Home , , , � NU

NU


NU Balik Kandang


Pasangan pemimpin Nahdatul Ulama (NU), KH Sahal dan KH Said Aqil Siradj, yang baru terpilih dalam acara Muktamar NU di Makassar diharapkan bisa menjawab kebutuhan mendesak. Harapan itu berupa porsi lebih besar kepada kaum muda untuk melakukan terobosan. Harapan tersebut khususnya dikemukakan golongan muda yang diwakili oleh PB Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Melalui Sekjen PMII, Zaini Shofari, kaum muda NU mengharapkan terobosan baru di bidang gerak dan pikir. Hal ini diungkapkan Zaini Shofari saat menanggapi terpilihnya KH Sahal dan KH Said Aqil Siradj.

Selain memberi porsi lebih besar kepada kaum muda NU untuk mengembangkan kreativitasnya melakukan berbagai terobosan dalam gerak dan pikir, kata Zaini, duet pemimpin baru ini diharapkan terus memberikan pelayanan yang menyangkut moral dan perbaikan bangsa serta pencerahan kepada masyarakat.

PB PMII juga amat berharap, penguatan di basis ekonomi, pendidikan, dan kesehatan harus menjadi prioritas. Ini penting, agar jargon pengusung `ahlul sunnah wal jamaah` dapat diterapkan dengan nyata secara menyeluruh, baik di kota maupun desa.

Zaini berpendapat, duet pemimpin ini mesti mampu membuat formula baru bagi pengembangan NU di kota-kota. Menurutnya hal ini disebabkan, karena `Nahdlyin` telah bermetamorfosis dengan masuk ruang profesi mana pun. Tidak hanya pergeseran geografis semata.

Nahdlatul Ulama (NU) menjadi harapan besar bagi pencerahan umat dalam berbagai aspek kehidupan. Karena itu calon Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) harus bersih dari politik praktis. Soal adanya adanya kandidat yang punya keislaman dianggap tak masalah.

"Sebagai ormas keagamaan terbesar, maka NU ke depan harus konsentrasi melakukan pemberdayaan dan pencerahan kepada warga nahdliyyin dan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara. Untuk itu, secara institusi maupun tokoh, NU harus bersih dari politik praktis dan tidak masalah jika mempunyai pemikiran liberal. Itu sesuai dengan Khittah NU 1926," hal ini diungkapkan sendiri oleh Aqil Siradj dalam diskusi "Liberaliasai Pemikiran Keagamaan" yang diselenggarakan FPKB DPR beberapa waktu lalu.

Soal pemikiran liberal selama tidak keluar dari teks, konteks dan kaidah keislaman justru hal itu merupakan sesuatu yang harus terus dikembangkan di NU. "Kalau kita mempersoalkan liberalisme pemikiran keagamaan Islam, ini bukti mereka tidak mengetahui sejarah pemikiran Islam. Liberalisme itu sudah terjadi sejak zaman khulafaurrasyidin; Abu Bakar, Umar, Utsaman dan Ali dan para ulama tabiin,"ujar Said Aqil Sirajd.

Hal yang sama diungkapkan oleh Masdar F. Mas'udi jika bersih dari politik itu merupakan suatu keharusan, agar NU tidak diseret-seret untuk kepentingan politik praktis. Lain halnya dengan liberalisme yang di NU sudah merupakan tradisi yang mesti dikembangkan sepanjang berdasarkan pada Al-Quran, hadits, tafsir dan merujuk kepada kaidah para ulama.

Bahkan diawal berdirinya NU, 30 Februari 1926 sudah terjadi perbedaan pemikiran dengan munculnya ‘Tashwirul Afkar' dan perbedaan yang tajam antara KH. Hasyim Asy'ari dengan Syekh Yasin al-Pasuruani. Kedua kiai itu kata Masdar, berbeda pendapat soal dibolehkannya pendidikan untuk perempuan di sekolah-sekolah dan pesantren. "Mbah Hasyim membolehkannya, tapi Syekh Yasin melarangnya. Jadi, kalau tidak ada terobosan pemikiran Mbah Hasyim, tidak mungkin kaum perempuan maju seperti sekarang ini,"tutur Masdar.

Liberalisasi pemikiran keagamaan itu tidak akan berhenti, kecuali dilarang berpikir. Yang jelas katanya, jika hanya mendasarkan pada nalar murni maka akan terjadi sepekulasi-sepekulasi pemikiran. Tapi, kalau dengan pertimbangan kemaslahatan untuk rakyat yang lebih besar kata Masdar, maka liberalisme itu justru lebih bermanfaat daripada pemikiran fikih atau syariah yang hanya diperuntukkan bagi kepentingan diri atau kelompok tertentu saja.

Masdar menuturkan,"Jadi, liberalisme pemikiran keagamaan yang positif harus terus didorong. Liberalisme nalar positif juga merupakan fikih yang harus dikembangkan. Fikih itu harus menyentuh kepentingan rakyat. Toh, hal itu sudah terjadi sejak zaman sahabat Umar bin Khottob."

Ditanya, bagaimana dengan munculnya dua kelompok pemikiran keagamaan antara liberalisme dan fundamentalisme yang dipelopori oleh anak-anak muda NU seperti Ulil Abshar Abdalla dkk? Baik Said Aqil Siradj maupun Masdar F. Mas'udi menyatakan hal itu masih terjadi sampai sekarang. Persoalannya, kedua pemikiran yang ada itu tidak pernah didialogkan secara terbuka (tabayyun).

Mestinya kata Said Aqil, konsep tabayyun itu dikembangkan, tapi tidak tahu mengapa justru tidak ada. Oleh sebab itu menurutnya, biarkan saja bergulir secara alami dengan terus melakukan dialog intensif di internal maupun eksternal NU, sehingga pada saatnya anak muda NU memiliki tempat di struktural NU sendiri.

Padahal lanjut Said Aqil, ketika KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memimpin NU banyak pemikiran liberal yang dahsyat dan luar biasa. Anehnya tidak banyak kiai NU yang protes. "Mungkin hal itu karena Gus Dur memang hebat dan banyak dibela oleh kiai-kiai yang lain. Sedangkan Ulil Abshar dkk tidak ada yang bela. Tapi, anak muda seperti itu tetap harus diberi tempat dan dirangkul oleh PBNU,"tandas Said Aqil Siradj berharap.

Sebelumnya dalam kampanyenya Aqil Siradj berjanji membawa NU pulang kandang yaitu ke pesantren. Seperti diberitakan Antara KH Said Aqil Siradj bertekad akan mengembalikan NU ke pesantren dan mengambil jarak dengan dunia politik.

Ia mengatakan, "Kembali ke basis pesantren bukan berarti kembali mondok (tinggal di pesantren), tapi kembali ke cara berfikir, cara hidup, dan cara pandang pesantren." Dikatakannya, kekuatan NU berada pada pesantren dan berkat pesantren pula NU dapat bertahan, bahkan menjadi organisasi Muslim terbesar di dunia hingga saat ini.

Menurutnya,"Kekuatan NU berada di pesantren. Tanpa pesantren, NU hanya akan tinggal nama." Untuk kembali ke pesantren, ujarnya, NU harus mengurangi aktivitas yang terkait dengan persoalan politik. Para pengurus teras PBNU jangan sampai terlalu jauh berurusan dengan dunia politik. Berpolitik boleh, tapi mainnya yang cantik. Biarlah yang kelihatan bermain politik cukup banom-banom (badan otonom) NU saja, sementara NU-nya jangan sampai ikut berpolitik.

Sementara itu terdapat pihak yang menyayangkan muktamar NU kali ini karena adanya money politics. Gus Mus -panggilan KH Mustofa Bisri- merasa risau atas perkembangan muktamar yang berbau politik uang. Dia berpandangan, tidak selayaknya muktamar NU yang merupakan organisasi yang didirikan para ulama itu menjadi ajang seperti pilkada.

Dia prihatin karena ada upaya pihak-pihak tertentu yang menginginkan pemilihan rais am juga lewat voting. Padahal, dalam tradisi organisasi tersebut, para kiai sangat dihormati dan disegani, sehingga untuk memilihnya tidak perlu harus dengan voting. Apalagi, alasan voting itu adalah karena rais am sebelumnya dianggap kurang tegas.

NU seharusnya berbicara moral dan kemaslahatan umat. Sebab, para anggotanya adalah orang-orang alim dan mengerti agama, kata Gus Mus. Karena itu, wajar dia risau bila organisasi ulama tersebut telah berubah menjadi organisasi yang mementingkan kekuasaan dan pemilihan beraroma transaksi. (berbagai sumber,irib)

Said Aqil Siraj akhirnya terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2010-2015 lewat Muktamar ke-32 Nahdlatul Ulama (NU) di Asrama Haji Sindiang, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (27/3) malam. Said unggul dengan perolehan 294 suara dari rivalnya Slamet Effendi Yusuf yang mendapat 201 suara. Sebelumnya, KH Sahal Mahfudz, terpilih menjadi Rais Aam PBNU.

Selama penghitungan suara berlangsung, pendukung kedua kubu terus menyemarakkan suasana. Pendukung Said dan Slamet terus memekikkan kalimat ‘Allahu Akbar’ saat kedua nama jagoan mereka disebut. Said Aqil Siraj dan Slamet maju ke putaran kedua setelah memperoleh masing-masing 178 suara dan 158 suara. Keduanya dianggap memenuhi syarat untuk maju dalam putaran kedua pemilihan calon ketua umum PBNU.

Dalam tata tertib muktamar seorang calon harus mengumpulkan 99 suara untuk ditetapkan sebagai calon ketua umum. Sementara itu, Sholahuddin Wahid (Gus Solah) hanya mendapatkan 83 suara, Ahmad Bagja (34), Ulil Absar Abdala (22), Ali Maschan Moesa (8), Abdul Aziz (7), Masdar Farid Mas’udi (6). Mereka gagal memperoleh angka 99 suara dari muktamirin sehingga tidak bisa mengikuti putaran kedua.

Profil Ketum PBNU yang baru saja terpilih tersebut, mari kita simak bersama.

Nama : Prof Dr KH Said Agil Siradj
Nama lengkap : Said Aqil Siradj
Nama istri : Nur Hayati Abdul Qodir

Nama Anak:

1. Muhammad Said Aqil
2. Nisrin Said Aqil
3. Rihab Said Aqil
4. Aqil Said Aqil

Tempat dan tanggal lahir: Cirebon, 03 Juli 1953
Hobby: Membaca, Silaturrahmi dan Ibadah

Riwayat Pendidikan

- Pendidikan Formal
1. S1 Universitas King Abdul Aziz, jurusan Ushuluddin dan Dakwah, lulus 1982
2. S2 Universitas Umm al-Qura, jurusan Perbandingan Agama, lulus 1987
3. S3 University of Umm al-Qura, jurusan Aqidah / Filsafat Islam, lulus 1994

- Non-Formal

1. Madrasah Tarbiyatul Mubtadi’ien Kempek Cirebon
2. Hidayatul Mubtadi’en Pesantren Lirboyo Kediri (1965-1970)
3. Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta (1972-1975)

- Pengalaman Organisasi

1. Sekertaris PMII Rayon Krapyak Yogyakarta (1972-1974)
2. Ketua Keluarga Mahasiswa NU (KMNU) Mekkah (1983-1987)
3. Wakil Katib ‘aam PBNU (1994-1998)
4. Katib ‘aam PBNU (1998-1999)
5. Penasehat Gerakan Anti Diskriminasi Indonesia (Gandi) (1998)
6. Ketua Forum Komunikasi Kesatuan Bangsa (FKKB) (1998-sekarang)
7. Penasehat Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam UI (1998-sekarang)
8. Wakil Ketua Tim Gabungan Pencari fakta (TGPF) Kerusuhan Mei 1998 (1998)
9. Ketua TGPF Kasus pembantaian Dukun Santet Banyuwangi (1998)
10. Penasehat PMKRI (1999-sekarang)
11. Ketua Panitia Muktamar NU XXX di Lirboyo Kediri (1999)
12. Anggota Kehormatan MATAKIN (1999-2002)
13. Rais Syuriah PBNU (1999-2004)
14. Ketua PBNU (2004-sekarang)

- Profesional Kegiatan

1. Tim ahli bahasa indonesia dalam surat kabar harian Al-Nadwah Mekkah (1991)
2. Dosen di Institut Pendidikan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) (1995-1997)
3. Dosen pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1995-sekarang)
4. Wakil Direktur Universitas Islam Malang (Unisma) (1997-1999)
5. MKDU penasihat fakultas di Universitas Surabaya (Ubaya) (1998-sekarang)
6. Wakil ketua dari lima tim penyusun rancangan AD / ART PKB (1998)
7. Komisi member (1998-1999)
8. Dosen luar biasa Institut Islam Tribakti Lirboyo Kediri (1999 – sekarang)
9. Majelis Permusyawaratan Rakyat anggota fraksi yang mewakili NU (1999-2004)
10. Lulusan Unisma direktur (1999-2003)
11. Penasehat Masyarakat Pariwisata Indonesia (MPI) (2001-sekarang)
12. Dosen pascasarjana ST Ibrahim Maqdum Tuban (2003-sekarang)
13. UNU Dosen lulusan Universitas NU Solo (2003-sekarang)
14. Lulusan Unisma dosen (2003-sekarang)
15. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) 2010-2015

Semoga NU dibawah kepemimpinan Prof Dr KH Said Agil Siradj mampu lebih maju dan menjadi Ormas Keagamaan kelas dunia yang memberikan kontribusi pada kemaslahatan umat lebih besar

1 comments to "NU"

  1. Menangkan Jutaan Rupiah dan Dapatkan Jackpot Hingga Puluhan Juta Dengan Bermain di www(.)SmsQQ(.)com

    Kelebihan dari Agen Judi Online SmsQQ :
    -Situs Aman dan Terpercaya.
    - Minimal Deposit Hanya Rp.10.000
    - Proses Setor Dana & Tarik Dana Akan Diproses Dengan Cepat (Jika Tidak Ada Gangguan).
    - Bonus Turnover 0.3%-0.5% (Disetiap Harinya)
    - Bonus Refferal 20% (Seumur Hidup)
    -Pelayanan Ramah dan Sopan.Customer Service Online 24 Jam.
    - 4 Bank Lokal Tersedia : BCA-MANDIRI-BNI-BRI

    8 Permainan Dalam 1 ID :
    Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar66

    Info Lebih Lanjut Hubungi Kami di :
    BBM: 2AD05265
    WA: +855968010699
    Skype: smsqqcom@gmail.com

Leave a comment