Home , , � Pemuda Indonesia ..LUARBIASA...Harumkan INDONESIA..!!!!

Pemuda Indonesia ..LUARBIASA...Harumkan INDONESIA..!!!!

Dafid Fajar Rianto Buat Detektor Kebocoran Gas Elpiji Lewat SMS



Saat ini liquefied petroleum gas (LPG) atau sering kita sebut dengan gas elpiji sudah menjelma menjadi barang kebutuhan pokok rumah tangga.

Meski demikian, kewaspadaan saat menggunakan LPG tetap tidak boleh dilupakan. Salah satu resiko penggunaan gas LPG adalah terjadinya kebocoran pada tabung atau instalasi gas yang menyebabkan tabung gas LPG meledak. Penyebab utamanya adalah kebocoran pada selang atau pada regulatornya yang tidak terpasang dengan baik.

Hal itulah yang mendasari Dafid Fajar Rianto, mahasiswa Teknik Elektronika Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) membuat alat Deteksi Kebocoran Gas LPG menggunakan Mikrokontroler ATmega8535 melalui SMS, sebagai proyek akhirnya.

Mahasiswa angkatan 2006 ini menjelaskan bahwa cara kerja alat diawali dengan mikrokontroler membaca sensor gas yang akan mendeteksi adanya kebocoran gas. Jika tidak ada kebocoran, LCD akan menampilkan “gas aman” namun jika terjadi kebocoran, mikrokontroler akan menghidupkan buzzer untuk memberikan peringatan kemudian memproses data untuk mengirim SMS dan LCD dengan menampilkan “awas gas bocor!”

Dafid menuturkan bahwa dari hasil uji coba, alat ini telah sesuai dengan fungsi yang ditetapkan, yaitu dapat mendeteksi adanya kebocoran gas didepan sensor, dan memberi peringatan serta dapat mengirim pesan berupa SMS dari HP sistem ke HP user. Namun untuk pengembangan kedepannya, akan diusahakan agar sistem ini dapat mengirim ke dua nomor atau lebih, tuturnya.

Sumber: uny.ac.id,Juni 30, 2011,http://indonesiaproud.wordpress.com/2011/06/30/dafid-fajar-rianto-buat-detektor-kebocoran-gas-elpiji-lewat-sms/

Haryadi dan Ali Hanafi Raih Summa Cumlaude Doktoral dengan Studi Analisis & Terjemah di Maroko


Mahasiswa Indonesia di Maroko kembali mengharumkan nama bangsa dengan meraih Summa Cumlaude dalam sidang promosi doktoral. Muhammad Haryadi & Muhammad Ali Hanafi secara resmi menyandang gelar Doktor dengan nilai Musyarraf Jiddan.

Hasil itu yang diumumkan oleh tim penguji disertasi doktoral Fakultas Adab dan Ilmu Humaniora Universitas Abdel Malik Essaadi (UAE) Tetouan, sekitar 280 KM dari Rabat.

Sidang dilaksanakan secara terpisah dua hari berturut-turut pada 27 dan 28 Juni 2011. Sidang disertasi doktoral kali ini sangat unik karena kedua mahasiswa masing-masing melakukan studi analisis dan sekaligus terjemah ke dalam bahasa Indonesia.

Menurut promotor sidang kedua mahasiswa itu, Prof. Dr. Abdel Azez Chahbar, studi dan terjemah ini dilakukan dalam suatu kajian akademis untuk menambah bobot riset dan hasilnya nanti dapat langsung dinikmati oleh masyarakat Indonesia.

“Harapan saya sangat besar bahwa kajian akademis plus terjemah ini akan menjadi semacam gerakan membangun kembali jembatan peradaban dan kebudayaan antara Maroko dan Indonesia yang sebenarnya telah eksis sejak pertama kali Ibn Batutah menginjakkan kakinya di kepulauan nusantara dalam perjalanannya menuju Cina”, tegas Chahbar.

Keunikan lainnya, untuk melakukan bagian penilaian penterjemahan, pihak kampus mengundang dua dosen dari Indonesia, yakni Dr. M. Nurshamad Kamba (UIN Bandung) alumni Cairo University dan Dr. Torkis Lubis (UIN Malang) alumni Universitas Mohamed V Rabat.

M. Haryadi yang saat ini juga merupakan staf lokal KBRI Abu Dhabi melakukan studi analisis dan terjemah ceramah-ceramah dari ulama Timur Arab pada Pengajian Ramadhan di Kerajaan Maroko atau yang masyhur dikenal dengan Durus Al-Hassaniyah sejak pertama kali diadakan tahun 1963 hingga tahun 1991.

Durus Al Hassaniyah merupakan pengajian yang dibuat oleh Raja Maroko Hassan II dan diabadikan sampai saat ini oleh penerusnya Raja Mohamed VI dengan mengundang ulama-ulama dari berbagai penjuru dunia.

Pengajian khusus Ramadhan ini diadakan untuk memberi pencerahan kepada Raja yang merupakan pemimpin spiritual (Amirul Mukminin) sekaligus pemimpin tertinggi pemerintahan di Maroko untuk membuat kebijakan-kebijakan dan menjalankan roda pemerintahannya.

Tema-tema yang dibahas selalu berkaitan dari inti sebuah ayat atau hadis yang dielaborasi secara kontekstual menyikapi isu-isu yang terjadi baik politik, sosial, ekonomi, pendidikan dan kebudayaan di Maroko khususnya ataupun di negara lainnya.

Tim penguji disertasi Haryadi diketuai oleh Prof. Dr. Mostafa Al-Ghachi, promotor Prof. Dr. Abdel Azez Chahbar, anggota Prof. Dr. Taoufik Al-Gholbzouri dari Fak. Ushuludin Univ. Al-Qarawiyyin, Dr. M. Nurshamad Kamba dan Dr. Torkis Lubis.

Sementara M. Ali Hanafi melakukan studi analisis dan terjemah Kitab Hadits Al-Muwatho’ karangan Imam Malik Bin Anas yang merupakan kitab rujukan pertama bagi Mazhab Maliki yang menjadi mazhab resmi di Maroko. Meski di Indonesia telah terbit dua edisi terjemah kitab ini, namun dalam hasil risetnya masih ditemukan kesalahan-kesalahan dalam penerjemahan terdahulu yang perlu diluruskan.

“Selain itu, penyusunan kitab dan bab pada edisi terjemah yang telah beredar di Indonesia juga terjadi perbedaan dari edisi kitab Al-Muwatho’ paling kredibel melalui jalur periwayatan Yahya Bin Yahya Al-Laitsi,” tambahnya lagi.

Sidang diketuai oleh Prof. Dr. Abdellatif Chahboun, promotor Prof. Dr. Abdel Azez Chahbar, anggota Prof. Dr. Mehdia Amnouh dan dua penguji yang sama dari Indonesia.

Dr. Nurshamad Kamba mengungkapkan bahwa langkah penerjemahan dan studi analisis ini mempunyai dua makna penting sekaligus sejalan dengan misi membangun jembatan peradaban antara kedua bangsa sebagaimana telah disampaikan oleh promotor sidang.

Pertama, hal ini sejalan dengan kerjasama yang telah sepakati oleh Kementerian Agama RI dan Kementerian Wakaf Maroko yang ditandatangani pada tahun 1997.

“Saya adalah bagian dari tim yang merumuskan kerjasama tersebut pada masa pak Tarmizi Thaher saat itu, karenanya saya merasa bangga bisa hadir saat ini menyaksikan salah satu sisi penerapan kerjasama tersebut yang diaplikasikan pada tingkat universitas dan grafik aplikasi kerjasama ini saya perhatikan akhir-akhir semain naik,” ujarnya.

Kedua, meski Maroko dan Indonesia secara geografis sangat jauh jaraknya, tapi kultur dan budaya kedua bangsa sejujurnya sangat dekat, karena itu perlu ada kerjasama lebih luas dan intensif untuk mentransfer pemikiran antara kedua bangsa melalui terjemah.

Menurut Nurshamad, Maroko dan Indonesia sama-sama menganut paham sunni meski berbeda mazhab fiqihnya, Maliki di Maroko serta Syafi’i di Indonesia. Dan yang lebih penting serta kontekstual saat ini bahwa pemikiran yang dianut oleh kedua bangsa sama-sama berdasarkan paham moderat dan inklusif yang harus dikembangkan untuk mengkonter fenomena radikalisme yang terjadi di seluruh dunia akhir-akhir ini dan untuk mewujudkan wajah Islam Rahmatan lil ‘Alamin.

“Saya pribadi telah jatuh cinta dengan kitab Al-Muwatho’ setelah berkesempatan membacanya secara lebih dalam, karena terlihat jelas visi moderat Imam Malik melalui hadits-hadits yang dikumpulkannya dan metode penyusunan setiap kitab serta bab yang mengandung pemahaman hukum-hukum fiqih yang moderat dalam magnum opusnya ini”, tegas Nurshamad.

Sidang dihadiri Dubes RI di Maroko H. Tosari Widjaja dan Ibu yang sempat menitikkan air mata dan merasa bangga dengan memberikan applause ketika hasil sidang diumumkan. Beberapa staf KBRI terlihat hadir, juga para mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di negeri matahari terbenam ini untuk memberikan dukungan kepada rekan dan keluarganya seperantauan.

“Kehadiran dan kesabaran Dubes RI beserta Ibu, unsur KBRI Rabat lainnya dan para mahasiswa Indonesia dengan menempuh perjalanan yang jauh dari Rabat hingga Tetouan adalah bukti besarnya perhatian pribadi Duta Besar RI dan bangsa Indonesia terhadap pendidikan mahasiswa-mahasiswanya di Maroko,” ungkap Dr. Chahboun.

Sumber: Deplu (KBRI Rabat),http://indonesiaproud.wordpress.com/2011/06/30/haryadi-dan-ali-hanafi-raih-summa-cumlaude-doktoral-dengan-studi-analisis-terjemah-di-maroko/

Mahasiswa Indonesia Juara P&G Asean Business Challenge 2011 di Singapura



Mahasiswa Indonesia kembali menunjukkan prestasi di tingkat regional. Kali ini, prestasi dipersembahkan oleh Mas Imam Aulia Azmi (UGM) bersama dengan 5 rekannya dari ITB dan UI yang tergabung dalam tim Aurum sukses menyisihkan tiga tim dari Malaysia, Vietnam, serta Thailand dan berhasil menjadi juara dalam P&G Asean Business Challenge (PG-ABC) regional final yang digelar pada 1-4 Juni 2011 di Singapura.

P&G ABC merupakan kompetisi yang diselenggarakan oleh perusahaan Procter & Gamble (P&G). Kompetisi ini bertujuan untuk memperkenalkan secara lebih mendalam proses bisnis perusahaan yang bergerak di bidang Fast Moving Consumer Goods (FMCG), yang digeluti oleh P&G. Kompetisi dibagi menjadi dua fase, yakni country final di Indonesia dan regional final di Singapura.

Dalam kompetisi regional final, setiap peserta ditantang untuk menyusun strategi berkaitan dengan rekrutmen karyawan P&G. Mas Imam dan rekan-rekannya pada tantangan kali ini menawarkan strategi dengan menekankan penggunaan teknologi, antara lain, dengan lebih banyak memanfaatkan media baru, seperti twitter, facebook, dan jejaring sosial lainnya.

“Strategi yang kami gunakan berbeda dengan tim lainnya, yaitu dengan menekankan penggunaan teknologi, seperti memanfaatkan facebook dan twitter, sebagai media penyebaran info rekrutmen. Mungkin ini yang menjadi nilai lebih sehingga kami dinyatakan sebagai juara,” jelasnya.

Sebelum maju ke tingkat regional, Aurum harus bersaing dengan lima tim lain di tingkat nasional. Kompetisi tingkat nasional diikuti oleh 30 peserta dari UI, ITB, UGM, Universitas Parahyangan, dan Prasetia Mulya Business School. Dalam kompetisi ini, peserta dibagi menjadi lima tim yang merupakan campuran dari kelima perguruan tinggi tersebut.

Tim Aurum dinyatakan sebagai pemenang di tingkat nasional setelah berhasil melewati tantangan melakukan penjualan salah satu produk P&G, Downy, dengan hasil penjualan paling tinggi di antara tim lainnya.

“Tim kami, Aurum, dinyatakan sebagai pemenang di tingkat nasional karena berhasil menjual produk paling banyak. Hal itu dicapai dengan menerapkan strategi marketing membidik spot-spot strategis dalam berjualan,” pungkas Mas Imam.

Sumber: Humas UGM (ugm.ac.id)/http://indonesiaproud.wordpress.com/2011/06/30/mahasiswa-indonesia-juara-pg-business-challenge-di-singapura/

Stephanie, Fitriani & Tim Bocce Indonesia Raih Emas di Special Olympics World Summer Games 2011, Athena


Atlet Stephanie Handojo dan Fitriani mengharumkan nama Indonesia dengan menyabet dua emas dari cabang akuatik (renang) pada hari pertama Olimpiade Dunia Tunagrahita 2011 atau Special Olympics World Summer Games 2011 di Athena, Yunani yang dibuka 25 Juni dan akan berakhir 4 Juli 2011.

Bertarung di nomor Gaya Dada 50 Meter Divisi F6, Stephanie Handojo, pelajar SMIP Kasih Ananda Jakarta, menyabet medali emas dengan catatan waktu 01:02.73. Medali perak diraih atlet Prancis Sophie Gonard (01:05.49) dan perunggu jatuh ke tangan atlet Belgia Tinne van Beylen (01:05.98).

Sedangkan Fitriani, dari Panti Sosial Bina Grahita Nipotowe Palu, Sulawesi Tengah, menggapai emas di nomor Gaya Dada 50 Divisi F8 dengan catatan waktu 00:49.99. Medali perak disabet atlet Charmaine Mifsud dari Malta (00:50.57), dan perunggu diraih Rachel Abigail Veldkamp dari Suriname (00:51.94).

“Prestasi ini menunjukan bukti nyata bahwa atlet tunagrahita Indonesia tidak kalah dengan atlet dari 184 negara di dunia sesuai dengan kelasnya,” ujar Menteri Sosial RI Dr. Salim Segaf Al Jufri seusai mendapat kehormatan mengalungkan medali kepada para juara diiringi kibaran merah putih dari supporter Indonesia.

Menteri mengharapkan doa dan dukungan dari seluruh bangsa Indonesia agar para atlet tunagrahita Indonesia yang bertarung di 6 cabang lainnya seperti bulutangkis, tenismeja, bolabasket, sepakbola, atletik dan bocce, juga dapat meraih medali emas seperti Stephanie dan Fitriani.

Sementara itu Dubes RI Ahmad Rusdi menyambut gembira dan sangat terharu atas capaian emas oleh Stepahnie dan Fitriani, yang membawa nama harum bangsa dan negara Indonesia di kancah internasional.

“Bagaimanapun persaingan yang sangat berat bagi atlet tunagrahita dalam olimpiade ini menjadi catatan sejarah bagi dunia olahraga Indonesia,” cetus Dubes, yang selalu mendampingi para atlet tunagrahita Indonesia sejak tiba di Athena.

Dubes juga menilai bahwa kehadiran Menteri Sosial RI menunjukkan perhatian pemerintah dalam mendukung dan memberikan semangat kepada para atlet tunagrahita Indonesia dalam olimpiade ini.

Tambahan Medali

Memasuki hari ketiga (28/6) Olimpiade Dunia Tunagrahita 2011 di Athena , para atlet merah putih kembali berjaya dengan menambah perolehan 1 emas dari cabang Bocce dan 1 perak dari renang .

Bocce adalah olahraga bola terbuat dari baja yang berakar pada permainan kuno di zaman Kekaisaran Romawi, mirip olahraga tradisional Prancis, jeu de boules. Orang Prancis menyebut bocce sebagai la variante italienne du jeu de boules (jeu de boules varian Italia).

Di bawah asuhan pelatih Triningsih, tim bocce Indonesia kategori campuran, yakni Ika Solehati (DKI), Vivi Indriani (Riau), Riko (Kalimantan Tengah) dan Fadilla Sobri (Bangka Belitung) menambah emas untuk republik setelah menundukkan Polandia di final.

Adapun tambahan 1 perak dipersembahkan oleh Daniel Wijayanto melalui perjuangan di cabang akuatik (renang) gaya bebas putera 100 meter Divisi M15. Daniel (26), atlet tunagrahita asal Surabaya yang kini tinggal di Semarang ini mencatatkan waktu 1:03.02 dalam pertarungan final melawan perenang dari Ekuador, Inggris, Israel, Jepang, Jerman, Jepang, Afrika Selatan dan Swedia.

Daniel hanya kalah tipis dari Valentino Henry Vergotine (Afrika Selatan) yang meraih emas dengan catatan waktu 01:01.77. Sementara perunggu diraih atlet Ekuador Jorge Jaime dengan catatan waktu 01:05.80.

Festival

Olimpiade Dunia Tunagrahita 2011 di Athena dibuka oleh Presiden Yunani di stadion bersejarah Kalimarmaro Athena pada 25 Juni 2011 yang dihadiri oleh 7.500 atlit dari 184 negara.

Acara pembukaan dihadiri dan dimeriahkan oleh para diva dunia, yang peduli pada tunagrahita, antara lain Celine Dion dan Stevie Wonder, juga para legenda olahraga seperti Johan Cruijff dari Belanda.

Olimpiade Dunia Tunagrahita 2001 di Athena juga menggelar side event (kegiatan sampingan, red) berupa Special Olympic Festival di Athens Olympic Sport Complex (OAKA) pada 26 Juni – 3 Juli 2011. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan kebudayaan untuk memperkenalkan seni dari negara peserta kepada para pengunjung.

KBRI Athena memanfaatkan kesempatan ini untuk menampilkan berbagai kerajinan dan kebudayaan Indonesia seperti angklung, gamelan, wayang golek, topeng Bali dan Jawa, serta warisan budaya tradisional lainnya.

Para pengunjung terutama anak-anak terlihat senang dan betah di anjungan Indonesia, karena mereka dapat mencoba memainkan gamelan dan angklung yang dipamerkan.

Sumber: DetikNews, Kompas/http://indonesiaproud.wordpress.com/2011/06/30/stephanie-fitriani-tim-bocce-indonesia-raih-emas-di-special-olympics-world-summer-games-2011-athena/

0 comments to "Pemuda Indonesia ..LUARBIASA...Harumkan INDONESIA..!!!!"

Leave a comment