksa 335 pengungsi Syiah, di antaranya 107 anak-anak untuk kembali ke desanya di Nangkrenang. Sam menilai, Pemerintah Kabupaten Sampang telah memaksa pengungsi kembali ke tempat yang tidak aman, tanpa perlindungan yang jelas atau penawaran tempat relokasi alternatif, melanggar prinsip-prinsip yang disepakati secara internasional tentang hak-hak orang pengungsi internal.
Nasib pengikut Syiah di penampuangan sementara setelah serangan baru-baru ini juga memprihatinkan karena dilaporkan kekurangan air bersih dan sanitasi memadai. Amnesti International menyesalkan serangan kelompok anti-Syiah terhadap sebuah madrasah, tempat ibadah dan rumah komunitas Syiah di Nangkrenang, Sampang, Pulau Madura pada 29 Desember 2011.

Apalagi, aparat hanya diam saat terjadinya penyerangan yang dilakukan sekitar 500 orang dengan beberapa di antaranya membawa senjata tajam. “Meskipun aparat keamanan tahu tentang serangan pada hari sebelumnya, mereka tidak mengambil langkah-langkah untuk mencegah atau melindungi pengikut Syiah, tapi merekam penyerangan menggunakan kamera ponsel atau menonton serangan,” kata Sam.
Serangan tersebut, lanjutnya, bukan kali pertama dialami para pengikut Syiah. Syiah di Madura telah menghadapi intimidasi dan serangan sejak 2006.
Sam menambahkan, Amnesti Internasional telah mendokumentasikan banyak kasus intimidasi dan kekerasan terhadap kelompok agama minoritas di Indonesia oleh kelompok-kelompok Islam radikal. Salah satunya kekerasan terhadap komunitas Ahmadiyah.
Hak untuk kebebasan agama atau kepercayaan dijamin dalam Pasal 18 (1) Konvensi Internasional Tentang Hak Sipil dan Politik (ICCPR), di mana Indonesia telah meratifikasinya dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005. “Di bawah ICCPR, Indonesia harus menjamin hak untuk hidup, keamanan dan kebebasan dari penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya. Perlindungan tersebut harus diberikan tanpa diskriminasi, termasuk atas dasar agama,” kata Sam. (abna.ir)

Lagi, Kelompok Syiah Sampang Disatroni Massa

Kelompok Islam Syiah di Desa Karang Gayam dan Desa Bluuran, Sampang, Madura kembali disatroni sekelompok massa. Suasana di dua desa itu sejak tadi malam hingga saat ini mencekam.

Lagi, Kelompok Syiah Sampang Disatroni MassaMenurut Kantor Berita ABNA, Kelompok Islam Syiah di Desa Karang Gayam dan Desa Bluuran, Sampang, Madura kembali disatroni sekelompok massa. Suasana di dua desa itu sejak tadi malam hingga saat ini mencekam.
''Warga Syiah ketakutan untuk keluar rumah," kata kuasa hukum kelompok Islam Syiah dari Ahlul Bait Indonesia (ABI), Muhammad Hadun, Rabu.
Pada Selasa (17/1) malam, sekelompok massa dengan menggunakan senjata tajam berupaya mendekati pemukiman kelompok Islam Syiah di Desa Karang Gayam. Bahkan, kedua kelompok ini sempat berhadap-hadapan dan saling menantang carok --berkelahi dengan menggunakan senjata tajam (celurit). Namun, aksi carok berhasil diredam oleh petugas keamanan dari unsur polisi dan TNI.

Belum diketahui penyebab memanasnya situasi di dua desa itu. Namun, menurut Muhammad Hadun, situasi memanas karena kelompok lain menginginkan agar penganut Islam Syiah keluar dari Desa Karang Garam dan Desa Bluuran. Islam Syiah dianggap sebagai aliran Islam sesat.
"Kami meminta petugas netral dan tidak membiarkan aksi kekerasan terjadi. Kelompok Islam Syiah mau kembali ke kampung halamannya itu atas jaminan dari polisi bahwa situasi di sana aman dan tidak akan ada penyerbuan," ucap Muhammad Haddun. ''Tapi setelah kelompok Syiah kembali, mereka tetap masih disatroni dan sebagian masyarakat masih menganggap kelompok Islam Syiah sebagai aliran Islam sesat.''
Aparat kepolisian dari jajaran Polres Sampang hingga kini belum bersedia memberikan pernyataan terkait situasi di lokasi pemukiman Syiah yang kembali memanas tersebut. Bahkan, polisi melarang wartawan datang ke lokasi dengan alasan khawatir disandera massa. Ini sebagaimana pernah menimpa kontributor Metro TV di Madura beberapa waktu lalu.
"Sebaiknya jangan ke lokasi, kami masih berupaya menenangkan massa," kata Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polres Sampang, Kompol Danuri.

Tokoh Penting Syiah dibunuh di Karachi

Ketua Persatuan Paseban 'Aza-e-Karachi dibunuh kelompok teroris Wahabi Sepah-e-Sahaba malam tadi. Kematian aktivis Syiah ini sangat melukai hati pengikut mazhab Syiah di Karachi dan hingga saat ini slogan "Ya Imam Zaman Al-'Ajal, Al'Ajal" masih bergema di kawasan rumah sakit Aghakhan.

Tokoh Penting Syiah dibunuh di KarachiMenurut Kantor Berita ABNA, Ketua Persatuan Paseban 'Aza-e-Karachi, Askari Ridha dibunuh oleh kumpulan teroris malam tadi.
Peristiwa pembunuhan terjadi pada pukul 19:00 ketika Askari Ridha sedang dalam perjalanan menuju masjid bersama rekannya, Salman Ali Mahdi. Serangan kelompok teroris Sipah-e-Sahaba terjadi diperempatan Golestan, Karachi yang menyebabkan beliau menderita luka yang sangat parah.
Pihak kepolisian begitu mendapat laporan segera menuju lokasi kejadian namun penyerang telah berhasil kabur lebih dulu. 
Meskipun tokoh Syiah tersebut sempat dilarikan ke rumah sakit dan menjalani pembedahan selama dua jam, namun Askari Ridha akhirnya meninggal dunia akibat luka parah dengan tiga tembakan di kepalanya.
Kematian aktivis Syiah ini amat menyayat hati pengikut mazhab Ahlul Bait (a.s) di Karachi dan sampai sekarang mereka tetap berkumpul disekitar rumah sakit Aghakhan sambil melaungkan slogan "Ya Imam Zaman Al-'Ajal, Al'Ajal" dan Ya Husain.
Persatuan Paseban Aza pimpinan Askari Ridha tersebut selama ini dikenal aktif memperjuangkan hak kumpulan Azadaran.
Sementara kondisi rekan beliau Salman Ali Mahdi masih dalam kritis dan sementara masih dalam perawatan medis. 
Peristiwa pembunuhan ini terjadi setelah kelompok teroris Sipah-e-Sahaba melancarkan serangan terhadap pengikut mazhab Syiah sepanjang bulan Muharam yang mengadakan majelis duka mengenang kesyahidan Imam Husain as. Kematian Askari Ridha menjadikan jumlah mereka yang terbunuh dalam satu bulan terakhir menjadi dua puluh orang.

Menteri Agama Malaysia:
 Iran adalah Negeri Penting dalam Dunia Islam

Menteri di Jabatan Perdana Menteri, Senator Mejar Jeneral (B) Datuk Seri Jamil Khir Baharom berkata Republik Islam Iran adalah penunjang dunia Islam.

Iran adalah Negeri Penting dalam Dunia IslamMenurut Kantor Berita ABNA, Menteri di Jabatan Perdana Menteri, Senator Mejar Jeneral (B) Datuk Seri Jamil Khir Baharom berkata Republik Islam Iran adalah penunjang dunia Islam.
Jamil Khir mengucapkan pernyataan tersebut dalam satu pertemuan dengan ulama senior Iran Ayatullah Mahdi Hadavi Tehrani Kamis (19/1). Beliau turut berterima kasih kepada Ayatullah Mahdi karena telah bersedia menerima undangan Perdana Menteri Malaysia untuk turut serta dalam Pertemuan Gerakan Kesederhanaan Global.
Datuk Seri Jamil turut menegaskan betapa pentingnya Malaysia memperluaskan dan mengukuhkan hubungan dengan Iran sebagai sebuah negara Islam.
Menteri agama tersebut menyepakati usulan Ayatullah Hadavi yang menganjurkan diadakannya pertemuan yang sama tentang Haji, pendekatan antara agama-agama dan persatuan umat Islam.
Ayatullah Hadavi turut menyatakan bahawa konferensi internasional semacam itu sangat berperan dalam membantu menyebarkan dakwah Islam ke seluruh dunia.
Beliau turut menceritakan pencapaian cemerlang Iran dalam upayanya merintis dan mempelopori pendekatan antara agama-agama di dunia termasuk persatuan umat Islam. Diakhir pertemuan tersebut, mewakili bangsa Iran Ayatullah Hadavi mengundang pelajar-pelajar agama dari Malaysia untuk menimba ilmu di universitas keagamaan di Iran. 

Teror Wahabi di Hari Arbain
 Hampir 150 orang Terbunuh dan Cedera di Pakistan

Mereka dibunuh saat melakukan shalat Dhuhur berjama'ah...

Hampir 150 orang Terbunuh dan Cedera di Pakistan

Menurut
Kantor Berita ABNA, Wilayah Punjab, Pakistan digegerkan dengan ledakan bom di
tengah-tengah pengikut mazhab Syiah yang sedang menunaikan solat Dhuhur di
Husainiyah Darbar Husain pada hari Arba'in. Kejadian dilaporkan terjadi di kota
Khanpur, Rahim Yar Khan pada hari Ahad lalu.


Menurut
sumber, kelompok teroris Wahabi Lashkar-e-Jhangvi mengaku bertanggungjawab atas
ledakan bom tersebut. Sebuah sumber mengatakan, kelompok Wahabi tersebut telah
memperingati warga Syiah untuk tidak memperingati Arbain. Sebab mereka tidak
akan segan-segan melakukan pembunuhan massal jika warga Syiah masih juga
mengadakan peringatan Arbain yang menurut mereka adalah perbuatan bid'ah dan
terlarang dalam Islam.

Umat Islam di Islamabad, Rawalpindi dan Lahore mengadakan demonstrasi mengutuk
serangan tersebut pada hari yang sama.

















Salafi Wahabi Adalah Benalu Bagi Jama’ah Kaum Muslimin

Para ulama pendakwah Islam pertama di Bumi Nusantara, mereka bukan Salafi Wahabi

(Ibnu Abdillah Al-Katibiy)

Salafi Wahabi Adalah Benalu Bagi Jama’ah Kaum MusliminSalafi Wahabi mungkin perlu kita tanya: “Bisakah Salafi Wahabi masuk dan berkembang di bumi Nusantara seandainya sekarang ini masyarakatnya masih memeluk agama Hindu Budha?” Pertanyaan seperti ini sungguh tidak mengada-ada, sebab track record dakwah Salafi Wahabi sejak dulu hingga kini selalu menjadi benalu bagi jama’ah kaum muslimin di mana saja di seluruh dunia. Kita tidak pernah dengar keberhasilan dakwah Salafi Wahabi di tengah-tengah kaum non Islam, lalu kaum non Islam berbondong-bondong memeluk agama Islam ala Salafy Wahabi. Pernahkan ada di suatu negeri atau wilayah keberhasilan Salafi wahabi dalam dakwah mengajak masyarakat beragama non Islam menjadi pemeluk Islam?
Justru yang sering kita dengar adalah dakwah Salafi Wahabi selalu berseru lantang memusyrik-musyrikkan orang-orang yang sudah jelas-jelas beragama Islam. Masyarakat beragama Islam yang sedang berziarah kubur mengikuti Sunnah Nabi Saw disebut-sebut oleh Salafi Wahabi sebagai Penyembah Kuburan, na’udzu billah min dzaalik! Salafi Wahabi mengaku sebagai satu-satunya pengikut Sunnah Nabi tapi Sinis dan benci dengan Ziarah Kubur, padahal Ziarah Kubur adalah Sunnah Nabi Saw. 
Salafi Wahabi tidak punya methode berdakwah di tengah Ummat non Islam, jadi kesimpulannya mereka tidak akan sanggup berdakwah di tengah masyarakat non Islam. Missi dan visi Salafi Wahabi berdakwah bukan mengajak orang-orang non Islam masuk Islam, tetapi missinya adalah membuat onar dengan menebar isu-isu bid’ah, isu-isu kekafiran dan isu-isu kemusyrikan di tengah Ummat Islam sendiri. Nah, kira-kira siapa gerangan dalang di balik layar dakwah Salafi Wahabi?

Demikianlah sekelumit tentang Salafi Wahabi sebagai pengantar untuk mengikuti uraian artikel yang kritis, dinamis dan retoris tapi logis berikut ini ….
Bagaimana jadinya jika wali sanga dari kalangan salafi wahhabi?
Oleh: Ibnu Abdillah Al-Katibiy
Bagaimana jika seandainya bangsa Indonesia di awal masuknya Islam, para da’inya bukan dari kalangan wali sanga, melainkan dari kalangan salafi wahhabi? Maka niscaya sedikit sekali orang yang masuk Islam. Atau Islam akan dikenal ekstrem, radikal atau mungkin Islam tak akan dikenal hingga saat ini oleh bangsa Indonesia. Kenapa?
Karena sudah pasti salafi wahhabi tidak akan mentolerir budaya apa saja yang ada dan berkembang saat itu! Mereka tidak akan bisa menghargai budaya bangsa bahkan akan memaksa membumi-hanguskannya.
Sangat berbeda dengan manhaj suci wali sanga dalam berdakwah di Indonesia ini. Mereka lebih mengedepankan nilai-nilai santun dan penuh etika menghadapi berbagai macam karakter dan budaya yang ada bagi bangsa Indonesia.
Sebagaimana kearifan dan kecerdikan wali sanga yang dalam dakwahnya bisa memposisikan budaya sebagai jembatan dakwah, sehingga mampu membumikan ajaran-ajarannya di hamparan bumi Nusantara sampai dewasa ini.
Renungkanlah hadits-hadits berikut ini :
- Nabi Saw bersabda :
انما بعثت لاتمم مكارم الاخلاك
“Sesunngguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak-akhlak mulia”. (HR. Baihaqi)
Dalam hadits tersebut Nabi Saw menegaskan untuk menyempurnakan akhlak karimah yang juga berarti budaya, tradisi dan adat masyarakat. Bukan malah melenyapkannya!
- Nabi Saw juga bersabda :
اتق الله حيثما كنت واتبع السيئة الحسنة وخالق الناس بخلق حسن
“Bertaqwalah kepada Allah di manapun kamu berada, susullah kejelakan dengan kebajikan yang biasa meleburnya dan berperilakulah kepada orang lain dengan perilaku yang baik.” (HR. Turmudzi dan Hakim)
Apakah yang dimaksud dengan perilaku yang baik? Sayyidina Ali bin Abi Tholib saat ditanya tentang maksud perilaku yang baik dalam hadits tersebut, belai menjawab :
هو موافقة الناس في كل شيء ماعداامعاصي

“(Makasud perilaku yang baik tersebut) adalah beradaptasi dengan masyarakat dalam setiap hal selama bukan maksyia “.
Kemudian populer menjadi peribahasa :
لولا الوئام لهلك الانام
“Andaikan tidak ada adaptasi (dalam pergaulan) niscaya manusia akan sirna!”.
Maka jelas, bahwa ajaran Islam mesti disampaikan dengan santun dan menghargai budaya. Nilai-nilai toleransi, adaptasi dan pembauran pada budaya dengan sendirinya akan membuat masyarakat mencintainya. Namun perlu diingat pesan Sayyidina Ali: ”Maa ‘adal ma’ashi.” yaitu budaya atau tradisi yang bukan maksyiat. Artinya budaya atau tradisi yang bisa ditoleransi dan dimaklumi adalah yang tidak bertentangan dengan fitrah manusia sendiri dan tidak bersebrangan dengan nilai-nilai agama.
Inilah manhaj dakwah nubuwwah secara estafet telah diterapkan dan diteruskan dari zaman ke zaman oleh para ulama kita hingga zaman wali sanga dan akan terus dialanjut oleh para ulama Ahlus sunnah waljama’ah hingga akhir zaman. Dakwah kasih sayang, santun, penuh rahmat yang menjadi satu-satunya tujuan kerasulan nabi Muhammad Saw. Sebagaimana telah diisyaratkan oleh Allah Swt dalam Al-Quran :
وما ارسلناك الا رحمةللعالمين
” Dan tidaklah kami mengutus kamu melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam “. (QS. Al-Anbiya : 107)
Inilah manhaj nubuwwah, manhaj salaf Ahlus sunnah waljama’ah yang telah diterapkan oleh mayoritas ulama dan umat muslim sedunia. Dan inilah janji Nabi Saw :
لايجمع امتي على ضلالة ابدا ويدالله على الجماعة
“Allah tidak akan mengumpulkan umatku dalam kesesatan selamanya. Sememntara itu kekuasaan Allah Swt berada pada Jama’ah”.
Maka kita tanyakan kepada salafi wahhabi, manhaj siapakah yang kalian ikuti?
Allah telah memperingatkan dalam Al-Quran :
ومن يشاقق الرسول من بعد ماتبين له الهدى ويتبع غير سبيل المؤمنين نوله ماتولى ونصله جهنم وسائت مصيرا
“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, maka kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam jahannam. Dan jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali “. (QS. An-Nisa : 115)

(Ibnu Abdillah Al-Katibiy)

Berlaku Adil Terhadap Syiah

Hati-hati mengklaim sesat, sebab merujuk kriteria sesat oleh MUI, poin 10, mengkafirkan sesama muslim juga sesat. Islam mengajarkan untuk saling hormat-menghormati dan bersatu dalam kalimat laa ilaha illallah muhammadurrasulullah, sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah saudara..
Anto

Berlaku Adil Terhadap Syiah
Indonesia belum lepas dari peristiwa-peristiwa kekerasan horizontal. Selain ini sangat merugikan proses demokratisasi di tanah air, juga merugikan masyarakat yang saling bertikai. Tidak hanya korban jiwa, dipastikan juga ada sejumlah kerugian material lainnya. Setelah kasus kekerasan di Mesuji, Sumatera Selatan dan Lampung, kemudian pada akhir tahun 2011 terjadi peristiwa di Pulau Madura. Pada pukul 10.00 terjadi pembakaran terhadap masjid, madrasah, dan rumah kelompok Syiah di Desa Karang Gayam, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, Kamis (29/12/2011). Penyerangan dan pembakaran dilakukan ribuan orang yang mengaku kelompok Sunni.
Atas peristiwa ini sejumlah Ulama dan lembaga agama mengeluarkan komentar beragam. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj menilai tidak ada konflik antar pemeluk agama Islam di Madura. Dia membantah jika pembakaran Ponpes Syiah karena konflik antara Sunni dan Syiah. “Ini konflik keluarga, bukan Sunni dan Syiah, bukan NU dan Syiah. Buktinya di Jateng dan Jabar tidak ada masalah,” jelasnya. Bahkan KH Said Agil menduga ada pihak yang sengaja melakukan provokasi untuk penyerangan sekaligus pembakaran pondok pesantren Syiah di Desa Sumber Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur. "Islam itu mengajarkan toleransi, NU mengecam segala tindak kekerasan. NU didirikan dalam tiga semangat, semangat ukhuwah islamiyah.  watoniah dan  insaniah," kata  KH Said Aqil Siradj di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Selasa (3/1/2012).

Hal serupa disampaikan Bupati Sampang Noer Tjahja. Menurutnya, kerusuhan ini sesungguhnya berakar dari masalah internal keluarga. Kebetulan di dalam keluarga itu ada yang menganut paham tertentu, sehingga menimbulkan perselisihan. Perselisihan itu semakin meruncing, hingga akhirnya pecah menjadi kerusuhan. Oleh karena ini, harus ada upaya melokalisir kerusuhan itu untuk mencegah meluasnya konflik tersebut.
Menilik dari sejarah yang dikutip dari berbagai sumber, Syiah berasal dari bahasa arab yang artinya pengikut, juga mengandung makna pendukung dan pecinta, juga dapat diartikan kelompok. Dalam arti bahasa, muslimin atau ummat islam disebut sebagai syiahnya Muhammad bin Abdillah SAW dan pengikut Nabi Isa bisa disebut sebagai Syiahnya Isa Alaihissalam. Secara terminologis, Syiah adalah kaum muslimin yang menganggap pengganti Nabi SAW, dan merupakan hak istimewa keluarga Nabi (dalam hal ini Ali KW dan keturunannya).
Pada masa hidup Ali bin Abi Thalib sendiri menurut Abu Nasywan Alhimyary, Ada tiga varian kecenderungan syiah waktu itu dalam menyikapi masalah kekhalifahan.
Pertama ; mengakui kekhalifahan Abu bakar RA, Umar RA, dan juga Ustman RA. Sampai dengan ketika sahabat Ustman telah melakukan hal-hal yang mereka anggap telah menyimpang. Kedua; kelompok yang lebih kecil dari kelompok pertama, yang berpendapat bahwa runtutan kekhalifahan setelah Rasulullah SAW adalah Abu bakar RA, Umar RA, dan Ali KW, sedangkan kekhalifahan Ustman tidak diakui. Oleh karena itu menurut Aljahid, pada masa awal Islam, yang dinamakan Syi’I (Syiah) adalah orang-orang yang mendahulukan Ali KW atas Ustman RA, sehingga menurutnya lagi, saat itu dikenal ada Syi’i dan Ustmani. Yang pertama adalah orang-orang yang mendahulukan Ali atas Ustman dan yang kedua adalah orang-rang yang mendahulukan Ustman RA, atas Ali KW. Ketiga; kelompok paling kecil yaitu mereka yang  menganggap bahwa orang yang paling utama memangku kekhalifahan setelah Rasulullah adalah Ali KW. Dari tiga kecendrungan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas pendukung Syiah tidak melebihkan Ali atas semua sahabat Rasulullah Saw, namun mereka hanya melebihkan atas Ustman RA.
Apakah Syiah aliran sesat ?


Kriteria aliran sesat menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI) adalah; (1) Mengingkari rukun Iman dan Islam. (2) Meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dalil syar’i Al Quran dan As sunnah. (3) Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran. (4) Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Al Quran. (5) Melakukan tafsiran yang tidak berdasarkan kaidah tafsir. (6) Mengingkari kedudukan hadist nabi sebagai sumber ajaran Islam. (7) Melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul. (8) Mengingkari Nabi Muhammad sebagai rasul terakhir. (9) Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariat. (10) Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i.
Kriteria yang ditetapkan oleh Ijma’ ulama Indonesia tersebut tentu sudah melalui pengkajian dan penelusuran. Menguatkan pendapat tersebut, cermati pula ijma’ ulama dunia dalam Deklarasi Amman, Jordania. (27-29 Jumadil Ula 1426 H / 4-6 Juli 2005 M)  Disebutkan bahwa siapa saja yang mengikuti salah satu dari empat Mazhab Ahlusunnah Waljama’ah (Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hambali), dan Mazhab Ja’fari (Syiah Imamiah), Mazhab Syiah Zaidiyah, Mazhab Ibadhi, dan Mazhab Az-Zhahiri, semuanya adalah muslim, tidak diperbolehkan mengkafirkannya dan haram darah, harta, serta keluarga mereka.
Perlu dicatat, risalah Amman ini disetujui oleh 500 ulama seluruh dunia, baik Sunni (Ahlusunnah Waljama’ah) maupun Syiah, yang kemudian diikuti oleh ratusan ulama dunia dalam deklarasi di Jeddah, diantaranya dari Indonesia ada Maftuh Basyumi (Mantan Menteri Agama), Din Syamsuddin (Muhammadiah), Dr. Tuti Alawi (Rektor Universitas As-Syafi’iyah), Dr. Alwi Shihab (Mantan Menlu), dan KH. Hasyim Muzadi (NU).
Kendati diakui dunia bahwa Syiah adalah muslim, memang perlu dilihat kembali golongan tersebut. Namun, tidak boleh menggeneralisasikannya. Sebagian kelompok yang oleh ulama Syiah sendiri dikatakan keluar dari Islam, diantaranya kelompok Syiah Ghullat, yang meyakini bahwa Saidina Ali bin Abithalib sebagai penjelmaan Allah di muka bumi. Ada juga kelompok Syiah yang menganggap bahwa malaikat Jibril salah menurunkan wahyu, seharusnya kepada Ali ternyata turun kepada Rasulullah saw. Beberapa lagi kelompok Syiah sesat sudah punah. Kelompok tersebut bahkan menurut Syiah Imamiah dan Syiah Zaidiyah, adalah najis. Dianjurkan tidak membangun hubungan bisnis dengan mereka.
Oleh karena itu,. Hati-hati mengklaim sesat, sebab merujuk kriteria sesat oleh MUI, poin 10, mengkafirkan sesama muslim juga sesat. Islam mengajarkan untuk saling hormat-menghormati dan bersatu dalam kalimat laa ilaha illallah muhammadurrasulullah, sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah saudara..

“Wa Allahu a'lam bissawab"


Saudi Gelontorkan Dana Besar Dukung Wahabi Lawan Revolusi Mesir



Arab Saudi mendukung kelompok-kelompok ekstrim Wahabi untuk melawan hasil demokrasi Mesir pasca revolusi rakyat negara ini.

Menurut laporan televisi al-Alam perilisan sebuah riset dengan tema "Ekonomi Mesir, dari warisan Mubarak hingga transformasi dan tujuan", disebutkan bahwa Arab Saudi menggelontorkan dana besar-besaran untuk mendukung kelompok-kelompok ekstrim Wahabi dengan tujuan menciptakan instabilitas dan konflik etnis maupun agama di Mesir. Bantuan dan dukungan dana Arab Saudi ini tidak pernah terjadi sebelum ini di Mesir.

Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam paket laporan "Kinerja Ekonomi 2011" yang dikeluarkan setiap tahun oleh Pusat Pengkajian Strategis al-Ahram.

Berdasarklan laporan ini, keluarga kerajaan Arab Saudi secara transparan telah memasuki babak baru dengan memihak satu poros di Timur Tengah. Arab Saudi bahkan melakukan kerjasama dengan negara-negara monarki seperti Yordania dan Maroko untuk membentuk koalisi negara-negara monarki di Timur Tengah. Langkah ini memaksa Arab Saudi mengajak Yordania menjadi anggota Dewan Kerjasama Teluk Persia (P-GCC). Tidak cukup itu, Arab Saudi juga merasa berkomitmen untuk mengajak Maroko bergabung dengan organisasi P-GCC, sekalipun letaknya ribuan kilometer dari Teluk Persia. Tujuan dari penambahan keanggotaan Yordania dan Maroko di P-GCC guna dapat melakukan tekanan terhadap Mesir.

Dalam penelitian ini direkomendasikan kepada para pejabat revolusi Mesir untuk menciptakan program-program yang realistis untuk mengembangkan industri, pertanian dan jasa di negara ini. (IRIB Indonesia/SL/NA)





Keseriusan Nouri Maliki Melawan Terorisme di Irak Mulai Berbuah Hasil



Banyak laporan kontradiktif yang mempublikasikan tertangkapnya Tariq al-Hashimi, anggota List al-Iraqiya. Berita-berita yang ada menunjukkan semakin sempitnya lingkaran blokade terhadap mereka yang melakukan aksi-aksi teroris di Irak. Penangkapan Riyadh al-Adhadh, Wakil Dewan Provinsi Baghdad dan anggota List al-Iraqiya dengan tuduhan penjamin anggaran kelompok-kelompok teroris membuat perhatian opini publik mengarah ke partai-partai politik Irak.

List al-Iraqiya yang dipimpin oleh Iyad Allawi adalah anasir Amerika. Pasca pemilu legislatif di Irak, ia merasa sebagai orang yang berhak untuk menentukan nama calon perdana menteri Irak. Saat ini koalisi yang dipimpinnya ini dikenal sebagai kelompok perusak dan penjamin dana kelompok-kelompok teroris di Irak. Para pejabat Irak telah menyatakan akan segera mempublikasikan pengakuan terbaru terkait kasus Tariq al-Hashimi yang menjadi bukti atas tuduhan yang telah dialamatkan kepadanya.

Tariq al-Hashimi merupakan tertuduh pertama terkait aksi perusakan dan kekerasan anggota List al-Iraqiya yang tertangkap. Para pengawalnya telah mengaku bahwa Tariq al-Hashimi terlibat dengan kelompok-kelompok teroris yang melakukan aksinya di bulan-bulan terakhir tahun 2011 di depan parlemen Irak. Tujuan aksi ini adalah meneror Nouri al-Maliki, Perdana Menteri Irak. Sementara Tariq al-Hashimi telah melarikan diri ke kawasan Kurdistan Irak dan meminta bantuan para pejabat kawasan ini untuk membatalkan hukum penangkapannya yang dikeluarkan pengadilan Irak. Kini penangkapan Wakil Dewan Provinsi Baghdad dan anggota lain List al-Iraqiya, manuver koalisi ini semakin jelas melanggar keamanan dan kedaulatan nasional Irak.

Tak diragukan lagi bahwa kini List al-Iraqiya telah kehilangan popularitasnya. Terlebih lagi, setiap harinya banyak dokumen yang dipublikasikan mengungkap keterlibatan anggota-anggota koalisi ini dalam sejumlah aksi teror. Masalah ini dengan sendirinya merugikan para pemimpin kelompok ini. Sebuah koalisi yang didukung penuh oleh Amerika dan sebagian negara-negara Arab seperti Arab Saudi. Selain itu, dengan mencermati bahwa List al-Iraqiya melakukan aksi-aksi perusakan dan teror tepat dengan masa penarikan mundur pasukan Amerika dari Irak. Artinya, koalisi ini telah secara transparan menentang Nouri al-Maliki. Kenyataan ini membuat tidak ada orang Irak yang sangsi bahwa Iyad Allawi dan List al-Iraqiya tengah berusaha menggulingkan pemerintahan Maliki.

Poin penting lainnya dalam peristiwa ini terkait dengan keterlibatan sebagian para pejabat Kurdistan dalam masalah ini. Sikap mereka memberikan perlindungan kepada Tariq al-Hashimi praktis memperumit kasus Tariq al-Hashimi. Artinya, mereka bukan hanya telah membantu kasus Tariq al-Hashimi saja, tapi juga telah mencampuri urusan pengadilan dengan List al-Iraqiya.

Padahal, Nouri al-Maliki, Perdana Menteri Irak dan mayoritas partai politik Irak menggulirkan ide penyelenggaraan konferensi nasional yang diikuti oleh anggota seluruh partai politik negara ini guna menyelamatkan Irak dari krisis politik yang ada. Tapi tampaknya masih ada "tangan-tangan siluman" yang menghendaki krisis Irak tidak segera terselesaikan, tapi terus berlanjut guna dapat meraih keuntungan bagi kepentingan kelompoknya. Sekalipun demikian, penangkapan wakil dewan provinsi Baghdad menunjukkan PM Maliki lebih mementingkan kepentingan nasional, ketimbang kepentingan golongan. Oleh karenanya, dalam kondisi yang demikian pemerintah Baghdad tidak mentolerir para pelaku teror di Irak dan serius menindak mereka. Hal itu dilakukannya guna menunjukkan keseriusannya menciptakan Irak yang aman. (IRIB Indonesia/SL/NA)




Iran: Dialog dan Kerjasama Menguntungkan Iran dan Barat



Seorang pejabat senior Iran mencela kebijakan ganda negara-negara Barat tertentu yang melakukan pendekatan dialog dan tekanan. Menurutnya, pendekatan dialog dan kerjasama lebih efektif dalam pembicaraan antara Iran dan kelompok 5 + 1.

Ali Baqeri, Deputi Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran di Moskow kepada para wartawan mengatakan, "Republik Islam Iran bersikeras pada dialog dan pendekatan kerjasama dalam pembicaraan dengan kelompok 5 + 1 yang terdiri dari lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB; Rusia, Cina, Perancis, Inggris dan Amerika ditambah Jerman."

Ia menyatakan keyakinannya bahwa adopsi pendekatan tersebut di babak berikutnya perundingan Iran dan kelompok 5 + 1 akan menciptakan situasi win-win solution dan menghasilkan hasil yang positif. Iran dan kelompok 5 + 1 sejauh ini telah mengadakan dua putaran perundingan dan pada putaran pertama diselenggarakan di Jenewa pada Desember 2010 dan kemudian di kota Istanbul Turki Januari 2011.

Amerika Serikat, rezim Zionis Israel dan beberapa sekutunya menuduh Tehran mengejar tujuan militer dalam program nuklirnya dan telah menggunakan alasan ini untuk menerapkan empat putaran sanksi terhadap Republik Islam. Sementara Iran telah membantah tuduhan tersebut, dengan alasan bahwa sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan anggota dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Teheran berhak untuk menggunakan teknologi nuklir untuk tujuan damai.

Mengacu pada diskusi dengan para pejabat senior Rusia mengenai program nuklir Iran berkaitan perundingan mendatang antara Iran dan 5 + 1, Baqeri mengatakan Rusia menentang pendekatan destruktif dan negatif dari negara-negara Barat tertentu.

Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi pada tanggal 19 Januari di Turki mengusulkan Ankara sebagai tempat perundingan Iran dan kelompok 5 + 1 mendatang. Pernyataan ini menunjukkan Iran memandang penting perundingan ini dan menuntut agar dilanjutkan sesegera mungkin. (IRIB Indonesia/SL/NA)

Imam Khamenei: Siapa Bilang Kemenangan Revolusi Islam Berarti Kematian Sains?


Imam Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Kamis malam (19/1) mengunjungi rumah syahid Mostafa Ahmadi Roshan dan Dariush Rezainejad, dua ilmuan Iran.

Di tengah-tengah keluarga syahid Ahmadi Roshan, Imam Khamenei menyebut syuhada ilmuan Iran sebagai sumber kebanggaan negara. Menurut beliau, "Nilai keberadaan para syuhada ini dapat dicermati dalam dua aspek; pertama, aktivitas keilmuan, penelitian dan penguasaan mereka akan kewajiban penting dan sensitif. Hal ini menunjukkan potensi hebat mereka. Sementara poin kedua, dimensi ilahiah dan spiritual para pemuda ini. Dimensi ini memberikan kesiapan untuk mereguk cawan syahadah."

Imam Khamenei menilai syahadah para pemuda ini di jalan Allah dan menjadi sarana kemajuan Islam.

"Ada satu tuduhan besar yang disampaikan oleh musuh-musuh revolusi bahwa dengan kemenangan Revolusi Islam Iran itu artinya kemajuan sains telah tertutup. Namun para pemuda Iran dengan jihad, penguasaan terhadap sains, penemuan dan teori baru dan aktualisasi kapasitas besarnya, mereka mampu membatalkan segala tuduhan musuh," jelas beliau.

Ayatollah Khamenei juga mengunjungi kediaman syahid Dariush Rezainejad dan dalam pertemuannya dengan keluarganya beliau menegaskan bahwa upaya musuh untuk meneror para ilmuan muda Iran menunjukkan agungnya pekerjaan yang sedang dilakukan oleh para pemuda ini.

"Kini kemajuan Republik Islam Iran telah menjadi sumber harapan bangsa-bangsa Muslim dan para pemuda di negara-negara Islam," tutur Imam Khamenei.

Mostafa Ahmadi Roshan, ilmuan Iran pekan lalu dalam sebuah aksi teror oleh para anasir kekuatan-kekuatan arogan gugur syahid, sementara Dariush Rezainejad syahid lima bulan lalu juga dalam sebuah aksi teror. (IRIB Indonesia/SL)




Menelisik Penangkapan Aziz Dweik dan Kerjasama Otorita Ramallah dan Israel




Militer rezim Zionis Israel dalam sebuah langkah yang bertentangan dengan konvensi internasional menangkap Aziz Dweik, Ketua Parlemen Palestina dan seorang anggota Hamas di Tepi Barat Sungai Jordan. Menurut laporan AFP dari Ramallah, seorang pejabat yang dekat dengan Dweik mengatakan, "Ketua Parlemen Palestina ditangkap di sebuah pos pemeriksaan di perbatasan Ramallah dan Baitul Maqdis saat akan pergi ke al-Khalil di Selatan Tepi Barat." Aziz Dweik bersama tiga anggota parlemen Palestina dari fraksi Hamas pada bulan Mei 2011 ditangkap di sebuah pos pemeriksaan militer Israel.

Ahmad Bahr, anggota Hamas dan Wakil Ketua Pertama Parlemen Palestina dalam sebuah pernyataan menyebut penangkapan Dweik bertujuan memperlemah upaya rekonsiliasi Hamas dengan Fatah dan mengganggu kinerja parlemen. Juru bicara pemerintah Hamas juga mengutuk penangkapan itu dan memperingatkan dampak dari aksi Israel ini serta menuntut pembebasan segera ketua parlemen Palestina.

Militer Israel menangkap Aziz Dweik dalam kondisi di mana Hamas sehari sebelumnya mengutuk langkah Israel menangkap para pemimpin Palestina. Hamas menyebut langkah itu merupakan upaya bunuh diri untuk mencegah peran para pemimpin Palestina dalam membela hak-hak bangsa Palestina. Anehnya penangkapan tanpa alasan ini justru mendorong pihak keamanan Otorita Ramallah mengikuti jejak Israel.

Pihak keamanan Otorita Ramallah menangkap Syeikh Riyadh Walwil, seorang pemimpin senior Hamas dalam sebuah serbuan ke rumahnya di Qalqilya yang berada di Utara Tepi Barat Sungai Jordan. Syeikh Walwil adalah seorang petinggi Hamas di kota Qalqilya. Ia berkali-kali dipenjara tidak hanya oleh Israel, tapi juga oleh Otorita Ramallah. Penangkapan terbarunya menimbulkan kemarahan dan kebencian rakyat Tepi Barat.

Menyusul penangkapan anggota Hamas, para pejabat dan faksi-faksi Palestina mengumumkan kebenciannya atas kejahatan ini dan menuntut warga Palestina melakukan aksi protes atas kejahatan Israel. Ismail Ridhwan, pejabat senior Hamas meminta faksi-faksi Palestina mengambil sikap tegas atas penangkapan politis yang dilakukan oleh Israel dengan koordinasi Otorita Palestina. Di sisi lain, gerakan Jihad Islam juga mengutuk sikap Otorita Ramallah yang memperpanjang masa penahanan Wahid Abu Maria, seorang pejabat Jihad Islam.

Jihad Islam menjelaskan bahwa keputusan ini diambil setelah ada upaya untuk memperbaiki luka-luka lama, menciptakan persatuan antara faksi-faksi Palestina dan mengakhiri perselisihan Fatah dan Hamas. Sangat disayangkan penangkapan bermotif politik merupakan dampak dari perselisihan dan perpecahan yang ada.

Jihad Islam menegaskan pentingnya pembebasan segera semua anggota faksi-faksi Palestina dan mengingatkan bahwa aparat keamanan Otorita Ramallah menunjukkan aksi positif untuk melaksanakan butir-butir dari nota kesepahaman nasional yang baru-baru ini ditandatangani di Kairo. (IRIB Indonesia/SL/NA)


Laporan PBB dan Dukungan AS terhadap Israel



Deputi Sekjen PBB Urusan Kemanusiaan dalam laporan terbarunya menyatakan bahwa berlanjutnya pembangunan distrik Zionis di wilayah Palestina merupakan tindakan ilegal.

Valerie Amos Rabu (18/1) setelah menyampaikan laporan terbarunya kepada Dewan Keamanan PBB, di hadapan para wartawan mengatakan, "Menindaklanjuti usulan Gerakan Non Blok (GNB), saya menyampaikan laporan mengenai kondisi di Palestina pendudukan kepada Dewan Keamanan."

Wakil Ban Ki-moon urusan kemanusiaan itu memperingatkan dampak buruk berlanjutnya pembangunan permukiman Zionis di wilayah Palestina.

Dijadwalkan Dewan Keamanan PBB akan mengkaji kondisi hak asasi manusia di wilayah Palestina pendudukan.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon di Lebanon menyerukan rezim Zionis untuk mengakhiri pendudukannya atas wilayah Palestina.

Sementara itu, di saat yang sama pembelaan membabi buta AS meluncur deras dari Washington. Susan Rice, Wakil tetap AS di PBB menyatakan penentangan AS terhadap keputusan PBB tersebut. Rice menilai masalah ini dikemukakan bukan pada momentum yang tepat, dan bukan prioritas PBB.

Menyikapi statemen Rice tersebut, Wakil Palestina di PBB mengkritik keras sikap sepihak AS terhadap Israel. Riyadh Mansur menyatakan bahwa publik internasional  menentang segala bentuk pembangunan distrik Zionis, dan mereka mendesak penghentian segera aksi ilegal tersebut.

Berdasarkan resolusi PBB, pembangunan distrik Zionis merupakan tindakan ilegal dan melanggar hukum internasional. Sesuai konvensi IV Jenewa Pasal 49, pihak penjajah tidak bisa menempatkan warganya di wilayah yang diduduki.

Menurut laporan UNRWA, tentara Israel telah menghancurkan 431 bangunan Palestina sepanjang 2010, dan 356 lainnya dalam enam bulan pertama tahun 2011. Lebih dari 1000 warga Palestina mengungsi karena penghancuran rumah-rumah mereka pada tahun 2011. Aksi anti-kemanusiaan Zionis itu dilakukan demi membangun pemukiman ilegal Yahudi di Tepi Barat dan timur Baitul Maqdis.

Saat ini, Lebih dari 310.000 warga Israel tinggal di pemukiman ilegal di Tepi Barat dan sekitar 200.000 lainnya berada di pemukiman timur al-Quds.

Dukungan membabi buta Washington terhadap Israel menyebabkan rezim Zionis semakin arogan melanjutkan tindakan brutalnya terhadap bangsa Palestina. Namun gelombang penentangan publik dunia terhadap sepak terjang Israel dan dukungan Washington terhadap Tel Aviv lambat atau cepat menjadi lonceng peringatan bagi AS sendiri.

Di saat kondisi dalam negeri AS diguncang krisis ekonomi dan problem sosial lainnya yang semakin akut, dukungan Washington terhadap Tel Aviv yang melebihi batas justru akan menyebabkan Negeri Paman Sam itu semakin sulit memperbaiki kondisi dirinya sendiri yang semakin terpuruk.(IRIB Indonesia/PH)      


Jurus Sakti “PECAH BELAH” SESAMA KELOMPOK ISLAM ala RAND Corporation




Penulis : Hendrajit (Direktur Eksekutif Global Future Institute) dan Ferdiansyah Ali (Manajer Program dan Peneliti Global Future Institute).

Entah bocor, atau sengaja dibocorkan guna membentuk opini, atau cuma sekedar deception, atau lainnya -- entahlah! Yang jelas, dekade 2003-an muncul dokumen RAND Corporation berjudul:"CIVIL DEMOCRATIC ISLAM: Partners, Resources and Strategies".

RAND Corp adalah Pusat Penelitian dan Kajian Strategis tentang Islam di Timur Tengah atas biaya Smith Richardson Foundation, berpusat di Santa Monica-California dan Arington-Virginia, Amerika Serikat (AS). Sebelumnya ia perusahaan bidang kedirgantaraan dan persenjataan Douglas Aircraft Company di Santa Monica-California, namun entah kenapa beralih menjadi think tank (dapur pemikiran) dimana dana operasional berasal dari proyek-proyek penelitian pesanan militer.

Garis besar dokumen Rand berisi kebijakan AS dan sekutu di Dunia Islam. Inti hajatannya adalah mempeta-kekuatan(MAPPING), sekaligus memecah-belah dan merencanakan konflik internal di kalangan umat Islam melalui berbagai (kemasan) pola, program bantuan, termasuk berkedok capacity building dan lainnya.

Sedang dokumen lain senada, terbit Desember tahun 2004 dibuat oleh Dewan Intelijen Nasional Amerika Serikat (National Inteligent Council) atau NIC bertajuk Mapping The Global Future. Tugas NIC ialah meramal masa depan dunia.

Tajuk NIC di atas pernah dimuat USA Today, 13 Februari 2005 -- juga dikutip oleh Kompas edisi 16 Februari 2005.

Inti laporan NIC tentang perkiraan situasi tahun 2020-an. Rinciannya ialah sebagai berikut: (1) Dovod World: Kebangkitan ekonomi Asia, dengan China dan India bakal menjadi pemain penting ekonomi dan politik dunia; (2) Pax Americana: Dunia tetap dipimpin dan dikontrol oleh AS; (3) A New Chaliphate: Bangkitnya kembali Khilafah Islamiyah, yakni Pemerintahan Global Islam yang bakal mampu melawan dan menjadi tantangan nilai-nilai Barat; dan (4) Cycle of Fear: Muncul lingkaran ketakutan (phobia). Yaitu ancaman terorisme dihadapi dengan cara kekerasan dan akan terjadi kekacauan di dunia -- kekerasan akan dibalas kekerasan.

Jujur harus diakui, ke-empat perkiraan NIC kini riil mendekati kebenaran terutama jika publik mengikuti "opini global" bentukan media mainstream yang dikuasai oleh Barat.

Isi dokumen NIC di atas menyertakan pandangan 15 Badan Intelijen dari kelompok Negara Barat. Tahun 2008 dokumen ini direvisi kembali tentang perkiraan atas peran AS pada tata politik global. Judulnya tetap Mapping The Global Future, cuma diubah sedikit terutama hegemoni AS era 2015-an diramalkan bakal turun meski kendali politik masih dalam cengkeraman.

Tahun 2007, Rand menerbitkan lagi dokumen Building Moderate Muslim Networks, yang juga didanai oleh Smith Foundation.
Dokumen terakhir ini memuat langkah-langkah membangun Jaringan Muslim Moderat pro-Barat di seluruh dunia. Baik Rand maupun Smith Foundation, keduanya adalah lembaga berafiliasi Zionisme Internasional dimana para personelnya merupakan bagian dari Freemasonry-Illuminati, sekte Yahudi berkitab Talmud.

Gerakan tersebut memakai sebutan "Komunitas Internasional" mengganti istilah Zionisme Internasional. Maksudnya selain menyamar, atau untuk mengaburkan, juga dalam rangka memanipulasi kelompok negara non Barat dan non Muslim lain. Pada gilirannya, kedua dokumen tadi diadopsi oleh Pentagon dan Departemen Luar Negeri sebagai basis kebijakan Pemerintah AS di berbagai belahan dunia.

Berikut ialah inti resume dari Agenda dan Strategi Pecah Belah yang termuat pada kedua dokumen tersebut, antara lain:

Pertama, Komunitas Internasional menilai bahwa Dunia Islam berada dalam frustasi dan kemarahan, akibat periode keterbelakangan yang lama dan ketidak-berdayaan komparatif serta kegagalan mencari solusi dalam menghadapi kebudayaan global kontemporer;

Kedua, Komunitas Internasional menilai bahwa upaya umat Islam untuk kembali kepada kemurnian ajaran adalah suatu ancaman bagi peradaban dunia modern dan bisa mengantarkan kepada Clash of Civilization (Benturan Peradaban);

Ketiga, Komunitas Internasional menginginkan Dunia Islam yang ramah terhadap demokrasi dan modernitas serta mematuhi aturan-aturan internasional untuk menciptakan perdamaian global;

Keempat, Komunitas Internasional perlu melakukan pemetaan kekuatan dan pemilahan kelompok Islam untuk mengetahui siapa kawan dan lawan, serta pengaturan strategi dengan pengolahan sumber daya yang ada di Dunia Islam;

Kelima, Komunitas Internasional mesti mempertimbangkan dengan sangat hati-hati terhadap elemen, kecenderungan, dan kekuatan-kekuatan mana di tubuh Islam yang ingin diperkuat; apa sasaran dan nilai-nilai persekutuan potensial yang berbeda; siapa akan dijadikan anak didik; konsekuensi logis seperti apa yang akan terlihat ketika memperluas agenda masing-masing; dan termasuk resiko mengancam, atau mencemari kelompok, atau orang-orang yang sedang dibantu oleh AS dan sekutunya;

Keenam, Komunitas Internasional membagi Umat Islam ke dalam Empat Kelompok, yaitu:
(1) Fundamentalis: kelompok masyarakat Islam yang menolak nilai-nilai demokrasi dan kebudayaan Barat Kontemporer, serta menginginkan formalisasi penerapan Syariat Islam;
(2) Tradisionalis: kelompok masyarakat Islam Konservatif yang mencurigai modernitas, inovasi dan perubahan. Mereka berpegang kepada substansi ajaran Islam tanpa peduli kepada formalisasinya;
(3) Modernis: kelompok masyarakat Islam Modern yang ingin reformasi Islam agar sesuai dengan tuntutan zaman, sehingga bisa menjadi bagian dari modernitas;
(4) Sekularis: kelompok masyarakat Islam Sekuler yang ingin menjadikan Islam sebagai urusan privasi dan dipisah sama sekali dari urusan negara.

Ketujuh, Komunitas Internasional menetapkan strategi terhadap tiap-tiap kelompok, sebagai berikut:

1) Mengkonfrontir dan menentang kaum fundamentalis dengan tata cara sebagai berikut: (a) menentang tafsir mereka atas Islam dan menunjukkan ketidak-akuratannya; (b) mengungkap keterkaitan mereka dengan kelompok-kelompok dan aktivitas-aktivitas illegal; (c) mengumumkan konsekuensi dari tindak kekerasan yang mereka lakukan; (d) menunjukkan ketidak-mampuan mereka untuk memerintah; (e) memperlihatkan ketidak-berdayaan mereka mendapatkan perkembangan positif atas negara mereka dan komunitas mereka; (f) mengamanatkan pesan-pesan tersebut kepada kaum muda, masyarakat tradisionalis yang alim, kepada minoritas kaum muslimin di Barat, dan kepada wanita; (g) mencegah menunjukkan rasa hormat dan pujian akan perbuatan kekerasan kaum fundamentalis, ekstrimis dan teroris; (h) kucilkan mereka sebagai pengganggu dan pengecut, bukan sebagai pahlawan; (i) mendorong para wartawan untuk memeriksa isue-isue korupsi, kemunafikan, dan tak bermoralnya lingkaran kaum fundamentalis dan kaum teroris; (j) mendorong perpecahan antara kaum fundamentalis.

2) Beberapa aksi Barat memojokkan kaum fundamentalis adalah dengan menyimpangankan tafsir Al-Qur'an, contoh: mengharaman poligami pada satu sisi, namun menghalalkan perkawinan sejenis di sisi lain; mengulang-ulang tayangan aksi-aksi umat Islam yang mengandung kekerasan di televisi, sedang kegiatan konstruktif tidak ditayangkan; kemudian "mengeroyok" dan menyerang argumen narasumber dari kaum fundamentalis dengan format dialog 3 lawan 1 dan lainnya; lalu mempidana para aktivis Islam dengan tuduhan teroris atau pelaku kekerasan dan lain-lain.

3) Mendorong kaum tradisionalis untuk melawan fundamentalis, dengan cara: (a) dalam Islam tradisional ortodoks banyak elemen demokrasi yang bisa digunakan counter menghadapi Islam fundamentalis yang represif lagi otoriter; (b) menerbitkan kritik-kritik kaum tradisionalis atas kekerasan dan ekstrimisme yang dilakukan kaum fundamentalis; (c) memperlebar perbedaan antara kaum tradisionalis dan fundamentalis; (d) mencegah aliansi kaum tradisionalis dan fundamentalis; (e) mendorong kerja sama agar kaum tradisionalis lebih dekat dengan kaum modernis; (f) jika memungkinkan, kaum tradisionalis dididik untuk mempersiapkan diri agar mampu berdebat dengan kaum fundamentalis, karena kaum fundamentalis secara retorika sering lebih superior, sementara kaum tradisionalis melakukan praktek politik "Islam pinggiran" yang kabur; (g) di wilayah seperti di Asia Tengah, perlu dididik dan dilatih tentang Islam ortodoks agar mampu mempertahankan pandangan mereka; (h) melakukan diskriminasi antara sektor-sektor tradisionalisme berbeda; (i) memperuncing khilafiyah yaitu perbedaan antar madzhab dalam Islam, seperti Sunni - Syiah, Hanafi - Hambali, Wahabi - Sufi, dll; (j) mendorong kaum tradisionalis agar tertarik pada modernisme, inovasi dan perubahan; (k) mendorong mereka untuk membuat isu opini-opini agama dan mempopulerkan hal itu untuk memperlemah otoritas penguasa yang terinspirasi oleh paham fundamentalis; (l) Mendorong popularitas dan penerimaan atas sufisme;

4) Mendukung sepenuhnya kaum modernis, dengan jalan: (a) menerbitkan dan mengedarkan karya-karya mereka dengan biaya yang disubsidi; (b) mendorong mereka untuk menulis bagi audiens massa dan bagi kaum muda; (c) memperkenalkan pandangan-pandangan mereka dalam kurikulum pendidikan Islam; (d) memberikan mereka suatu platform publik; (e) menyediakan bagi mereka opini dan penilaian pada pertanyaan-pertanyaan yang fundamental dari interpretasi agama bagi audiensi massa dalam persaingan mereka dengan kaum fundamentalis dan tradisionalis, yang memiliki Web Sites, dengan menerbitkan dan menyebarkan pandangan-pandangan mereka dari rumah-rumah, sekolahan, lembaga-lembaga dan sarana lainnya; (f) memposisikan sekularisme dan modernisme sebagai sebuah pilihan "counterculture" kaum muda Islam yang tidak puas; (g) memfasilitasi dan mendorong kesadaran akan sejarah pra-Islam dan non-Islam dan budayanya, di media dan di kurikulum dari negara-negara yang relevan; (h) membantu dalam membangun organisasi-organisasi sipil independen, untuk mempromosikan kebudayaan sipil (civic culture) dan memberikan ruang bagi rakyat biasa untuk mendidik diri sendiri mengenai proses politik dan mengutarakan pandangan-pandangan mereka.

Beberapa bukti tindakan program ini misalnya mengubah kurikulum pendidikan di pesantren-pesantren dengan biaya dari Barat, kemudian menghembuskan dogma "Time is Money  - dengan pengeluaran sekecil-kecilnya menghasilkan pendapatan sebesar-besarnya".

5) Tempo doeloe, pernah dalam mata pelajaran PMP dtampilkan gambar rumah ibadah masing-masing agama dengan tulisan dibawahnya: "semua agama sama".
Mendirikan berbagai LSM yang bergerak dibidang kajian filsafat Islam, menyebar artikel dan tulisan produk LSM yang dibiayai Amerika. Intinya menyimpulkan bahwa semua agama adalah hasil karya manusia dan merupakan peradaban manusia. Tujuannya tak lain guna menggoyah keyakinan beragama, termasuk mendanai beberapa web site di dunia maya dan lainnya.

6) Mendukung secara selektif kaum sekularis, dengan cara: (a) mendorong pengakuan fundamentalisme sebagai musuh bersama; (b) mematahkan aliansi dengan kekuatan-kekuatan anti Amerika berdasarkan hal-hal seperti nasionalisme dan ideologi kiri; (c) mendorong ide bahwa dalam Islam, agama dan negara dapat dipisahkan dan hal ini tidak membahayakan keimanan tetapi malah akan memperkuat.

7) Untuk menjalankan Building Moderate Muslim Networks, AS dan sekutu menyediakan dana bagi individu dan lembaga-lembaga seperti LSM, pusat kajian di beberapa universitas Islam maupun universitas umum lain, serta membangun jaringan antar komponen untuk memenuhi tujuan-tujuan AS. Contoh keberhasilan membangun jaringan ini ketika mensponsori Kongres Kebebasan Budaya (Conggress of Cultural Freedom), dimana pertemuan ini berhasil membangun komitmen antar elemen membentuk jaringan anti komunis.

Hal serupa juga dilakukan dalam rangka membangun jaringan anti Islam. Kemudian membangun kredibilitas semu aktivis-aktivis liberal pro-Barat, demi tercapai tujuan utama memusuhi Islam secara total. Bahkan apabila perlu, sikap tidak setuju atas kebijakan AS sesekali diperlihatkan para aktivisnya seolah-olah independen, padahal hanya tampil pura-pura saja.

AS dan sekutu sadar, bahwa ia tengah terlibat dalam suatu peperangan total baik fisik (dengan senjata) maupun ide. Ia ingin memenangkan perang dengan cara: "ketika ideologi kaum ekstrimis tercemar di mata penduduk tempat asal ideologi itu dan di mata pendukung pasifnya".

Ini jelas tujuan dalam rangka menjauhkan Islam dari umatnya. Muaranya adalah membuat orang Islam supaya tak berperilaku lazimnya seorang muslim.

Pembangunan jaringan muslim moderat ini dilakukan melalui tiga level, yaitu: (a) menyokong jaringan-jaringan yang telah ada; (b) identifikasi jaringan dan gencar mempromosi kemunculan serta pertumbuhannya; (c) memberikan kontribusi untuk membangun situasi dan kondisi bagi berkembangnya sikap toleran dan faham pluralisme.

Sebagai pelaksana proyek, Departemen Luar Negeri AS dan USAID telah memiliki mandat dan menunjuk kontraktor pelaksana penyalurkan dana dan berhubungan dengan berbagai LSM, dan para individu di negeri-negeri muslim yaitu National Endowment for Democracy (NED), The International Republican Institute (IRI) The National Democratic Institute (NDI), The Asia Foundation (TAF), dan The Center for Study of Islam and Democracy (CSID).  

Pada fase pertama, membentuk jaringan muslim moderat difokuskan pada organisasi bawah tanah, dan kemudian setelah melalui penilaian AS selaku donatur, ia bisa ditingkatkan menjadi jaringan terbuka.

Adapun kelompok-kelompok yang dijadikan sasaran perekrutan dan anak didik adalah : (a) akademisi dan intelektual muslim liberal dan sekuler; (b) cendikiawan muda muslim yang moderat; (c) kalangan aktivis komunitas; (d) koalisi dan kelompok perempuan yang mengkampanye kesetaraan gender; (e) penulis dan jurnalis moderat.

Para pejabat Kedutaan Amerika di negeri-negeri muslim harus memastikan bahwa kelompok ini terlibat, dan sesering mungkin melakukan kunjungan ke Paman Sam. Adapun prioritas pembangunan jaringan untuk muslim moderat ini diletakkan pada sektor: (a) Pendidikan Demokrasi. Yaitu dengan mencari pembenaran nash dan sumber-sumber Islam terhadap demokrasi dan segala sistemnya; (b) dukungan oleh media massa melakukan liberalisasi pemikiran, kesetaraan gender dan lainnya -- yang merupakan "medan tempur" dalam perang pemikiran melawan Islam; (c) Advokasi Kebijakan. Hal ini untuk mencegah agenda politik kelompok Islam.

AS dan sekutu sadar bahwa ide-ide radikal berasal dari Timur Tengah dan perlu dilakukan "arus balik" yaitu menyebarkan ide dan pemikiran dari para intelektual moderat dan modernis yang telah berhasil dicuci otak dan setuju westernisasi yang bukan berasal dari Timur Tengah, seperti Indonesia dan lainnya. Tulisan dan pemikiran moderat dari kalangan di luar Timur Tengah harus segera diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, kemudian disebarkan di kawasan Timur Tengah.

Agaknya inilah jawaban, kenapa Indonesia seringkali dijadikan pertemuan para cendikiawan dan intelektual muslim dari berbagai negara yang disponsori AS dan negara Barat lain. Banyak produk baik tulisan maupun film diproduksi "Intelektual Islam Indonesia", kemudian disebarkan dan diterjemahkan dalam bahasa Arab. Semua bantuan dana dan dukungan politik ini tujuannya guna memecah-belah umat Islam.

Seperti berkembang banyak LSM memproduk materi-materi dakwah atau fatwa namun isinya justru "menjerumuskan" Islam, termasuk munculnya banyak tokoh liberal sebagai opinion maker di tengah masyarakat, merupakan isyarat bahwa konspirasi menghancur Islam itu ada, nyata dan berada (existance). Yang paling memprihatinkan, justru jurus pecah belah dilakukan menggunakan tangan-tangan (internal) kaum muslim itu sendiri di negara tempat mereka lahir, tumbuh dan dibesarkan, sedang mereka "tak menyadari" telah menjadi penghianat bagi bangsa, negara dan agamanya! (IRIB Indonesia/theglobalreview/PH)

DaftarBacaan :
http://en.wikipedia.org/wiki/Smith_Richardson_Foundation
http://www.rand.org/
http://www.dni.gov/nic/NIC_globaltrend2020.html
http://arashirin.wordpress.com/2007/12/22/jangan-terjebak-politik-belah-bambuislam-moderat-islam-radikal/
http://www.rand.org/pubs/monographs/MG574.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Douglas_Aircraft_Company
http://www.foreignaffairs.com/articles/60656/gideon-rose/mapping-the-global-future-report-of-the-national-intelligence-co
http://forum.detik.com/showpost.php?p=2819467&postcount=376






Kewibawaan Bangsa di Mata Pemimpin Revolusi Islam Iran




Iran sejak dahulu kala dikenal memiliki kekayaan budaya dan peradaban yang tinggi. Namun dalam perjalanannya, lembaran sejarah memperlihatkan ketidaklayakan sejumlah raja yang terjadi terutama dalam dua abad terakhir yang menyebabkan Iran bergantung kepada kekuatan asing seperti Inggris dan AS.  

Kemenangan Revolusi Islam yang dipimpin Imam Khomeini mengembalikan kewibawaan bangsa Iran. Dukungan besar rakyat terhadap Revolusi Islam  yang berhasil menggulingkan sistem monarki despotik telah menorehkan lembaran baru bagi masa depan bangsa Iran, sekaligus menjadi babak baru sejarah politik dunia.    
Di bawah bendera revolusi Islam, Iran berhasil mencapai kemajuan dengan berpijak pada kemandirian dan kewibawaan bangsa. Selama lebih dari tiga dekade, Iran berhasil mematahkan konspirasi musuh yang terus-menerus menjegal kemajuan negara itu dari berbagai sisi.

Terkait kewibawaan bangsa, Pemimpin Besar Revolusi Islam Senin (9/1) pagi dalam pertemuan dengan ribuan ulama, pelajar agama dan berbagai lapisan masyarakat Qom menilai keteguhan para pejabat negara dalam memegang prinsip dan partisipasi rakyat secara sadar di tengah medan sebagai dua faktor penting yang menggagalkan semua konspirasi musuh dan semakin memperkuat pemerintahan Islam ini.

Dalam pertemuan yang digelar untuk mengenang kebangkitan warga kota Qom pada tanggal 19 Dey 1356 HS (9 Januari 1978) melawan rezim despotik, Pahlevi, Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei mengatakan, kebangkitan rakyat Qom ibarat percikan yang memantik gelora di tengah kondisi yang mencekik zaman rezim Syah.

Rahbar mengatakan, "Kebangkitan ini disusul dengan kebangkitan-kebangkitan lain yang silih berganti dengan menggunakan momentum peringatan empat puluh hari setiap peristiwa. Kebangkitan 19 Dey adalah pembuka jalan bagi kemenangan revolusi Islam, resistensi bangsa Iran, runtuhnya wibawa keropos Amerika dan Rezim Zionis, keteladanan bangsa Iran, serta lahirnya gerakan kebangkitan Islam dan rangkaian peristiwa penting dan menentukan di kawasan."

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menyinggung dua hal yaitu kesabaran dan kearifan sebagai unsur penting yang membantu bangsa Iran meraih berbagai keberhasilannya.

Beliau menyeru untuk memperkuat dua unsur ini dalam menghadapi arogansi dan ambisi musuh. Menurut beliau, kegigihan para pejabat pemerintahan Islam dalam mempertahankan prinsip dan partisipasi rakyat secara aktif di tengah medan adalah dua faktor penting yang menggagalkan semua konspirasi dan tipudaya musuh.

Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menjelaskan upaya luas dan besar-besaran yang dilakukan kubu arogan dunia pimpinan AS dan Zionis untuk melemahkan dua faktor tersebut, seraya mengatakan, "Apapun yang mereka lakukan, dua faktor ini tetap ada dan dengan izin Allah akan selalu ada."

Rahbar juga menyinggung berbagai cara yang dilakukan kekuatan hegemonik Barat untuk menggoyahkan keteguhan para pejabat pemerintahan Islam dan menebar pesimisme di tengah rakyat. Beliau mengatakan, "Para petinggi Barat berulang kali menyatakan bahwa sanksi dan tekanan terhadap Iran sengaja dibuat untuk mengeluarkan rakyat dari medan dan memaksa para pejabat pemerintahan Islam di Iran untuk meninjau ulang prinsip mereka. Tapi apa yang dilakukan Barat tidak akan pernah membuahkan hasil. Sebab, orang-orang licik itu menduga bahwa Iran saat ini berada dalam kondisi yang mirip ketika peristiwa Syi'ib Abu Thalib terjadi. Padahal kondisi yang ada saat ini lebih mirip dengan kondisi Perang Badr dan Khaibar."

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menandaskan, "Ketika rakyat Iran, dengan membanggakan, sukses meraih banyak prestasi sementara prestasi-prestasi lainnya sudah nampak di depan mata, kubu arogansi menakut-nakuti rakyat dan para pejabat Iran lewat sanksi dengan maksud untuk mengguncang mental mereka atau menjauhkan rakyat dari medan. Padahal, rakyat Iran dengan arif telah memilih jalannya yang penuh kebanggaan ini dan untuknya, bangsa ini telah banyak berjuang dan mempersembahkan darah orang-orang yang paling mereka kasihi."

Beliau menegaskan bahwa laju perjalanan bangsa Iran menuju puncak sukses tak akan pernah berhenti. Ditambahkannya, "Upaya merusak tekad dan semangat rakyat dan pejabat pemerintahan Islam dilakukan musuh justru ketika kekuatan dan kemampuan Republik Islam saat ini tidak bisa dibandingkan dengan kondisi 20 atau 30 tahun yang lalu, sementara kedigdayaan luar kubu arogansi sudah jauh berbeda dengan kondisi masa lalu dan terus melemah."

Terkait masalah pemilihan umum parlemen yang tak lama lagi akan digelar di Iran, Rahbar membeberkan skenario musuh yang sejak lama sudah menyiapkan anasirnya di dalam negeri untuk meminimalkan partisipasi rakyat dalam ajang pemilihan anggota legislatif. "Berkat inayah Allah, partisipasi rakyat pada pemilu ini akan membuat musuh gigit jari," tegas beliau.

Lebih lanjut beliau mengimbau semua pihak untuk ikut menyukseskan jalannya pemilu. Menurut Rahbar, dalam setiap pemilu ketidakpuasan sebagian kalangan adalah fenomena yang wajar terjadi.

Ayatullah al-Udzma Khamenei mengingatkan bahwa pemilu legislatif adalah momentum yang sangat penting dan menentukan bagi Iran. Ditegaskannya, Karena itulah, kubu arogansi seperti Amerika, Inggris, Zionis dan lainnya berusaha keras untuk merusak pemilu ini dengan tujuan menebar kekecewaan di tengah rakyat."

Beliau mengimbau para calon legislatif untuk mengedepankan niat mengabdi kepada rakyat dan negara bukan untuk meraih kepentingan pribadi atau tujuan-tujuan buruk lainnya, bersaing secara sehat, dan tidak menggunakan dana negara untuk kampanye. Kepada masyarakat umum, beliau menyeru untuk selektif dalam memilih anggota parlemen. Imbauan lainnya beliau tujukan kepada badan penyelenggara pemilu dan pengawas untuk menjaga suara rakyat sebagai amanat yang ada di tangan mereka. (IRIB Indonesia/PH)

Syiah dan Sunni Saudara Kandung jar warga banua

 

Banjar..bujur banar..tapi kalau Zionis...La alias Tidak




Oleh: Ahmad Barjie B
 
Tutup tahun 2011 ukhuwah islamiah di tanah air sedikit ternoda. Sejumlah orang membakar pesantren, mushala dan rumah warga yang dikategorikan berpaham Syiah di Kecamatan Omben Sampang, Madura.

Komunitas muslim pimpinan Ustadz Tajul Muluk itu sempat dievakuasi, namun menolak relokasi apalagi transmigrasi ke daerah lain.

Peristiwa ini patut kita prihatinkan, karena: Pertama, selama ini tidak biasanya ada sekelompok orang menyerang muslim Syiah di negeri ini secara fisik. Yang sering terjadi seperti penyerangan aliran Ahmadiyah, al-Qiyadah al-Islamiah, Lia Eden, pelaku maksiat, penyakit masyarakat dan sejenisnya.

Terhadap aliran Syiah hubungan kita cukup rukun, dan kalau pun berbeda biasanya dicairkan melalui wacana, diskusi, dialog atau mujadilah bi al-husna. Ketua Umum PB-NU Said Aqiel Siraj mencurigai ada yang memprovokasi kasus ini guna merusak kedamaian dan hubungan baik yang selama ini terjalin.

Kedua, walaupun selama ini tidak jelas di mana saja dan berapa jumlah muslim Syiah di tanahair, namun kita percaya mereka cukup besar. Walaupun tidak begitu nampak, banyak dari kalangan umat Islam sesungguhnya identik bahkan bersimpati terhadap Syiah. Kasus ini perlu sekali diantisipasi agar tidak eskalatif. Sama sekali tidak ada gunanya jika Syiah dijadikan sasaran kekerasan baru.  Kalau kasus ini membesar, orang yang senang muslim tidak solid akan tertawa.

Saudara kandung
Antara kelompok Syiah (Syi’i) dengan Ahl al-Sunnah wa al-Jamaah (Sunni) sebenarnya bersaudara kandung, sebab berasal dari satu rumpun Islam yang sama yang diajarkan Rasulullah SAW. Dasar yang digunakan kedua aliran ini sama-sama Alquran dan hadis.

Hanya ada beberapa nuansa furuiyah (cabang) yang membedakannya, yang sesungguhnya tidak mendasar. Ada kelompok Syiah yang azannya ditambah dengan kalimat pujian kepada Ali bin Abi Thalib.  Hadis-hadis yang mereka pegangi banyak diriwayatkan oleh para ulama Syiah. Kecintaan kepada Ahl al-Bait (keturunan Rasulullah), baik itu sayyid (keturunan Hasan) maupun syarif (keturunan Husein).

Keduanya disebut habib jamaknya habaib, lebih tinggi dan cenderung fanatik ketimbang Sunni. Dan mereka lebih taat kepada imam atau pemimpinnya, karena konsep imamah dianggap penting.

Pemahaman, cara berpakaian dan sistem peribadatan mungkin juga agak berbeda, namun semua itu masih dalam koridor cabang, bukan pokok. Karena itu organisasi-organisasi besar Islam seperti MUI, NU, sudah lama menegaskan Syiah bukan aliran sesat. Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsiddin juga menyatakan hal sama. Penegasan ini dinyatakan lagi menyikapi peristiwa Sampang, Madura.

Jauh sebelumnya, mantan presiden Gus Dur menegaskan bahwa Syiah dapat dikatakan sebagai mazhab kelima dalam Islam, sesudah mazhab Hanafi, Maliki, Syafii dan Hanbali. Lebih-lebih kelompok Syiah Zaidiyah, oleh para ulama terdahulu dikatakan sebagai mazhab yang paling dekat dengan mazhab empat, yang dianut mayoritas muslim Sunni.

Karena kedekatan itu, tidak beralasan kita bermusuhan dengan Syiah. Apalagi dalam banyak hal kita juga mempraktikkan amalan dan doa yang banyak dipraktikkan kelompok Syiah. Pembacaan aneka syair maulid, seperti al-diba’i, al-barzanzi, al-habsyi, qasidah burdah dan banyak lagi, hakikatnya merupakan amalan kalangan muslim Syiah.

Isinya banyak sekali berisi pujian kepada Rasulullah dan ahl al-bait, dan itu tidak salah, karena sudah seharusnya demikian.

Menurut SB Assegaf Imam Syafii sebagai imam utama kalangan Sunni pernah mengatakan: “Andaikan karena mencintai keluarga Rasululah itu disebut Syiah, maka saksikanlah wahai jin dan manusia, bahwa sesungguhnya aku adalah Syiah”. Kalau sudah begini untuk apa kita bermusuhan.

Berhutang budi
Tanpa mengenyampingkan golongan muslim lain, umat Islam Indonesia sesungguhnya berhutang budi pada muslim Syiah. Banyak sejarawan mengatakan, Islam Nusantara asal mulanya didakwahkan keturunan pedagang Arab dari Hadramaut-Yaman. Mereka ini pelarian Syiah dari Irak karena tekanan politik.  Hanya saja identitas Syiahnya tidak tampak lagi.

Dalam perkembangan Islam kemudian, mereka juga sangat gigih berdakwah. Lihat saja betapa banyak kalangan habaib yang all out di dunia dakwah. Bahkan  komunitas yang sangat aktif melawan kemaksiatan dan penyakit masyarakat, juga dari kalangan mereka. Apakah mereka Syiah atau bukan, yang jelas banyak habaib di dalamnya.  

Tak hanya berdakwah bi al-hikmah, bi al-lisan dan bi al-hal, mereka juga proaktif berdakwah bi al-kitabah (lewat buku/kitab, tulisan, majalah, suratkabar dsb). Percerahan dan penyadaran beragama di dunia dan di tanah air banyak karena peran ulama dan penulis golongan ini.

Pada ranah politik internasional, golongan Syiah pula yang berani pasang badan melawan arogansi dan agresi Israel, Amerika dan sekutunya.  Lihat saja di tengah diamnya sejumlah negara Arab yang mayoritas penganut Sunni, Iran yang Syiah justru tampil berani, garang dan galak. Demikian pula pejuang Hizbullah yang Syiah di Lebanon.

Gengsi umat Islam dunia masih bisa tegak karena militansi mereka. Keberanian ini adalah warisan sejarah karena dalam banyak era kekhalifahan, seperti Bani Umaiyah dan Abbasiyah kaum Syiah (saat itu disebut Alawiyin) mengalami tekanan, sehingga menjadi militan. Mereka lebih serius dalam beragama dan memperjuangkannya, tidak sambil lalu.

Karena itu mari kita saling menghargai. Islam memang warna-warni dan menghargai perbedaan. Apapun nama kelompok muslim, sepanjang mereka tetap berpegang pada Alquran dan hadis, mereka saudara kita.

Para ulama perlu mendakwahkan Islam yang inklusif dengan menekankan persamaan, jangan mudah menyalahkan, menyudutkan, apalagi mengkafirkan dan menganggap kelompok lain sesat.  Umat Islam perlu banyak belajar, membaca dan membanding, agar wawasan keislaman luas, tidak picik dan sempit.

Orang dan kelompok yang suka menyalahkan biasanya karena berpandangan sempit. Tak ada yang lebih utama di antara kita kecuali yang paling bertakwa.

Penulis/Beliau adalahSekretaris Umum Yayasan & Badan Pengelola Masjid at-Taqwa Banjarmasin/Banjarmasinpost.co.id - Kamis, 5 Januari 2012 | 01:06 Wita




BENANG MERAH SUNNI DAN SYI'AH
( WARGA BANUA BANJAR GIN "BAKUCIAK" )


OLEH: Ahmad Barjie B
Tulisan saya disebuah media (Banjarmasin Post) edisi Kamis 5 Januari  2012 berjudul "Syi'ah dan Sunni Saudara Kandung" mendapat respon cukup positif dari sebagian masyarakat, khususnya kalangan Syi'ah dan Majelis Ahlulbait didaerah ini. Mereka minta izin memotokopi untuk disebarkan kepada beberapa kalangan, termasuk pada Peringatan Arbain di Gedung Jeddah Embarkasi Haji Banjarbaru, Sabtu, 14 Januari.
Peringatan Arbain ini dilaksanakan oleh Majelis Ahlulbait daerah ini dalam rangka memperingati 40 hari wafatnya Husein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah saw yang tewas sebagai syahid di Karbala,Irak, setelah di bantai dengan sadis oleh pasukan Yajid bin Muawiyah di bawah pimpinan panglima Ubaidilah bin Ziad. Bilangan 40 hari mereka hitung sejak hari Asyura 10 Muharram, sebab peristiwa terbunuhnya Husein itu terjadi tanggal 10 Muharram 61 H, sekitar 20 tahun setelah terbunuhnya Khalifah keempat Khulafa al-rasyidun Ali bin Abi Thalib.
Saya berhadir dalam acara tersebut untuk menghormati undangan yang disampaikan oleh panitia. Salah seorang panitia dari Banjarbaru bersusah-susah datang malam hari ke alamat saya di Banjarmasin guna menyampaikan undangan. Sesuai dengan amanatnya saya boleh mengajak orang lain meskipun tidak ada undangan tertulis. 
Setelah mengajak sejumlah orang, banyak yang merasa tertarik dan mengaku akan hadir. Tetapi menjelang berangkat, ada yang membatalkan dengan alasan, kegiatan ini dilaksanakan oleh kelompok Syiah. Ada pula teman dari Banjarmasin yang berhasil saya ajak hingga ketempat acara, tetapi begitu acara dimulai ia memilih pulang. Sambil bergurau ia beralasan tidak mau kalau-kalau disorat kamera, hingga nanti ada orang dikampungnya yang melihat dan mengira ia bagian dari muslim Syiah.
Sebenarnya acara ini sifatnya terbuka bagi siapa saja. hal ini tampak dari sambutan panitia pelaksana. Mereka menyebutkan Walikota Banjarbaru atau yang mewakilinya,          
Ketua DPRD Banjarbaru atau yang mewakilinya, Kepala Kementrian Agama Banjarbaru atau yang mewakilinya, pengurus MUI, NU, Muhammadiyah, HMI, PMII dan sebagainya. Tetapi kalangan eksternal yang mereka undang, hormati dan sebutkan itu tidak tampak kelihatan, sehingga nyaris kegiatan yang cukup besar ini hanya dihadiri oleh kalangan internal. Padahal sekiranya acara tersebut diikuti oleh peserta yang heterogen tentu positif dan mencerahkan.  
Melihat keengganan dan ketidakhadiran sejumlah kalangan tersebut, saya mengambil kesan bahwa umumnya masyarakat muslim di daerah kita ini belum memiliki semangat dialogis dan keterbukaan yang memadai. Semangat kerukunan dan Ukhuwah Islamiah terhadap suatu kelompok dan aliran agama yang relatif berbeda dalam aspek-aspek tertentu, belum menonjol. Kesiapan untuk berbeda dalam memahami ajaran agama belum begitu terbangun. Keadaan begini kurang kondusif dalam menciptakan kerukunan dan soliditas umat, dan bila di teruskan dikhawatirkan akan mudah menimbulkan kesalah pahaman dan perpecahan.
Orang mudah melakukan klaim kebenaran dan atau memvonis sesuatu sebelum mengetahui lebih jauh. Orang cenderung menggunakan pendapatnya pribadi atau kelompoknya saja tanpa melakukan urun rembug dan cross check dengan pendapat lain. Padahal MUI, NU, dan Muhammadiyah sudah tegas menyatakan bahwa Syiah bukan aliran sesat dan ia masih dalam rumpun islam yang diakui hak dan keberadaannya ditengah komunitas muslim lainnya. Banyak ulama menyatakan Syiah merupakan mazhab kelima setelah Hanafi, Maliki, Syafii dan Hambali. Kalau kita benar-benar mengikuti para ulama dan organisasi Islam yang kita rujuki, mestinya keengganan itu tidak terjadi.

Kerangka normatif

Saya mengikuti acara itu dari a sampai z. Acara di mulai dengan membaca surah Yasin, dilanjutkan tahlil dan doa arwah dan doa haul seperti kebanyakan dilaksanakan oleh kalangan muslim Sunni yang melaksanakannya. Di dalam doa disertakan doa memohon keselamatan untuk Sayyidina Husein dan keluarganya yang tewas di Karbala. Pengatur acara menyelingi mata acara dengan menekankan kecintaan kepada Ahlul Bait dan menghormati pengorbanan mereka. Setelah membaca ayat-ayat suci Al-quran, acara di isi ceramah oleh Habib Thoha al-Musawa dan Habib Ahmad Baraqbah.
Diantara isi ceramah adalah perlunya menghayati perjuangan Imam Husein bin Ali beserta keutamaan dan sifat-sifat mulia cucu Rasulullah tersebut. Dianjurkan, kalau selama ini masyarakat Islam di Kalsel sering mengadakan pembacaan manakib Syekh Abdul Qadir Jaelani dan Syekh Muhammad Samman al-Madani, alangkah baiknya juga jika diadakan pembacaan manakib Sayyidina Husein bin Ali atau Ahlul Bait  yang lain seperti Fatimah al-Zahra putri Rasulullah, Zainab bin Ali, dll, sebab mereka lebih dekat dengan Rasulullah saw dan menjadi anak cucu kesayangan beliau.
Dalam ceramah tersebut juga diceritakan kronologis terbunuhnya Husein yang sangat mengenaskan. Keluarga Husein yang hanya berjumlah 40 orang dibantai oleh tentara Yajid yang berjumlah 35 ribu orang. Kepala beliau dipenggal dan dilecehkan, anak-anak dan sedikit wanita yang dibiarkan hidup dirantai dan diarak dalam perjalanan jauh menuju kota Damaskus Syiria sambil dihinakan. Karena itu makam Husein ada dua, satu makam kepalanya dan satu makam tubuhnya.
Mengenang peristiwa ini penceramah dan sebagian hadirin menangis. Tetapi histeria hadirin masih terkendali, tidak seperti muslim Syiah Irak ataupun Iran yang meratapi kematian Husein sambil memukul dan melukai tubuhnya hingga berdarah-darah. Bahkan boleh jadi tangisan peserta ESQ lebih keras dari jamaah arbain ini. kesedihan mereka wajar karena tragedi itu nyata adanya. Kita semua patut bersedih dan menyesal mengapa peristiwa itu terjadi dan menjadi noda hitam dalam sejarah Islam.
Acara yang dilatari beberapa spanduk yang menggambarkan peristiwa tersebut dan diselingi pembacaan puisi dan shalawat kepada Nabi dan keluarga tersebut, diakhiri dengan prosesi "Ziarah" Seluruh peserta diminta berdiri menghadap kiblat. Di mimbar  kehormatan dibentangkan kembang berantai lalu sama-sama membaca shalawat dan doa untuk Husein dan Ahlul Bait lainnya, doa untuk orang tua/keluarga kita sendiri serta untuk muslimin dan muslimat semuanya.

Soal penafsiran 

Melihat materi acara, tampak kegiatan arbain masih dalam koridor normatif, bahkan relatif sama dengan yang dilakukan oleh sebagian muslim Sunni yang mentradisikan peringatan haul dan doa-doa untuk arwah orang tua dan para ulama yang di anggap berjasa dan memiliki karomah.
Bedanya tampak dari aplikasi keberagaman dan segi penafsiran. Hadis yang mereka gunakan tentang keutamaan anak-cucu rosulullah dikalangan Sunni tidak terlalu di tonjolkan, karena Sunni mengaggap semua sahabat dekat Nabi memiliki keutamaan, termasuk di dalamnya Ali bin Abi Thalib. Mereka juga menonjolkan hadis dimana Nabi  mengatakan bahwa keluarga Ahlul Bait adalah perahu keselamatan, siapa yang mencintai Ahlul Bait akan bersama Nabi di dalam surga dan siapa yang membencinya sama artinya dengan membenci Nabi sendiri.
Mereka memang sangat menghormati Ali ra, tanpa mengabaikan atau menyalahkan sahabat yang lain. Mereka cenderung mengaggap Imam Ali dan keturunannya (Imam 12) tergolong ma'sum dengan bersandar kepada QS al-Ahzab ayat 33. Selain sandaran dalil naqli juga karena kepribadian para Ahlul Bait itu sangat terpuji dan setia mempertahankan Islam dengan jiwa raganya.
Jika kita kaji surah al-Ahjab ayat 33 trb, memang di sebutkan Allah menghendaki Ahlul Bait itu bersih sebersih-bersihnya (yuthahhirakum tathhira). Hanya saja dalam Tafsir Jalalain, disebutkan maksud Ahlul Bait disini adalah para istri Nabi, yang oleh Allah diperintahkan agar tidak keluar rumah dan tidak menampakkan perhiasannya (tabarruj) seperti wanita jahiliyah dahulu. Dalam Al-Quran dan terjemahnya terbitan kementrian Agama, Ahlul Bait di artikan keluarga atau rumah tangga Nabi. Dalil ini bagi kalangan Syiah dijadikan sandaran bahwa Ahlul Bait yang lain juga bersih dari dosa.
Melihat hal di atas, tampak bahwa perbedaan antara Sunni dengan Syiah hanya beda penafsiran terhadap sesuatu nash.
(Re-write by : team banjarkuumaibungasnya.blogspot.com/KNY/MFF/AR/R/19/01/2012/Radar Banjarmasin-OPINI- hal.3 edisi selasa, 17 Januari 2012)



0 comments to ""Urang Banjar bapander Parsatuan Islam" : Minoritas di Indonesia.....Kasian deh lo...!!!!! Inilah dampak penyebaran Islam dengan baju agama yg menampilkan "Kekerasan"...."

Leave a comment